Ini Deretan Rumah Adat Unik di Sumut yang Beragam, Megah dan Penuh Makna
Merdeka.com - Sudah tidak diragukan lagi, Sumatra Utara adalah daerah yang menyimpan banyak kekayaan budaya yang hingga kini masih dilestarikan. Tak hanya melalui upacara adat saja, keragaman budaya di daerah ini juga terlihat dari keberadaan rumah adat yang bermacam-macam.
Tak hanya satu, Sumatra Utara memiliki beberapa rumah adat yang tersebar hampir di seluruh daerah di Tanah Batak tersebut. Masing-masing rumah adat ini tentunya memiliki nilai filosofis dan keunikan yang tidak sama.
Hingga kini, seluruh rumah adat ini masih bisa dijumpai saat berkunjung ke provinsi ini.
Rumah Adat Karo
Sumber: triptrus.com ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari danautoba.org, rumah adat Karo bangunannya terbilang sangat besar. Dalam satu rumah terdiri dari empat hingga enam tungku perapian dan biasanya dihuni oleh empat hingga dua belas keluarga. Masing-masing terdiri dari lima orang (suami, istri dan tiga orang anak).
Rumah adat Karo kurang lebih berukuran 17×12 meter dan tinggi 12 meter. Bangunan ini dibangun dengan enam belas tiang yang bersandar pada batu-batu besar dari gunung atau sungai.
Sedangkan untuk atapnya, dijalin dengan ijuk hitam dan diikatkan kepada sebuah kerangka dari anyaman bambu.
Rumah Adat Nias
Sumber: museum-nias.org ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari museum-nias.org, rumah adat di Nias terbagi menjadi dua, yaitu Nias Selatan dan Nias Utara. Uniknya, semua rumah adat Nias ini terbuat dari kayu yang digabung tanpa menggunakan paku sama sekali. Bangunan rumah ini dibangun di atas tiang yang kuat dari batang kayu dan atap sisi yang dilapisi daun rumbia.Rumah adat Nias sangat terkenal akan kekuatannya yang tahan gempa. Rumah adat Nias di bagian utara berbentuk lonjong dan berdiri sendiri. Sementara di bagian selatan lebih berbentuk persegi panjang dan dibangun dinding ke dinding dengan rumah-rumah tetangga.
Rumah Adat Mandailing
Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id ©2020 Merdeka.com
Rumah adat Mandailing yang sering juga disebut dengan nama Bagas Godang, biasanya berada di tengah komplek perumahan Suku Mandailing. Keunikan dari rumah ini, tiang penyangga rumah akan selalu berjumlah ganjil, namun bentuknya tetap seperti rumah panggung dengan bentuk persegi empat. Bagas Godang terdiri dari beberapa bagian, yaitu sopo jago yang merupakan tempat duduk untuk menjaga keamanan, sopo gondang yaitu tempat menyimpan barang sakral dan alat kesenian suku, serta sopo eme yang merupakan tempat penyimpanan hasil pertanian dan bahan makanan untuk masyarakat setempat.
Rumah Adat Pakpak
Sumber: pariwisatasumut.net ©2020 Merdeka.com
Berbeda dengan rumah adat lainnya yang digunakan sebagai tempat hunian, rumah adat Pakpak lebih sering digunakan untuk acara adat dan musyawarah masyarakat setempat. Bagian atapnya terbuat dari ijuk dengan bentuk kapal terbalik yang melengkung. Rumah adat ini memiliki filosofi bangunan yang unik, yaitu kuat dan berani menghadapi apapun untuk mempertahankan kebudayaan Pakpak. Dua tiang besar yang terdapat di bagian depan rumah memiliki arti sebagai kerukunan antar pasangan.
Rumah Adat Angkola
Rumah adat Angkola juga dinamai Bagas Godang seperti rumah adat Mandailing. Namun, keduanya memiliki perbedaan.
Rumah adat Angkola atapnya dibuat menggunakan bahan dari ijuk dan dinding serta lantainya dari papan. Ciri khas rumah adat Angkola terletak pada warnanya yang didominasi hitam.
Rumah Adat Simalungun
Sumber: bataknesia.co.id ©2020 Merdeka.com
Rumah adat Simalungun cukup unik dengan bentuk rumah panggung yang memiliki kolong rumah cukup tinggi, yaitu sekitar 2 meter. Selain sebagai tempat untuk memelihara hewan ternak, kolong rumah juga difungsikan sebagai gudang.Salah satu ciri khas rumah adat Simalungun adalah kaki bangunan yang terbuat dari kayu utuh atau gelondongan dengan susunan menyilang dari sudut ke sudut. Pada bagian atap, di anjungan rumah diberi limasan berbentuk kepala kerbau lengkap dengan tanduk kerbaunya.Kerbau sendiri dalam kebudayaan Suku Batak Simalungun merupakan simbol kesabaran, keberanian, kebenaran, dan sebagai penolak bala atau penangkal roh jahat.
Rumah Adat Bolon
Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari laman Kemendikbud, rumah adat Bolon berbentuk rumah panggung yang hampir seluruh bagiannya dibuat menggunakan bahan yang diperoleh dari alam. Untuk menguatkan ikatan antar bahan hingga dapat bersatu, rumah ini juga tidak menggunakan paku satu pun. Bangunan rumah ini dibuat dengan sistem kunci antarkayu yang kemudian diikat menggunakan tali. Pada bagian atas pintu, biasanya terdapat gorga atau lukisan hewan, seperti cicak dan kerbau yang didominasi dengan warna merah, hitam, dan putih. Gambar cicak merupakan simbol bahwa masyarakat Batak adalah masyarakat yang memiliki rasa persaudaraan yang begitu kuat antar sesamanya, sedangkan gambar kerbau adalah simbol ucapan terima kasih.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai
Di Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.
Baca SelengkapnyaPenampakan Rumah Berumur 206 Tahun di Rembang, Sudut-Sudut Ruangannya Bikin Penasaran
Siapa sangka, kediaman tersebut sarat benda-benda unik nan antik.
Baca Selengkapnya9 Wisata Sumatera Utara yang Indah dan Memesona, Cocok untuk Liburan Keluarga
Wisata Sumatera Utara ini sayang untuk dilewatkan, cocok untuk liburan bersama keluarga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penampakan Sumur Bersejarah bagi Umat Islam, Pernah Ditaburi Racun & Dapat Mukjizat Rasulullah
Semasa Rasulullah, sumur tersebut pernah menjadi saksi mukjizat hingga ditaburi racun.
Baca SelengkapnyaMenelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak
Kerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.
Baca SelengkapnyaMengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaDesa di Tuban Ini Larang Warga Bangun Rumah Hadap Utara hingga Sembelih Kambing, Ini Alasannya
Masyarakat desa ini punya tujuh pantangan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat
Baca SelengkapnyaReuni SMA Setelah 40 Tahun Lulus, Geng Paruh Baya Ini Mendaki Gunung Atap Sumatra Pakai Seragam Sekolah
5 orang ini rayakan 40 tahun kelulusan dengan berdiri di atas Gunung yang memiliki nama yang mirip dengan nama SMA mereka.
Baca SelengkapnyaDari Luar Rumah Sederhana Ini Tampak Biasa Saja, Dalamnya Ternyata Bisa Dihuni Puluhan Keluarga, Begini Penampakannya
Siapa sangka, rumah sederhana ini bisa dihuni puluhan keluarga.
Baca Selengkapnya