Mengenal Sosok Yoe Kim Lay, Kapitan Tionghoa Pertama di Tarutung
Kim juga merupakan kapitan Tionghoa pertama di Tarutung. Ia menjabat pada 1916 - 1933.
Kim juga merupakan kapitan Tionghoa pertama di Tarutung. Ia menjabat pada 1916 - 1933.
Yoe Kim Lay adalah seorang Tionghoa yang fasih berbahasa Batak. Ia dikenal sebagai pedagang dari Sibolga.
Bersama rombongan pedagang lain, Kim berjalan kaki menempuh jarak puluhan kilometer untuk mencapai Tarutung demi mengadu nasib di sana.
Sebelum pindah ke Tarutung, ia sempat bekerja menjadi buruh bongkar muat. Seorang pengusaha asli Batak yang terkesan dengan keramahan dan kepiawaian Kim dalam bertutur lantas mengajaknya untuk membantu usaha dagangnya di Tarutung
Kim tiba di Tarutung pada 31 Desember 1887, tepatnya di Sait Nihuta. Saat itu usianya masih 26 tahun.
Seperti apa kisah hidupnya di Tarutung? Simak ulasan informasinya berikut ini.
Yoe Kim Lay lahir di Padang Sidempuan pada 2 Januari 1861. Ayahnya merupakan seorang imigran dari kota Fujian. Sejak tahun 1850 ayah Kim sudah mencari peruntungan di Tanah Batak sampai akhirnya menikah dengan seorang perempuan Batak bernama Adong Boru Nasution.
Kepiawaian Kim dalam berbahasa Batak yang sudah menjadi bahasa kesehariannya ini menjadi bekal penting ketika dirinya memutuskan untuk berpindah ke Tarutung. Sebelumnya daerah ini terkenal sebagai daerah berbahaya.
Selama bekerja sebagai buruh angkut di Sait Nihuta., kehidupan Kim tidaklah mudah. Ia harus menempuh jarak puluhan kilometer untuk bekerja dengan upah yang cenderung sedikit.
Ia biasa membawa barang-barang dagangan seperti kemenyan, kapur Barus, dan kopi dari sibolga.
Dalam bekerja, Kim selalu tekun dan senantiasa berhemat. Dari segi sosial, ia pun bisa menjalin hubungan dekat dengan orang-orang Batak terutama para raja-raja saat itu.
Pada 1891 tepatnya saat Belanda berada di Nusantara, ia sudah dikenal sebagai pengusaha yang sukses hingga dirinya ditunjuk untuk menjadi kontraktor transportasi. Ia juga dipercaya mengirim suplai logistik untuk memenuhi kebutuhan tentara.
Tahun 1900, Kim membuka toko yang menjual berbagai roti, minuman, dan distributor berbagai barang-barang kebutuhan orang Eropa. Kemudian, Kim juga dianggap sebagai pelopor bisnis penginapan di Tarutung.
Ia juga ditunjuk oleh Pemerintah Belanda menjadi kontraktur pembangunan jalan dari Sibolga-Tarutung sepanjang 66 km. Pengerjaan ini dimulai dari tahun 1915-1919.
Atas kejujurannya dalam bekerja, terutama dalam membangun jalan tersebut, Kim mendapatkan upah bonus dari Force Man Residence. Bahkan, ia juga mendapat jam berlapis emas dari Ratu Belanda.
Kim juga merupakan kapitan Tionghoa pertama di Tarutung. Ia menjabat pada 1916 - 1933.
Pada 1921, Kim mendapat konsesi lahan seluas 250 hektare yang kemudian dia tanami pohon karet. Di pusat Kota Tarutung, Kim banyak membangun ruko-ruko untuk disewa atau pun permintaan.
Sempat hidup susah, Kim pun dikenal sebagai pengusaha sukses di Taruting. Etos kerja dan ketekunan dalam dirinya yang menjadikan kunci kesuksesan Kim.
Penjaga makam yang sudah puluhan tahun menjaga makam itu tidak pernah mendapat bayaran
Baca SelengkapnyaShin Tae Yong meminta masyarakat Indonesia terus dukung Timnas.
Baca SelengkapnyaKedatangan sosok pria istimewa, para prajurit bahkan rela membuat barisan.
Baca SelengkapnyaDia merupakan salah satu dari "tujuh pendekar" Indonesia yang memenangi gelar Piala Thomas tiga kali berturut-turut
Baca SelengkapnyaTanpa pikir panjang, Soimah langsung marah pada kura-kuranya dan memintanya untuk "ngekost".
Baca SelengkapnyaRamai jadi perbincangan, ini sosok pria yang disebut mirip dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaSecara tiba-tiba ia menangis di hadapan ayahnya dan mengungkap sebuah permintaan yang begitu mengejutkan.
Baca SelengkapnyaBegini jadinya seorang penjahat kasus kejahatan serius disuapi polisi usai ditembak kakinya.
Baca SelengkapnyaBerikut momen prajurit TNI diam seribu bahasa saat istri singgung soal mantan pacar.
Baca Selengkapnya