Tangkap Ikan Ramai-ramai Pakai Jaring, Intip Meriahnya Festival Mardoton Danau Toba
Merdeka.com - Masyarakat di sekitar Danau Toba, Sumatra Utara (Sumut) memiliki tradisi unik yang beragam. Sampai saat ini, masih banyak dari tradisi tersebut yang dipercaya bahkan dilestarikan.
Salah satunya adalah Tradisi Mardoton. Tradisi ini merupakan tradisi cara menangkap ikan yang dilakukan para leluhur masyarakat Danau Toba sejak puluhan tahun lalu.
Tradisi ini setiap tahunnya masih digelar, tepatnya pada Bulan Sipaha Sada atau bulan pertama pada Penanggalan Kalender Batak. Festival ini digelar di sepanjang bibir Pantai Tuktuk, di Desa Tuktuk Siadong.
Masyarakat, khususnya para pemuda desa, mengemas tradisi tersebut menjadi festival seru yang selalu dihadiri oleh pejabat pemerintahan dan menarik perhatian wisatawan.
Melansir dari Liputan6.com, berikut informasi selengkapnya.
Prosesi Festival Mardoton
Dulunya, Tradisi Mardoton ini dilakukan para leluhur masyarakat Danau Toba dengan menggunakan alat memancing ikan, yaitu bubu.
Namun, seiring berkembangnya zaman, masyarakat kini mulai menggunakan doton atau jaring berbahan kain yang dirajut menjadi mata jaring dengan berbagai ukuran.
Ada serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam Festival Mardoton ini. Acara dimulai dengan kegiatan menurunkan solu atau perahu ke Danau Toba, yang bertujuan agar membawa keberuntungan pada pengguna.
Kemudian, membuat sesajian dari tepung beras untuk media doa kepada Tuhan Sang Pencipta melalui Namboru Saneang Naga Laut, yang dalam kepercayaan masyarakat Danau Toba diyakini sebagai Dewi Air.
Berbagai Kegiatan Seru
liputan6.com ©2021 Merdeka.com
Dalam festival ini, kegiatan tak hanya berfokus pada acara menangkap ikan saja. Namun, festival ini juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat melalui beberapa rangkaian kegiatan, antara lain Focus Group Discussion (FGD), pembentukan Komunitas Pardoton, perlombaan Manopong Doton, edukasi ekosistem Danau Toba, dan pameran kuliner.Kemudian, biasanya diikuti dengan penaburan ribuan benih ikan di Danau Toba, lomba menghias solu atau perahu, pameran kuliner ikan Danau Toba, dan pemutaran film semi dokumenter 'Ahu Pardoton', serta penanaman bibit pohon.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabupaten Serang memiliki kearifan lokal yang hampir punah bernama Adang.
Baca SelengkapnyaBodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaDulu makanan ini merupakan kuliner khusus yang dihidangkan pada acara ritual atau menyambut tamu
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Martarsik merupakan salah satu ritual tradisional yang diwariskan secara turun-temurun kepada masyarakat Batak.
Baca SelengkapnyaSelain dengan cara melihat hilal untuk menetapkan Bulan Ramadan, di Gorontalo memiliki tradisi yang unik dan berlangsung secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaWalaupun pesisir Demak diterjang banjir rob sekalipun, tradisi itu tetap digelar
Baca SelengkapnyaDari tahap awal sampai akhir, tradisi ini melibatkan orang banyak alias dikerjakan secara bergotong-royong dan dilaksanakan dengan penuh suka cita.
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaTradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.
Baca Selengkapnya