Sebuah video viral dari akun Instagram @merapi_uncover memperlihatkan aksi kekerasan jalanan di Yogyakarta dengan mengincar pengendara motor lain. Ironisnya peristiwa itu terjadi pada siang hari.

Seorang pria pengangguran, DF (22) ditangkap polisi karena menganiaya istrinya, SC (26). Kekerasan dalam rumah tangga itu diduga dipicu cekcok karena persoalan ekonomi.

Komnas Perempuan mengaku telah menerima pengaduan AS, mahasiswi Universitas Pelita Harapan (UPH) yang mengaku dianiaya pacarnya JBK, mahasiswa Management Business tahun 2020. Wanita itu ternyata pernah melaporkan perbuatan serupa yang dilakukan sang kekasih pada akhir tahun lalu.

"Tonjok hidung aku sampai geser, jedotin kepala aku ke dashboard, kaca, dan setir mobil, jambak aku, tampar aku, seret dan banting aku ke tanah,” ungkap dia.

Sekurangnya 260 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sepanjang tahun 2022. Kasus itu terdiri dari pencabulan, pemerkosaan, kekerasan fisik, kekerasan psikis, penelantaran, pelecehan seksual, dan kekerasan seksual.

Kekerasan berbentuk cyber kebanyakan dialami korban yang memiliki relasi pacaran. Kemudian, mereka pernah melakukan hubungan badan yang saat itu tanpa sadar maupun tidak, diabadikan lewat gadget yang berdampak penindasan pada hak korban.

Kekerasan terhadap perempuan di Sumatera Barat (Sumbar) masih tinggi. Sepanjang tahun 2022 tercatat sekurangnya ada 94 kasus yang terjadi di daerah ini.

Para pelajar yang melakukan penganiayaan terhadap nenek di Tapanuli Selatan, berhasil diamankan. Dalam video viral di media sosial, pelajar arogan ini turun dari motor lalu menendang nenek tersebut. Setelah itu mereka tancap gas sambil tertawa senang.

"Artinya, bagaimana perempuan juga diberikan kesempatan meningkatkan artikulasi dirinya agar memiliki kemampuan meningkatkan kualitas hidupnya," tuturnya.

Lembaga perlindungan perempuan dan anak, Rifka Annisa menyebutkan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di DIY masih tinggi meski pada masa pandemi COVID-19 sekalipun.

Dari data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simponi-PPA), selama tahun 2019-2021, terjadi peningkatan kasus kekerasan terhadap perempuan maupun anak yang dilaporkan.

Komnas Perempuan, yang mengalami keterbatasan yang sama, dituntut untuk merespons secara cepat setiap pengaduan kasus dengan segala keterbatasan.

Pengaduan kasus kekerasan berbasis gender terhadap perempuan meningkat hingga 80 persen, dari 2.134 kasus di 2020 menjadi 3.e838 kasus di 2021.

Menaker mengatakan bahwa diperlukan kepedulian bersama demi mewujudkan kenyamanan bekerja melalui pencegahan kekerasan dan pelecehan di tempat kerja.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akan membuat Direktorat khusus untuk menangani perkara yang berkaitan dengan kekerasan terhadap perempuan dan anak.