Disebut Pusat Kerajaan Aru, Ini Fakta Menarik Situs Benteng Putri Hijau di Sumut
Merdeka.com - Sumatra Utara (Sumut) dikenal memiliki pesona keindahan alam yang luar biasa. Namun, daerah ini juga menyimpan sejarah kebudayaan yang sangat kaya.
Terdapat beragam situs peninggalan sejarah di masa lalu yang ada di daerah ini. Tak sedikit dari situs-situs tersebut yang juga dijadikan sebagai daya tarik pariwisata.
Salah satunya yang saat ini sedang dalam penataan ulang dan pelestarian oleh Pemerintah setempat ialah situs Benteng Putri Hijau, yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Situs ini merupakan salah satu lokasi sejarah yang menjadi cagar budaya di Sumut.
Benteng ini diketahui merupakan peninggalan dari Kerajaan Aru yang berkuasa pada abad ke-13. Namun, saat ini situs tersebut tinggal tersisa sebagian kecil, lantaran sudah banyak yang berubah menjadi pemukiman warga dan pertokoan. Berikut fakta menarik dari situs Benteng Putri Hijau selengkapnya.
Pusat Kerajaan Aru
liputan6.com ©2021 Merdeka.com
Melansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menurut beberapa data sejarah, disebutkan situs ini merupakan pusat kota dari Kerajaan Aru yang pernah ditaklukkan oleh kerajaan Aceh pada abad ke-16 M.
Kerajaan Aru ini disebut merupakan cikal bakal dari Kerajaan Deli yang sisanya masih dapat dijumpai di Kota Medan sampai saat ini.
Selain itu, situs ini dulunya diketahui merupakan sebuah lokasi hunian. Namun, tidak diketahui secara pasti apakah hunian tersebut merupakan sebuah Kuta atau Urung dalam kebudayaan Karo.
Sisa-sisa Benteng Putri Hijau
Instagram/@disbudpar_su ©2021 Merdeka.com
Saat ini, bangunan benteng sudah tidak utuh lagi. Hanya sedikit sisa bangunan yang bisa dijumpai di situs ini. Yang tersisa saat ini adalah bagian dinding tanah yang membujur arah utara-selatan sepanjang 40 meter. Selain itu terdapat benteng sisi selatan, membujur arah barat-timur sepanjang 100 meter, sementara diperkirakan panjang dinding benteng tanah sisi sebelah selatan mencapai 240 meter.Bangunan kedua terletak di sebelah utara benteng pertama tersebut. Saat ini yang tersisa adalah gundukan tanah membentuk huruf L, dengan inding sebelah selatan (barat-timur) berukuran panjang 180 meter dan dinding sebelah barat (utara-selatan) berukuran panjang 120 meter. Beberapa survei yang dilakukan di lokasi ini juga berhasil mendapatkan cukup banyak temuan berupa keramik tembikar dan batuan.
Peninggalan Artefaktual
Di area situs ini, pernah ditemukan juga beberapa peninggalan artefak. Di antaranya ditemukan sebanyak 3 peralatan batu (sumatralith) yang menggunakan bahan batuan beku.
Instagram/@disbudpar_su ©2021 Merdeka.com
Alat batu pertama berukuran panjang 14 cm, lebar 7 cm, tebal pangkal 4 cm dan tebal ujung 2,7 cm. Alat batu kedua berukuran panjang 13,5 cm, lebar 9,13 cm, tebal pangkal 4,6 cm dan tebal ujung 2,6 cm dan alat batu ketiga berukuran panjang 12,9 cm, lebar 8,5 cm, tebal pangkal 3,6 cm dan tebal ujung 1,5 cm.Selain itu, ditemukan juga peluru senjata api berbahan timah, yang umum digunakan pada abad ke-15 sampai 19 M, yang dalam Bahasa Turki dikenal dengan nama senapan musket atau tϋfenk.Kemudian, banyak juga ditemukan peninggalan berupa keramik. Melalui penggalian yang dilakukan di situs tersebut didapatkan sebanyak 19 fragmen keramik, sisanya, sebanyak 35 buah didapat melalui survey permukaan. Seluruh keramik itu rata-rata digunakan di abad 9 hingga 18 M.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.
Baca SelengkapnyaDi bagian barat Pulau Sumatra, tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, terdapat danau yang tak kalah indahnya untuk dikunjungi, yaitu Danau Maninjau
Baca SelengkapnyaBukit Barisan dengan gagah membentang di sepanjang pulau Sumatra ini memiliki deretan fakta unik yang belum banyak orang ketahui.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pejalan Kaki Temukan Benda Kecil Berkilau, Ternyata Stempel Kerajaan Kuno Berusia 2.800 Tahun
Baca SelengkapnyaKota ini terus berkembang seiring perkembangan zaman.
Baca SelengkapnyaSalah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaGunung Patah mempunyai medan pendakian yang sulit, tutupan hutan yang rapat akan menghambat perjalanan yang bisa berhari-hari.
Baca SelengkapnyaSelain Danau Toba, Sumatera Utara punya daya tarik wisata lainnya yang tak kalah eksotis dan indah tepatnya berada di Kota Siantar.
Baca SelengkapnyaPada 2024 ini Kabupaten Kediri berusia 1220 tahun.
Baca Selengkapnya