Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Komisi II usul Kemendagri tunjuk PNS jadi PJ Gubernur daripada TNI-Polri

Komisi II usul Kemendagri tunjuk PNS jadi PJ Gubernur daripada TNI-Polri Ahmad Riza Patria. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi II Ahmad Riza Patria menyarankan Pemerintah seharusnya mengambil Pejabat Gubernur Jawa Barat dan Sumatera Utara dari unsur Pegawai Negeri Sipil bukan TNI-Polri. Tujuannya adalah agar menghindari kecurigaan publik atas netralitas TNI-Polri dalam Pilkada.

Hal ini menyikapi penunjukkan dua perwira tinggi Polri untuk menjadi Plt Gubernur Jawa Barat dan Sumatera Utara mengisi kekosongan jabatan di Pilkada 2018.

Dua Pati Polri yang ditunjuk yakni Asops Polri Irjen M. Iriawan sebagai Plt Gubernur Jawa Barat dan Kadiv Propam Polri Irjen Martuani Sormin sebagai Plt Gubernur Sumatera Utara.

"Jadi seyogyanya bisa mengambil PNS bukan TNI-Polri dari kementerian lembaga lainnya, itu lebih baik. Supaya tidak menimbulkan prasangka-prasangka," kata Riza saat dihubungi, Jumat (26/1).

Terlebih, Pilkada Jawa Barat dan Sumut masuk kategori daerah rawan konflik di Pilkada. Maka dari itu, kata Riza, diharapkan aparat penegak hukum bisa netral dan independen.

"Karena rawan kita harus menjaga se-neteral betul, se-independen betul," ujarnya.

Riza meminta pemerintah teliti sebelum mengambil keputusan soal jabatan PJ di Jabar dan Sumut tersebut. Selain itu, jika pemerintah menunjuk perwira tinggi Polri di Jabar dan Sumut justru akan menimbulkan pertanyaan dari unsur militer.

"Selama ini kan dari PNS, kalau kekurangan orang, ya kenapa harus dari polisi. Nanti orang tanya kenapa enggak dari militer. Apa kekurangan? Masih ada PNS Menurut saya masih banyak," tegas Riza.

"Kita punya 34 Gubernur. Di Pemda itu banyak eselon 1. Bisa diberdayakan. Di kementerian banyak eselon 1 yang diberdayakan. Setneg, Setkab, ada Deputi, dan lain-lain," sambungnya.

Salah satu pertimbangan mengangkat Iriawan dan Martuani menjadi Plt Gubernur Jawa Barat dan Sumatera Utara untuk mencegah konflik saat Pilkada 2018. Dua daerah tersebut masuk kategori daerah rawan konflik di Pilkada.

Ketua DPP Partai Gerindra menilai penunjukkan dua Pati Polri maka akan memicu gesekan dengan TNI di Jabar dan Sumut.

"Karena nanti masyrakat punya persepsi yang beda, itu berbahaya malah. Apalagi di Sumut ada militernya. Nanti yang militer protes kenapa harus polisi. Itu juga jadi masalah," tandasnya.

Diketahui, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjelaskan alasan kenapa dirinya tidak menunjuk sekda provinsi untuk menjadi pejabat sementara. Menurut dia, sekda bisa menggerakkan PNS untuk ikut ke dalam Pilkada serentak.

"Ada yang bilang, kenapa kok enggak sekda? Sekda kan nanti diindikasikan menggerakkan PNS-nya nanti. Kenapa TNI/ Polri, ya enggak ada masalah. Diambil dari mana yang saya kenal saja," kata Tjahjo.

Tjahjo mengatakan, nama Irjen Iriawan dan Irjen Martuani keluar atas usulan dirinya. Menurut dia, kedua nama pati ini juga sudah didiskusikan oleh para petinggi Polri.

"Saya kan konsultasi sama Pak Kapolri. Kemarin (Pilkada 2017) lewat Menko Polhukam dikasih Pak Carlo Tewu. Sekarang, sementara saya butuh dua nama, 'siapa pak kira-kira'. Saya, Pak Kapolri, Pak Wakapolri diskusi," kata mantan Sekjen PDIP itu.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu

446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.

Baca Selengkapnya
Jenderal Polisi Pecat Anggota Polwan, Kapolres Langsung Coret 'Wajahnya' di Depan Anak Buah
Jenderal Polisi Pecat Anggota Polwan, Kapolres Langsung Coret 'Wajahnya' di Depan Anak Buah

Kapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.

Baca Selengkapnya
Panglima TNI Petakan Ada 15 Provinsi Rawan dalam Pilkada 2024, Ini Daftarnya
Panglima TNI Petakan Ada 15 Provinsi Rawan dalam Pilkada 2024, Ini Daftarnya

Pelaksanaan Pilkada secara serentak nanti memiliki kerawanan yang lebih besar dibandingkan Pilpres maupun Pileg.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bukan TNI Polri, Ini adalah Garda Terdepan yang Mengawal KPU di Tahun Pemilu
Bukan TNI Polri, Ini adalah Garda Terdepan yang Mengawal KPU di Tahun Pemilu

Bukan TNI dan Polri, ini adalah satuan yang menjadi garda terdepan dalam mengawal KPu di tahun pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Sekjen PDIP Sindir Kapolri: Suara-Suara Rakyat Harapkan Polri Netral Tak Dukung Paslon Tertentu
Sekjen PDIP Sindir Kapolri: Suara-Suara Rakyat Harapkan Polri Netral Tak Dukung Paslon Tertentu

Sekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.

Baca Selengkapnya
Istana Jelaskan Alasan Rekrutmen ASN Besar-besaran Dibuka Jelang Pilpres 2024
Istana Jelaskan Alasan Rekrutmen ASN Besar-besaran Dibuka Jelang Pilpres 2024

Istana menjelaskan alasan pemerintah membuka rekrutmen calon aparatur sipil negara (CASN) besar-besaran pada tahun politik 2024.

Baca Selengkapnya
Pemilu Tinggal 8 Hari, Pemprov Bali Instruksikan PNS dan ASN Harus Netral
Pemilu Tinggal 8 Hari, Pemprov Bali Instruksikan PNS dan ASN Harus Netral

Dalam waktu 8 hari akan diselenggarakan Pemilu 2024 untuk memilih Presiden, Wakil Presiden, anggota DPR/DPD/DPRD Provinsi.

Baca Selengkapnya
Kompak, Polri dan TNI di Pekanbaru Jaga Kamtibmas Demi Pemilu Damai
Kompak, Polri dan TNI di Pekanbaru Jaga Kamtibmas Demi Pemilu Damai

Sinegitas itu dibuktikan dengan menggelar apel bersama di halaman Makodim 031/Pekanbaru

Baca Selengkapnya
Polri Siapkan Direktorat Siber pada 8 Polda, Berikut Daftarnya
Polri Siapkan Direktorat Siber pada 8 Polda, Berikut Daftarnya

Mabes Polri tengah menyiapkan pembentukan Direktorat Siber. Direktorat baru ini akan ditempatkan pada delapan Polda.

Baca Selengkapnya