Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono menganjurkan warga beribadah kebaktian di gereja pada masa pandemi Covid-19 disesuaikan dengan protokol kesehatan dan menggunakan virtual. Imbauan ini dikeluarkan kepolisian usai terjadinya ledakan bom di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Makassar, Herianto Ebong, mengutuk keras kejadian diduga bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.

Satu pelaku bom bunuh diri depan Gereja Katedral, Makassar, berjenis kelamin laki-laki. Fakta ini diketahui berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara.

Menteri Koordinator Polhukam Mahfud MD mengatakan, jaringan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, sedang didalami. Mahfud meminta masyarakat tenang.

Namun, tetap saja kejadian tersebut akan memunculkan persepsi yang cukup mengganggu bagi Sulawesi Selatan. Menurut Tauhid, jika penanganan peristiwa ledakan itu tidak ditangani dengan baik maka akan menimbulkan persepsi negatif kepada Pemda nya.

JK berharap aparat berwajib bisa segera mengungkap motif serta menangkap jaringan pelaku di balik aksi keji tersebut.

Ledakan terjadi saat prosesi rangkaian ibadah misa paskah telah selesai.

Zulfan mengatakan proses olah TKP masih berlangsung agar bisa memastikan kejadian ledakan ini.

Aksi tersebut menodai ketenangan hidup bermasyarakat dan jauh dari ajaran agama.

Pastor Gereja Katedral, Wilhelminus Tulak memberikan kesaksian.

Polisi menduga ledakan terjadi akibat aksi bom bunuh diri.

Seorang warga Makassar, Sulawesi Selatan Armin Hari mengatakan saat ini garis polisi telah terpasang di sejumlah lokasi Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan.

Polisi membenarkan insiden ledakan yang terjadi depan Gereja Katedral, Makassar, pada Minggu (28/3) pagi.

Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Merdisyam menyebut 5 petugas dan 4 jemaah Gereja Katedral, Makassar, terkena serpihan diduga sebuah bom.