Lembaga survei gagal baca situasi politik DKI
Merdeka.com - Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar, Akbar Tandjung, menilai lembaga survei telah gagal membaca situasi politik dalam pelaksanaan pilgub DKI Jakarta. Terbukti, hasil survei yang dilakukan lembaga-lembaga tersebut sebelum pilgub tersebut dilaksanakan, sama sekali tidak mencerminkan realitas perolehan suara hasil pilgub.
"Dari hasil pilgub ini, ternyata lembaga-lembaga survei tersebut tidak mampu membaca situasi politik di Ibukota," kata Akbar Tanjung, saat menghadiri temu kader Partai Golkar Jawa Tengah, di rumah Ketua DPD Golkar Jateng, Wisnu Hardono, di Purwokerto, Sabtu (14/7).
Akbar menyebutkan, survei yang dilakukan lembaga-lembaga tersebut beberapa saat sebelum pilgub, tidak menempatkan pasangan cagub dan cawagub Jokowi dan Ahok sebagai pasangan yang akan memperoleh suara terbanyak.
Mereka menempatkan pasangan cagub-cawagub Foke-Nara sebagai pemenang pilgub DKI. Bahkan lembaga-lembaga itu meramalkan, pasangan tersebut akan memperoleh dukungan suara hingga 48 persen.
"Namun kenyataannya, pasangan Foke-Nara menempati posisi kedua dengan perolehan suara 34 persen," jelasnya.
Mengenai pasangan Alex-Nono yang dijagokan Golkar, Akbar Tanjung menyebutkan, perolehan suara yang diperoleh pasangan ini memang sangat jauh dari perkiraan. Dalam hal ini, perolehan suara pasangan tersebut hanya menduduki posisi keenam dengan perolehan suara 4,7 persen, kalah dari perolehan suara yang didapat pasangan indipenden Faisal-Biem yang memperoleh suara 5 persen.
Menurutnya, perolehan suara calon dari Partai Golkar ini, menunjukkan adanya anomali politik. Dia menyebutkan, dengan pertimbangan jumlah kursi Partai Golkar di DPRD DKI, seharusnya perolehan suara pasangan Alex-Nono bisa jauh lebih tinggi. Apalagi, dalam menghadapi pilgub ini, Golkar berkoalisi dengan kursi PPP.
"Berdasarkan jumlah kursi Golkar dan PPP di DPRD DKI, mestinya pasangan Alex-Nono ini, minimal bisa mencapai 13 persen," katanya.
Berdasarkan hitung-hitungan ini, Akbar mengaku sempat mendapat laporan bahwa pasangan Alex-Nono paling tidak bisa mendapat perolehan suara di urutan kedua.
"Saya sendiri sendiri tidak tahu bagaimana hitung-hitungannya, tapi rekan-rekan Golkar di DKI sempat menyampaikan rasa optimisme bahwa Alex-Nono akan menduduki urutan kedua," jelasnya.
Berdasarkan fakta yang terjadi dalam Pilgub di DKI ini, Akbar meminta seluruh kader partai Golkar di tanah air, bisa melakukan introspeksi dan memperkuat konsolidasi.
"Bagaimana pun, hasil pilkada DKI harus dicermati seluruh kader Golkar dalam rangka menghadapi Pemilu Legislatif dan Pilpres 2014," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BKN terus mengimbau seluruh pegawai ASN untuk berhati-hati di tahun politik, karena banyak hal yang dapat menyebabkan pegawai ASN terlibat politik praktis.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dipingpong ketika melaporkan pengeroyokan itu ke polisi.
Baca SelengkapnyaSaat berada di tengah perjalanan pelaku malah mengarahkan kendaraannya ke rumahnya yang berada di wilayah Kecamatan Panongan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menurut Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, ada dua hal yang membuat AMIN tidak melakukan kampanye di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaDavid menjelaskan untuk dua kasus yang menyeret nama Andika statusnya masih saksi terlapor.
Baca SelengkapnyaKarnita meminta warga untuk menjaga jarak aman dan agar tidak berbuat macam-macam yang bisa mengancam keselamatan.
Baca SelengkapnyaAziz menyebut partainya terbuka untuk melakukan komunikasi dan penjajakan koalisi dengan partai politik (parpol) manapun.
Baca SelengkapnyaPara pelawak itu bersaing memperebutkan suara dari daerah pemilihan masing-masing dengan kolega satu partai maupun partai politik lain.
Baca SelengkapnyaDari data Polda Sumut untuk jumlah pemberantasan pada 2023, pihaknya mengungkap 5.225 kasus narkoba dengan jumlah tersangka 6.570 orang.
Baca Selengkapnya