Mengunjungi Warung Makan Tip Top, Tempat Saksi Sejarah Kota Medan
Merdeka.com - Negara Indonesia banyak menyimpan ragam kuliner yang begitu luar biasa. Mulai dari kuliner tradisional hingga kuliner khas semuanya ada di negeri ini. Kota Medan, menjadi salah satu daerah yang begitu banyak menyimpan kuliner legendaris, tak ayal jika wisatawan sangat mengincar makanannya untuk dijadikan oleh-oleh.
Tak hanya makanan saja, terdapat satu tempat makan yang begitu bersejarah yang bernama Tip Top. Pasalnya, restoran ini menjadi saksi sejarah perkembangan Kota Medan selama masa kolonial Belanda.
Restoran yang berdiri pada tahun 1929 ini sempat pindah tempat dan juga perubahan nama beberapa kali. Dulunya, restoran ini biasa didatangi orang Belanda yang bekerja di perkebunan dan pemerintahan untuk menyantap sarapan.
Awalnya Bernama "Jang Kie"
disbudaya.pemkomedan.go.id ©2023 Merdeka.com
Pada awal berdirinya restoran, yaitu tahun 1929 bernama "Jang Kie" yang disesuaikan dengan nama pemiliknya. Restoran yang beralamatkan di Jalan Pandu, Kota Medan dulunya merupakan gedung kantor kongsi dagang milik Etnis Tionghoa.
Melansir dari Dinas Kebudayaan Kota Medan, Restoran Tip Top pindah tempat pada tahun 1934 dan berganti namanya menjadi "Tip Top" yang diambil dari bahasa inggris yang berarti "Sempurna".
Pada tahun 1942, tepatnya masa penjajahan Jepang, nama restoran ini kembali berubah menjadi "Jang Kie" karena penamaan "Tip Top" mengandung unsur ke-Belandaa-an. Setelah Jepang kalah pada tahun 1945, namanya kembali menjadi "Tip Top".
Terkenal Jualan Roti
tiptop-medan.com ©2023 Merdeka.com
Melansir dari communication.binus.ac.id, Restoran Tip Top awalnya sangat terkenal dengan jualan kue dan roti buatan sendiri. Seiring berjalannya waktu, restoran ini mulai menjual makanan berat seperti salad dan steak, hal ini disebabkan karena pengaruh budaya barat.
Pengaruh masakan ala Eropa semakin kental di restoran ini dengan adanya juru masak pertama yang merupakan orang Belanda. Menu masakan yang disajikan oleh juru masak ini di antaranya Uitsmijster, roti telur lidah lembu dan Bitterballen, perkedel yang berisi daging sapi.
Dimasak Menggunakan Metode Tradisional
Meskipun dulunya restoran ini menjual makanan berat ala Eropa, hingga saat ini masih terkenal dengan olahan rotinya.
Uniknya, dalam proses pembuatan kue maupun roti di Restoran Tip Top masih menggunakan metode tradisional yakni menggunakan tungku kayu bakar. Inilah yang memunculkan cita rasa yang berbeda dari roti dan kue pada umumnya.
Penggunaan tungku kayu bakar ini sudah ada sejak tahun 1934. Hingga saat ini tungku tersebut masih bertahan dan menjadi ciri khas dari restoran tersebut.
Restoran Bernuansa Kuno
tiptop-medan.com ©2023 Merdeka.com
Soal arsitektur di Restoran Tip Top tidak diragukan lagi, pastinya penuh dengan nuansa vintage yang begitu terasa. Tak hanya itu, jika pengunjung datang ke tempat ini akan terasa seperti kembali ke zaman dulu.
Nuansa kuno semakin terasa dengan adanya beberapa meja yang dibalut dengan taplak bermotif kotak-kotak berwarna merah dan hijau tua. Kemudian, pada bagian dinding terdapat kesan batu bata dan lantai menggunakan ubin dengan corak kayu.
Pengunjung juga dapat melihat beberapa foto yang memperlihatkan tentara sekutu sedang lewat di depan restoran pada tahun 1947. Selain itu ada foto restoran ketika masih bernama "Jang Kie" pada tahun 1929.
Saat ini, Restoran Tip Top berada di Jalan Ahmad Yani No.92 A-B, Kesawan, Kota Medan. Buka setiap hari mulai dari jam 8 pagi hingga 11 malam dan Restoran Tip Top tidak membuka cabang.
(mdk/adj)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kota kecil di selatan Jawa Barat ini punya kuliner yang eksotis dan destinasi yang nyeni.
Baca Selengkapnya10 kuliner khas Malang yang wajib dikunjungi saat libur akhir tahun. Selain harganya yang terjangkau, rasanya juga akan membuat kangen saat kembali ke kota asal
Baca SelengkapnyaPengunjung dijamin akan puas menyantap berbagai hidangan khas bumi Parahyangan yang otentik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Proses pembuatan kuliner ini masih dilakukan secara tradisional, namun cita rasanya tak kalah dengan es krim modern.
Baca SelengkapnyaMakanan Jepang memiliki cita rasa yang lezat dan cocok dengan lidah orang Indonesia.
Baca SelengkapnyaSetiap pelanggan punya menu favoritnya masing-masing
Baca SelengkapnyaKuliner legendaris ini konon sudah ada sejak era Presiden Soekarno
Baca SelengkapnyaDengan mengenakan kaos merah, Fadil tampak tak gengsi berada di dapur.
Baca SelengkapnyaDi Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.
Baca Selengkapnya