Tubuh Kekar dan Berotot Tidak Berarti Sehat dan Ideal
Merdeka.com - Tubuh kekar dan berotot merupakan salah satu gambaran pria ideal masa kini. Namun sayangnya gambaran tubuh yang serba besar dan berotot ini tidaklah cukup ideal bagi beberapa ahli.
Dokter spesialis bedah saraf Rumah Sakit Mayapada Tangerang, Roslan Yusni Hasan, menyayangkan gambaran tubuh ideal masyarakat zaman sekarang yang dirasa kurang tepat.
"Orang ingin badan itu kayak Rambo. Mana ada tentara kayak begitu. Tentara beneran itu badannya kecil, lincah, dan makannya sedikit. Bukan dalam sehari makan telur harus (lebih dari 10 butir)," kata Roslan.
Topik ini bermula dari obrolan mengenai pesan berantai yang menyebut berjinjit bisa menyembuhkan seorang pasien stroke dari kelumpuhan. Dari bincang-bincang tersebut, Roslan menyinggung soal olahraga yang tidak semuanya menyehatkan. Ada beberapa jenis aktivitas fisik yang sebenarnya tergolong 'cabang olahraga', yang tidak cocok dijadikan sebuah kebiasaan.
Menurut dia, olahraga yang menyehatkan itu adalah aktivitas yang bersifat rekreasi. Sebuah kegiatan yang 'mengizinkan' pelakunya bisa beristirahat di saat capai dan lelah mulai melanda.
Akan tetapi sayangnya, kata Roslan, banyak orang yang senang melakukan kegiatan di batas kemampuan diri sendiri, salah satunya olahraga membentuk perut six pack (kotak-kotak), yang dicontohkan Roslan seperti Rambo.
Roslan, mengatakan, tubuh ideal menurut masyarakat awam sebenarnya tidak ideal buat dilakukan sehari-hari.
"Yang ideal gambaran umum, tidak ideal dalam bidang biologi," jelasnya.
Tubuh yang bagus dan sehat, kata Roslan, sebaiknya yang biasa-biasa saja, tidak perlu besar penuh otot.
"Badan begitu malah membuang energi banyak. Itu tidak sehat," katanya.
Mau olahraga beban, sah-sah saja. Namun, tidak berarti harus berolahraga sampai berjam-jam dalam sehari. Berolahraga dilakukan agar sehat dan memimiKarena kita melakukannya agar sehat, dan memperkecil risiko terkena penyakit-penyakit berbahaya, bukan untuk sebuah prestasi.
"Ideal itu seperti lari atau jalan pagi selama 10 sampai 20 menit," katanya.
"Kalau lari atau joging dari rumah, kemudian balik lagi ke rumah setelah 30 menit lari, itu lebih dari cukup olahraganya," ujar Roslan.
Menyinggung perilaku orang-orang yang mengonsumsi telur bisa lebih dari sepuluh butir dalam sehari, dokter spesialis kedokteran olahraga Sophia Hage, mengatakan, asupan protein sebenarnya tak perlu banyak. Cukup dua gram dikalikan berat badan.
"Misalnya, berat badan 50 kg dikalikan dua, sama dengan 100 gram dari asupan sehari-hari. Itu sudah cukup," kata Sophia.
Sophia mengatakan bahwa seseorang yang mau membangun massa otot biasanya memang meningkatkan asupan proteinnya, lebih dari dua gram.
"Tapi tidak sampai dua kali lipat juga. Ini kan buat rekreasional, bukan untuk yang sifatnya prestasi," kata dia.
Terpenting, Sophia lebih menyarankan diet seimbang. Bila hanya mementingkan protein dengan tidak melihat asupan lain seperti serat, mineral, vitamin, dan lemak, gizi yang masuk tidak jadi seimbang dan berimbang.
"Bukan cuma protein yang dipikirin, tapi gizi yang seimbang," ujarnya.
Reporter: Aditya Eka PrawiraAditya Eka PrawiraSumber: Liputan6
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prinsip proporsi menjelaskan bahwa bintang bersinar di malam hari, air mengalir ke laut, matahari tenggelam di barat, dan lainnya.
Baca SelengkapnyaBerat badan ideal yang dimiliki anak sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatannya. Begini cara orangtua untuk membantu mengupayakannya.
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Atas rekomendasi dokter, ibu muda rekomendasi dokter, ibu muda itu membutuhkan perawatan sekitar dua minggu.
Baca SelengkapnyaKondisi ini terjadi ketika kelenjar keringat berproduksi lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga suhu tubuh normal.
Baca SelengkapnyaBanyak orang menyukai kebiasaan keramas di malam hari dan akhirnya tidur dengan rambut basah. Yuk, simak akibatnya!
Baca SelengkapnyaKondisi rumah kakek pembuat gula merah berusia 82 tahun ini memprihatinkan bahkan nyaris roboh.
Baca SelengkapnyaOrang yang memiliki kebiasaan tidur kurang dari tujuh jam setiap malam memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Baca SelengkapnyaSimak potret rumah masa kecil Fikoh LIDa sebelum terbakar!
Baca Selengkapnya