Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Loyalis Anas minta SBY belajar dari Usman bin Affan

Loyalis Anas minta SBY belajar dari Usman bin Affan SBY Konpers IBAS Mundur. ©rumgapres/abror rizki

Merdeka.com - Mantan Sekretaris Departemen Agama DPP Partai Demokrat Ma'mun Murod Al-Barbasy tidak henti-hentinya menyerang susunan Daftar Caleg Sementara (DCS) yang telah disetujui oleh Majelis Tinggi Partai Demokrat. Kali ini, dia mengibaratkan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) layaknya khalifah Usman bin Affan yang tumbang dari kekuasaannya karena melakukan praktik nepotisme.

Loyalis Anas Urbaningrum ini mengatakan, praktik nepotisme yang terjadi dalam Partai Demokrat tidak bisa dibiarkan. Menurut dia, pembiaran atau ketidak mampuan mengendalikan praktik nepotisme bisa berakibat fatal bagi keberlangsungan negara atau partai politik.

"Pemerintahan Khalifah Usman bin Affan bisa jadi contoh faktual pemerintahan nepotis. Akibat ketakmampuannya kendalikan praktik nepotisme, Usman tidak hanya meninggal secara sadis dan berdarah-darah. Tapi juga pemerintahannya keropos dan bobrok," jelas Ma'mun saat dihubungi, Rabu (1/5).

Dia menyarankan agar SBY sebagai pucuk pimpinan di Partai Demokrat dapat belajar banyak dari sejarah yang terjadi dalam pemerintahan Usman bin Affan. Sehingga, Partai Demokrat bisa tetap eksis.

"Kalau ingin tetap eksis, harusnya Partai Demokrat belajar dari Usman bin Affan," katanya.

Dia membeberkan, bukti bahwa Demokrat melakukan nepotisme yang paling jelas terjadi saat penyusunan DCS oleh elite partai berlambang bintang Mercy ini.

"Bukti paling faktual tentu dalam penyusunan caleg yang jauh dari proporsional dan penuh kezaliman. Banyak keluarga atau kroni 'Bani Cikeas' yang jauh dari layak untuk menjadi caleg tempati 'nomor peci'. Sementara banyak kader partai yang selama ini telah bekerja keras besarkan partai ditempatkan di nomor urut yang jauh dari proporsional," tuturnya.

Ma'mun mengungkapkan, beberapa contoh penyusunan DCS yang dia nilai jauh dari rasa keadilan, seperti nama seorang dokter gigi Lintang Pramesti yang baru lulus, bukan pengurus, juga bukan aktivis. Namun kenyataannya mendapat nomor urut 2 di Dapil Jabar VIII.

"Sementara Syukri, aktivis, pengurus harian, kontribusinya besar buat partai dan selama ini sudah bangun basis di Dapil hanya ditaruh di nomor 3," terangnya.

Dia juga mempertanyakan alasan SBY menempatkan Ruhut Sitompul di nomor urut satu dalam dapil Sumatera Utara satu. Sementara peraih suara terbanyak berada di nomor 5.

"Wahab Dalimunthe, peraih suara terbesar di Sumut 2009 hanya dapat nomor 5, Ramadhan Pohan hanya nomor 4. Sementara nomor 1 justru Ruhut," ucap dia.

Sementara itu, tambah dia, nama lainnya, Mexicana Wibowo di daerah pemilihan DKI I tiba-tiba saja muncul. Padahal, Mexicana bukan pengurus dan aktivis partai.

"Bandingkan dengan Carrel (pengacara Anas), pengurus harian dan aktivis partai, yang malah tidak masuk. Astuti Wulandari juga sama, dan dapat nomor 3," tegas dia.

Hal lainnya, lanjut dia, menimpa Mirwan Amir sebagai pendiri Partai Demokrat di Aceh ditempatkan tidak terhormat. Sementara istri Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan, Ingrid Kansil berada di nomor urut pertama.

"Bandingkan dengan Mirwan Amir, pendiri Partai Demokrat di Aceh ditempatkan secara tidak terhormat. Ada Pasha harus turun ke nomor 2 karena nomor 1 harus ditempati Inggrid yang juga menempati nomor satu," tandasnya.

