Kasus Mayat di Kalideres: Yakin Ibu Masih Hidup, Anaknya Menangis Saat Bertemu Saksi
Merdeka.com - Rumah tempat ditemukannya mayat sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat, sempat didatangi pegawai koperasi simpan pinjam. Kedatangannya dalam rangka survei karena sertifikat rumah tersebut hendak digadaikan pada tempatnya bekerja.
Saksi mendatangi rumah korban pada Mei 2022 lalu. Sesampainya di rumah itu, saksi sempat curiga dengan bau menyengat. Oleh korban Budiyanto menyebut bau tersebut berasal dari got.
Saksi tidak terlalu banyak bertanya lagi. Dia kemudian ingin bertemu dengan korban Margareth yang namanya tertulis dalam sertifikat rumah. Saat bertemu Margareth, ada korban Dian. Dian adalah anak dari Margareth.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Kenapa wanita itu dimakamkan tanpa benda? 'Fakta bahwa dia tidak memiliki apa-apa adalah hal yang sangat tidak biasa,' kata arkeolog dari Kantor Monumen Pelestarian dan Arkeologi Negara Bagian Saxony-Anhalt, Felix Biermann. Dia juga mengatakan, wanita tersebut kemungkinan menganut agama Kristen, sedangkan pria tersebut orang yang tradisional. Sehingga wanita tersebut dikubur tanpa benda-benda miliknya.'Dalam agama Kristen, penambahan semacam ini dihindari,' kata Biermann.
Dian meminta saksi tidak menghidupkan lampu di kamar yang ditiduri Margareth karena ibunya tidak bisa melihat cahaya. Merasa janggal, tanpa sepengetahuan Dian, korban menyalakan lampu ponselnya dan mengarahkan pada Margareth yang ternyata sudah menjadi mayat. Saksi berteriak Allahu Akbar kemudian bergegas keluar rumah.
Tetapi, sembari menangis Dian coba meyakinkan saksi pada saksi bahwa ibunya masih hidup. Dia pun sering memberikan susu dan menyisir rambutnya.
"Oh ibu saya belum meninggal ini disisir rambutnya rontok, setiap hari minum susu' tapi keluar sambil nangis. Foto fotonya ada, posisi dia sambil nangis," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi, dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/11). Hengki menceritakan kembali pengakuan saksi perihal kejadian Mei 2022 silam.
Keanehan sikap korban Dian saat ini sedang didalami kepolisian bersama dokter dan psikolog forensik.
"Kita susuri semua latar belakang, kejiwaan dan lain sebagainya termasuk dalam meneliti keuangan. Ini dari siapa mereka selalu menjual," jelas dia.
Sejauh ini, sebanyak 32 saksi sudah diperiksa. Mulai dari ketua RT, sekuriti, hingga tetangga. Termasuk menelusuri aktivitas keluarga itu semasa hidup.
"Apakah yan bersangkutan ini berobat dengan BPJS, biasa digunakan atau tidak, kemudian belanja ke mana, juga cek CCTV," katanya.
Hengki menyebut kasus ini penuh teka teki. Tetapi Dia optimis akan menemukan titik terang.
"Kami tinggal cari keidentikan metode penyelidikan satu sama lain yang mengarah pada kesimpulan," tegasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang bocah umur 10 tahun di Pekalongan ditemukan tewas tergantung dalam kamar
Baca SelengkapnyaHingga kini, belum diketahui sebab keluarga mengakhiri hidup dengan cara tragis.
Baca SelengkapnyaWanita muda yang ditemukan tergeletak di tempat tidur dan hingga kini belum diketahui identitasnya.
Baca SelengkapnyaSang anak berinisial AKE (12) sempat keluar rumah untuk minta tolong kepada tetangga, namun ayah, ibu, dan kembarannya tak selamat
Baca Selengkapnya