Sebuah tradisi ungkapan kegembiraan ketika masyarakat Suku Batak Simalungun telah mewujudkan sebuah kegiatan pesta yang melibatkan banyak orang

Cerita sosok makhluk halus yang satu ini cukup populer di lapisan masyarakat Batak.

Kepercayaan ini sudah mulai dianut pada masa kepemimpinan Si Singamangaraja XII yang juga menganut Ugamo Malim.

Suku Batak tidak hanya memilik kalender kuno yang digunakan oleh leluhur.

Pria asli Batak ini memilih untuk merantau hingga ke negeri orang untuk bekerja hingga meraih kesuksesan.

Aksara kuno rupanya tak hanya dikenal di Suku Jawa saja, melainkan Suku Batak juga memiliki aksaranya sendiri.

Martarsik merupakan salah satu ritual tradisional yang diwariskan secara turun-temurun kepada masyarakat Batak.

Ketika seseorang telah pergi untuk selamanya, bagi kelompok Suku Batak Toba orang tersebut layak untuk mendapatkan penghormatan.

Terdapat sejumlah tahapan pembangunan rumah Siwaluh Jabu yang dibantu dukun.

Sang Raja Rahat yang melihat patung Sigale-gale bergerak dengan sendirinya merasa patung itu mirip seperti sang anak.

Hare punya tekstur yang lembut, dengan rasa gurih dominan manis dan segar. Hare jadi lambang kesuburan perempuan Batak

Kemampuan memainkan garantungan mampu menghantarkan pemukulnya menemukan jodoh.

Desa wisata di dekat Danau Toba ini menyajikan pemandangan alam yang menakjubkan.

Dalam tradisi lokal masyarakat Batak, terdapat upacara khusus untuk orang tua sebagai bentuk penghormatan dan balas budi.

Kain tenun Ulos menjadi sebuah simbol kerajinan tradisional dari Suku Batak yang sarat makna dan fungsional.

Marpege-pege sampai sekarang masih dilestarikan dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat asli Padangsidempuan maupun masyarakat pendatang yang menetap di sana.

Dalam kehidupan masyarakat Batak Toba masih mengenal sebuah tongkat sakti yang menjadi sejarah lisan sampai saat ini.

Martarombo, tradisi interaksi sosial orang Batak untuk mengetahui silsilah keturunan.