Survei: Masyarakat makin apatis terhadap politik
Merdeka.com - Banyak pengamat yang menyebut kinerja partai politik mengalami penurunan. Beberapa survei juga menunjukkan bahwa kepercayaan publik terhadap partai politik pun merosot.
Ini berujung pada munculnya sikap apatis dari masyarakat. Demikian hasil survei nasional "Internet, Apatisme, dan Alienasi Politik" yang digelar Indikator Politik Indonesia.
Direktur Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi, mengatakan buruknya kinerja lembaga politik menjadi faktor terbesar munculnya sikap apatisme masyarakat.
-
Siapa yang mengatakan bahwa Prabowo tidak punya persiapan khusus untuk debat? "Pak Prabowo persiapannya enggak ada yang khusus beliau persiapannya ya seperti biasa membaca mendengar kemudian tetap berolahraga berenang, minum jamu," ujar Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani di Gedung Juang, Menteng, Jakarta, Minggu (10/12).
-
Siapa yang tidak banyak berkomentar tentang keputusan KPU untuk meniadakan debat khusus calon wakil presiden? Cawapres Koalisi Indonesia Maju Gibran Rakabuming Raka tak banyak berkomentar. Ia akan mengikuti keputusan KPU."Ya saya mengikuti keputusan KPU," ujar Gibran disela menghadiri acara ibadah dan perayaan Natal WBI BPD di Pendapi Gede, Balai Kota Solo, Sabtu (2/12).
-
Kenapa Wakil Ketua Komisi III DPR meminta Kejagung tidak terlena dengan hasil survei? “Namun tak henti-hentinya saya mewanti-wanti Kejagung, agar tidak terlena dengan ini semua. Jangan sampai karena sudah merasa ‘di atas angin’, jadi lembek dan tidak garang lagi kinerjanya. Justru kepercayaan ini harus dijadikan bahan bakar untuk bekerja dan berinovasi lebih hebat lagi,” tambah Sahroni.
-
Siapa yang menyatakan bahwa putusan DKPP tidak menyangkut sah tidaknya pendaftaran Prabowo-Gibran? Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman mengatakan, putusan DKPP tersebut tidak menyebut bahwa pendaftaran Prabowo dan Gibran maju sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2024 tidak sah.
-
Siapa yang diyakini akan bersikap dewasa dalam politik? Sementara itu, Habiburokhman meyakini jika Megawati sebagai pimpinan partai tidak akan bersikap mengotak-kotakan dalam politik."Saya paham banget pemimpin-pemimpin kita Ibu Mega enggak akan ada politik kotak-kotak, mengotak-kotakan, 'ah saya enggak mau ah ada Jokowi, selama ada Jokowi enggak mau'. Enggak akan ada begitu kok, sudah dewasa semua," pungkasnya.
-
Mengapa mempelajari politik dianggap penting? Sebagai ilmu yang kompleks dan krusial, politik patut dipelajari.
Dari 2.290 orang yang menjadi responden survei, sebanyak 67 persen mengaku tidak tertarik dengan segala hal yang berkaitan dengan politik.
"Selain itu, kepercayaan masyarakat pada institusi politik juga buruk. Dari 58 persen responden menyatakan tak percaya partai politik, disusul dengan responden yang tak percaya politisi, menteri-menteri, DPR, dan presiden," kata Burhanudin di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (23/7).
Burhanudin menuturkan, kepercayaan publik terhadap lembaga politik terlihat variatif. Namun, kepercayaan (trust) politik masyarakat terhadap DPR secara kelembagaan, partai politik, dan politisi secara umum defisit.
"Kepercayaan kepada politik semakin ambrol saat masyarakat mengikuti berita politik. Intensitas masyarakat dalam mengikuti berita politik itu dinilai turut memengaruhi buruknya perspektif masyarakat pada politik," ujarnya.
Selain itu, informasi yang diperoleh masyarakat melalui internet ternyata juga berpengaruh terhadap sikap apatisme publik terhadap politik. 72 Persen responden menyimpulkan bahwa politisi cenderung berbicara tentang kebaikan dirinya.
Masyarakat pesimistis politisi akan memenuhi janji politiknya, dan menuding politisi sebagai sekumpulan orang yang mengejar keuntungan pribadi.
"Ada dua dari 10 pemilih kita yang mengakses internet. Khusus bagi pemilih yang mengakses internet, data menunjukkan bahwa semakin sering mengakses internet, maka semakin rendah kepercayaan pada politik, dan semakin jelek pandangan pada politisi," papar Burhanudin.
Survei ini dilakukan pada 19-27 Juni 2013 dengan 2.290 responden. Margin of error ditetapkan sebesar 2,1 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Responden dipilih secara random dengan multistage random sampling dan data diambil dengan metode wawancara. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen, dari total sampel, oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebanyakan responden ingin mengetahui segera siapa yang menggantikan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSurvei memotret penilaian masyarakat terhadap kondisi ekonomi, politik, keamanan hingga penegakan hukum nasional.
Baca SelengkapnyaSurvei dilakukan pada 4-11 Januari 2024 terhadap 1.220 responden. Survei dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Masyarakat yang mengaku puas itu adalah karena Presiden Jokowi banyak memberikan bantuan sosial kepada rakyat kecil
Baca SelengkapnyaHasilnya, TNI memperoleh angka 85,8 persen dan Presiden 77,1 persen.
Baca SelengkapnyaDengan politik seseorang bisa menerapkan kebijakan baik untuk kepentingan rakyat banyak.
Baca SelengkapnyaMayoritas responden menyatakan puas atas penyelenggaraan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator ini dilakukan pada tanggal 18-21 Februari 2024 kemarin.
Baca SelengkapnyaLebih dari 80 persen responden menyatakan puas terhadap kinerja polantas mengamankan dan melancarkan arus mudik.
Baca Selengkapnya