Edy Rahmayadi: Yang Mau Memusnahkan Babi Siapa?
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi bingung dengan unjuk rasa #savebabi yang menolak pemusnahan babi, Senin (10/2). Dia malah bertanya siapa pihak yang ingin mengambil langkah pemusnahan itu.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi bingung dengan unjuk rasa #savebabi yang menolak pemusnahan babi, Senin (10/2). Dia malah bertanya siapa pihak yang ingin mengambil langkah pemusnahan itu.
Seribuan orang berunjuk rasa di Jalan Imam Bonjol, Medan, depan kantor DPRD Sumut, Senin (10/2). Mereka menolak pemusnahan babi menyusul merebaknya wabah African Swine Fever (ASF) di daerah ini.
Ada 21 peternakan babi dalam skala besar di Hamparan Perak. Seluruhnya ilegal.
Babi yang mati tersebut menyebar di 16 kabupaten, yakni di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar dan Langkat.
Sejauh ini polisi baru menangkap beberapa orang yang kedapatan membawa bangkai babi. Mereka belum tertangkap tangan membuangnya.
Warga sekitar sebenarnya sudah mengantisipasi aksi pembuangan bangkai anjing secara sembarangan. Mereka patroli di sekitar tempat tinggalnya.
Wabah hog cholera ini bukan hanya menjadi soal pertanian semata. Kematian babi juga berdampak lingkungan, ekonomi dan sosial, karena banyak bangkai hewan kaki empat itu dibuang sembarangan. Ratusan bangkai didapati mencemari sungai-sungai di sejumlah daerah, seperti Medan dan Deli Serdang.
HS diamankan tak jauh dari kandang ternak miliknya, Selasa (19/11) sekitar pukul 22.30 WIB.
Kementerian Kesehatan sudah memastikan virus ini tidak menularkan ke manusia maupun ke binatang lainnya.
Pembuangan bangkai babi yang diduga mati akibat wabah hog cholera masih marak terjadi di wilayah Sumatera Utara (Sumut). Salah seorang pelakunya ditangkap di Sunggal, Deli Serdang, Minggu (17/11).
Seluruh bangkai itu telah dikubur atau dibakar warga bersama aparat kecamatan dan BPBD setempat. Prosesnya terpaksa dilakukan secara manual, karena tidak ada alat berat yang diturunkan ke sana.
Seluruh bangkai itu telah dikubur atau dibakar warga bersama aparat kecamatan dan BPBD setempat. Prosesnya terpaksa dilakukan secara manual, karena tidak ada alat berat yang diturunkan ke sana.
Warga juga diminta mengamankan pembuang bangkai babi tanpa melakukan tindakan anarkistis.
Puluhan babi mati mendadak di Kelurahan Padangmatinggi, Kecamatan Padangsidimpuan, Sumatera Utara. Hal itu diungkapkan Kepala Seksi Kesehatan Hewan Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kota Padangsidimpuan, Fitra Nurlaila Lubis, Kamis (14/11).
Sebagian bangkai babi sudah dikubur di tepi Danau Siombak, Medan Marelan, Medan, Selasa (12/11). Penguburan bangkai babi itu menggunakan alat berat. Tim gabungan pun masih mencari bangkai lainnya.
Gayus mengamini, putusan PTUN tidak bersifat final dan mengikat seperti Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca SelengkapnyaBanjir pujian, masjid di Sukabumi ini berikan kopi dan snack gratis untuk jemaah dan orang-orang yang numpang istirahat.
Baca SelengkapnyaMereka baru saja mengajak dua taruni cantik untuk makan malam bersama. Dalam pertemuan ini, juga terdapat pembahasan tentang jadi jenderal yang kian disorot.
Baca Selengkapnya