Seperti diketahui, Usman bin Affan merupakan khalifah Islam ke tiga. Awalnya, pemerintahannya berjalan lancar dan makmur. Namun, Usman memecat sejumlah gubernur dan petinggi kemudian digantikan oleh anggota keluarganya. Tindakan Usman yang terkesan nepotisme itu, mengundang protes dari orang-orang yang dipecat.

Singkat cerita, muncul konflik dan intrik terhadap kepemimpinan Usman dari pihak yang kecewa. Kediaman Usman kemudian dikepung dari berbagai penjuru. Dia kemudian dibunuh dalam usia 82 tahun setelah menjabat sebagai khalifah selama 12 tahun.

Banyak versi mengenai pembunuh Usman. Ada riwayat yang menyebut Usman dibunuh oleh Muhammad bin Abu Bakar. Sementara, dalam riwayat lain, disebutkan yang membunuh adalah Aswadan bin Hamrab dari Tujib, Mesir. Riwayat lain menyebutkan pembunuhnya adalah Al Ghafiki dan Sudan bin Hamran.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mahfud Minta PTUN Tak Kabulkan Gugatan Anwar Usman: Jangan Main-Main
Mahfud Minta PTUN Tak Kabulkan Gugatan Anwar Usman: Jangan Main-Main

Menurut Mahfud, PTUN tidak bisa mengabulkan gugatan Anwar Usman yang meminta keputusan pengangkatan Suhartoyo sebagai ketua baru MK dinyatakan tidak sah.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Gunakan Dana Abadi LPDP Buat Beri Pinjaman ke Mahasiswa
Sri Mulyani Gunakan Dana Abadi LPDP Buat Beri Pinjaman ke Mahasiswa

Usulan Sri Mulyani terkait heboh mahasiswa ITB keluhkan mahalnya bunga pinjol untuk bayar kuliah.

Baca Selengkapnya
Di Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara
Di Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara

Kendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Lahir dari Keluarga Miskin dan Putus Kuliah, Bayu Sukses Bisnis Percetakan Setelah Daftar Haji
Lahir dari Keluarga Miskin dan Putus Kuliah, Bayu Sukses Bisnis Percetakan Setelah Daftar Haji

Bayu mengawali bisnisnya bersama sang istri. Dia sempat 5 kali berganti jenis usaha sampai ke usaha percetakan.

Baca Selengkapnya
Cak Imin Samakan Praktik Dinasti dengan Nepotisme: Itu Perilaku Politik Prasejarah
Cak Imin Samakan Praktik Dinasti dengan Nepotisme: Itu Perilaku Politik Prasejarah

Cak Imin juga menyinggung kaum muda, yang muda bukan soal usia namun kelakuan

Baca Selengkapnya
KPK Tahan Politikus PKB, Timnas AMIN Ingatkan Hukum Tak Jadi Alat Penguasa untuk Pukul Lawan Politik
KPK Tahan Politikus PKB, Timnas AMIN Ingatkan Hukum Tak Jadi Alat Penguasa untuk Pukul Lawan Politik

Politikus PKB Reyna Usman kini ditahan KPK terkait kasus dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya
Soal Usulan Suami dapat Cuti Saat Istri Melahirkan, Anies: Saya Senang Gagasan Itu Dipakai Pemerintah
Soal Usulan Suami dapat Cuti Saat Istri Melahirkan, Anies: Saya Senang Gagasan Itu Dipakai Pemerintah

Anies menilai usulan itu menjadikan sebuah keluarga bahagia. Ketika ada istri baru melahirkan maka suami bisa menemani mengurus bayinya di awal kelahiran.

Baca Selengkapnya
Anies ke Pendukungnya saat Hari Pencoblosan 14 Februari: Harus Hati-Hati, Jaga Suara Kita
Anies ke Pendukungnya saat Hari Pencoblosan 14 Februari: Harus Hati-Hati, Jaga Suara Kita

Anies mengimbau pendukung berhati-hati. TPS harus betul-betul diawasi dengan benar.

Baca Selengkapnya
Istrinya Meninggal Sebelum Dikukuhkan, Ini Momen Haru Pengukuhan Guru Besar Pasangan Suami Istri di UMM
Istrinya Meninggal Sebelum Dikukuhkan, Ini Momen Haru Pengukuhan Guru Besar Pasangan Suami Istri di UMM

Istrinya meninggal 3 minggu sebelum dikukuhkan, ini momen haru pengukuhan guru besar pasangan suami istri di UMM.

Baca Selengkapnya