Perlu Diwaspadai! Kenali Ciri Gangguan Kesehatan Mental pada Ibu Hamil
Masalah gangguan kesehatan mental merupakan hal yang perlu diatasi segera terutama ketika terjadi pada ibu hamil.

Masalah gangguan kesehatan mental merupakan hal yang perlu diatasi segera terutama ketika terjadi pada ibu hamil.

Perlu Diwaspadai! Kenali Ciri Gangguan Kesehatan Mental pada Ibu Hamil
Gangguan kesehatan mental pada ibu hamil adalah hal yang perlu diperhatikan dengan seksama. Psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia), Lenny Utama Afriyenti S.Psi M.Psi, menegaskan bahwa pemahaman terhadap gangguan tersebut sangat penting karena dapat mempengaruhi kesejahteraan ibu dan aktivitas sehari-hari mereka.
Menurut Lenny, beberapa ciri gangguan kesehatan mental pada ibu hamil termasuk perasaan tertekan yang berkelanjutan, gangguan tidur seperti insomnia atau hypersomnia, serta gangguan pola makan seperti kelebihan atau kurangnya nafsu makan.
“Kalau pada ibu hamil khususnya ada perasaan tertekan sepanjang hari, ada insomnia atau hypersomnia, jadi kebanyakan tidur atau sulit tidur, kebanyakan makan atau sulit makan,” kata Lenny beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.

Stres merupakan hal yang lumrah terjadi dalam kehidupan sehari-hari, namun stres yang tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi masalah kesehatan mental. Data statistik menunjukkan bahwa 47 persen perempuan memiliki risiko mengalami masalah kesehatan mental dibandingkan dengan laki-laki. Selain itu, sebanyak 25,7 persen anak remaja perempuan dilaporkan melakukan self-harm saat menghadapi masalah.
Sebagai seorang pengajar di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Lenny menekankan bahwa ibu yang memiliki kesehatan mental yang baik biasanya memiliki suasana hati yang baik, memiliki rasa humor dalam menghadapi masalah, mampu mengendalikan diri dengan baik, dan aktif dalam interaksi sosial.
Namun, jika ibu pascamelahirkan mengalami depresi dengan gejala yang berlangsung selama lebih dari 40 hari, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater.
"Kalau masih terjadi di atas 40 hari, berbulan-bulan masih merasa ada mood depresi, perasaan bersalah, ide bunuh diri, perasaan tidak berharga, mungkin harus segera diperiksakan ke psikiater atau psikolog," ungkapnya.
Lenny juga menyoroti dampak depresi pada ibu pascamelahirkan terhadap produksi ASI yang tidak optimal dan potensi dampak negatif pada anak yang dilahirkan. Oleh karena itu, dukungan dari pasangan atau suami sangatlah penting saat ibu sedang menghadapi masa-masa tertekan ini dalam mengemban peran baru sebagai seorang ibu.

"Kalau kita merasa ada perasaan depresi kita periksakan agar tidak berdampak pada anaknya," tambahnya.
Dukungan dari lingkungan, khususnya pasangan atau suami, serta konsultasi dengan ahli kesehatan mental merupakan langkah-langkah penting untuk menjaga kesehatan mental ibu dan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.