Politisi PDIP Persilakan KAMI Kritik Pemerintah Asal Jangan Bikin Kisruh
Merdeka.com - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Aria Bima menilai, deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dilakukan sejumlah tokoh sebagai kritikan positif. Kelompok kritis tersebut akan memberikan satu hal yang produktif bagi bangsa Indonesia ke depan.
"KAMI adalah salah satu kelompok yang saya anggap secara positif adalah kelompok kritis. Kalau kelompok kritis, akan memberikan satu hal yang produktif bagi bangsa Indonesia ke depan. Dia akan memberikan berbagai hal yang berkaitan dengan masukan - masukan argumentatif, yang solutif. Terutama masalah pandemi sekarang ini," ujar Aria Bima, disela acara 4 Pilar Kebangsaan di Solo, Jumat (21/8) malam.
Apalagi, lanjut dia, banyak tokoh bergabung yang dianggapnya sebagai begawan- begawan. Di antaranya, Prof Edi Swasono, Mutia Hatta dan profesor dari ITB.
Menurutnya, mereka adalah tokoh yang sudah diakui integritas moral dan intelektualnya. Kendati demikian, anggota DPR-RI asal Dapil V Jawa Tengah tersebut tak menampik kemungkinan adanya satu intrik dalam KAMI.
"Kalau intrik itu tendensius, kalau intrik, itu memunculkan isu-isu yang destruktif. Isu-isu yang tidak memberikan pencerahan kepada masyarakat. Isu-isu yang berdampak pada kecurigaan satu sama lain di masyarakat. Saya tidak mengatakan KAMI cenderung melakukan gerakan-gerakan tendensius terhadap pemerintah Jokowi karena banyak begawan-begawan saya anggap mempunyai integritas moral dan integritas intelektual," katanya.
Namun, dikatakannya, dari seluruh statemen yang ada, ia menilai tidak memberikan solutif. Tuntutan yang diajukan ada yang imajinatif sensasional yang tidak terjangkau.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI itu menyebut, yang dibutuhkan saat ini adalah mengatasi virus Covid-19 dan penyebaran serta dampaknya.
"Bagaimana menyediakan masker, vaksin dan dampak penyebarannya. Jadi situasi seperti saat ini butuh kebersamaan dan gotong royong. KAMI silakan mengkritisi tapi jangan bikin kisruh. Kalau hanya sekedar mengaktualisasikan sahwat kekuasaan politik yang tidak tersalurkan, nanti dulu," tandasnya.
"Situasi seperti saat ini jangan sampai digunakan untuk mencari-cari sisi yang lemah. Karena untuk mengatasi pandemi tidak mudah.
Kalau ini digoreng menjadi sesuatu yang destruktif saya kira bahaya," pungkas dia.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aria Bima mengajak masyarakat untuk membuka sekat-sekat perbedaan yang terjadi saat Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya" Yang main-main dengan suara rakyat, suara di TPS, itu bisa kena azab," Aria Bima
Baca SelengkapnyaHasto mengatakan, perguruan tinggi merupakan cerminan dari kekuatan moral.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.
Baca SelengkapnyaEtika Jokowi sebagai presiden dipertanyakan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaBudi Arie mendorong, agar relawan dan masyarakat memberikan dukungan kepada PSI agar masuk parlemen.
Baca Selengkapnya"Dalam negara demokrasi, menyampaikan pendapat, kritik atau bahkan punya 'mimpi-mimpi politik' adalah sah-sah saja," kata Ari
Baca SelengkapnyaPDIP memberikan catatan terhadap proses Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaAHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya