Menteri Kesehatan jadi bulan-bulanan karena vaksin palsu
Merdeka.com - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menjadi orang yang paling disorot atas kasus beredarnya vaksin palsu di sejumlah daerah di Indonesia. Vaksin palsu dianggap tanggung jawab Kemenkes untuk mengawasi. Kemenkes dianggap lalai dan tak becus dalam melaksanakan prosedurnya.
Menkes Nila bahkan langsung dipanggil oleh Komisi IX DPR untuk membahas hal itu. Nila tak khayal menjadi bulan-bulanan anggota DPR bidang kesehatan itu dalam rapat tersebut.
Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay marah dan menyampaikan pendapatnya dengan berapi-api kepada Nila yang hadir di sana. Dia meminta, Nila harus menjawab pertanyaannya, jika tidak dia akan mengejarnya.
"Tolong dijelaskan apa sebetulnya bahaya vaksin palsu ini. Sudah tahu enggak apa campuran isi jenisnya sebenarnya. Sekarang kan sudah beredar, sudah dilakukan penelitian enggak? Apa jenisnya, apa bahayanya, setingkat apa berbahaya itu pada anak-anak," kata Saleh di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/6).
Politikus PAN ini juga minta dijelaskan terkait data rumah sakit atau klinik yang diduga menjadi bagian peredaran vaksin tersebut. "Jangan-jangan ini sudah sampai ke Papua, cuma karena di Papua belum ada polisi nangkap jadi kita anggap enggak ada. Berapa rumah sakit, berapa klinik, apakah sudah distop atau ada di pasaran," tuturnya.
Saleh juga meminta penjelasan bagaimana langkah BPOM untuk menghentikan kasus peredaran vaksin palsu. Bagaimana koordinasi dengan aparat kepolisian dan Menkes.
"Saya tidak puas dengan penjelasan kementerian kesehatan melalui Twitter-nya itu. Di Twitter-nya katanya enggak usah khawatir lah, ada tujuh hal penjelasan yang disampaikan. Poin kelima disebutkan, diduga vaksin palsu hanya 1 persen yang itupun beredar di DKI, Banten, dan Jawa Barat. Hanya 1 persen, ini pernyataan menyepelekan masalah. Andaikata ada 1 orang Indonesia yang meninggal karena vaksin ini, ini betul-betul pelanggaran dan harus dikejar," bebernya.
Menurutnya, tak layak Nila menganggap remeh kasus vaksin palsu ini. Dia meminta Nila mengoreksi pernyataannya di Twitter.
"Coba lihat warga negara asing, 1 saja hilang di gunung Sinabung, itu sampai Kemenlu, kalau perlu presidennya datang ke situ jemput. Di negara kita vaksin beredar dikatakan hanya satu persen. Itu enggak betul," ungkapnya.
Selain itu, Saleh juga menyalahkan Nila yang mengatakan bahwa dikabarkan vaksin tersebut mengandung hal tertentu. "Dikabarkan? Ini kok bahasanya dikabarkan? Mestinya yang meneliti itu pemerintah. Kita bahas anggaran kemarin capek-capek itu biar pemerintah berhasil melindungi rakyat. Kalau dikabarkan berarti tidak pasti," ujarnya.
"Saya tidak suka dengan cara-cara pemerintah yang menganggap sepele terkait hal itu. Ingat Bu, jika pemerintah konsisten melanggar konstitusi, republik ini akan bubar," imbuhnya.
Tidak cuma Saleh, anggota Komisi IX lainnya, Ansory Siregar menegaskan, kasus vaksin palsu ini sebuah kejahatan besar.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Heboh Kepala Puskesmas di Palembang Larang Anak Buah Hamil & Wajibkan Terus Kerja Tanpa Istirahat
Kepala puskesmas juga menahan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang menjadi hak pegawai.
Baca SelengkapnyaMenkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaKalapas Cibinong: Warga Binaan Rentan Kena Penyakit, Berhak Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Memadai
Untuk itu melalui kerja sama ini diharapkan dapat membantu layanan kesehatan di Lapas Cibinong menjadi lebih optimal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengaku Dicabuli Dokter, Istri Pasien Serahkan Bukti Penting Ini ke Polisi
TA dan suaminya langsung meninggalkan lokasi. Hanya tim kuasa hukumnya yang menemui awak media untuk menyampaikan keterangan pers.
Baca SelengkapnyaTinggal Sebulan Lagi, Menteri Anas Tak Bosan Ingatkan PNS Harus Netral di Pemilu
Mengingat puncak pemilu pada Rabu, 14 Februari 2024.
Baca Selengkapnya7 Masalah Kesehatan yang Sebabkan Keringat Berlebih, Salah Satunya karena Gula
Keringat yang berlebihan ini muncul bukan karena panas matahari atau pakaian Anda yang terlalu tebal, tapi bisa jadi karena masalah pada kesehatan Anda.
Baca SelengkapnyaKemenkes Sebut 94 Petugas Pemilu Meninggal Dunia, Mayoritas karena Penyakit Jantung
Kementerian Kesehatan juga menyatakan bahwa ada 13.675 petugas pemilu yang tengah dirawat.
Baca SelengkapnyaPertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan Saat Perut Tiba-Tiba Kram, Wajib Tahu!
Beberapa tindakan yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama kram perut.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnya