Kalah Pilgub Jatim, PDIP klaim sosok Puti diterima masyarakat
Merdeka.com - PDIP menelan pil pahit karena kalah dalam Pemilihan Gubernur di sejumlah provinsi. Salah satunya adalah Jawa Timur yang mana PDIP mengusung Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno. Puti sendiri merupakan cucu dari Presiden RI pertama Indonesia, Soekarno.
Stempel cucu Soekarno itu pun gagal bagi Puti menduduki kursi orang nomor dua di Jawa Timur. Menanggapi itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa figur Puti diterima oleh masyarakat Jatim. Baginya perjuangan keponakan ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tersebut tak sia sia.
"Kalo kita lihat sebenarnya arahnya sangat positif, pergerakannya cukup kuat, kami melakukan evaluasi dan mbak Puti sendiri menyatakan tidak ada yang sia-sia dengan perjuangan itu sendiri di basisnya, kita juga tidak terlepas dari siapa yang memberikan dukungan kepada Gus Ipul dan mbak Puti," katanya di markas PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/6).
"Sehingga kami tetap percaya bahwa kepimimpinan mbak Puti adalah kepemimpinan yang diterima oleh masyarakat Jatim," tambahnya.
Dia menambahkan, baiknya seluruh pihak menunggu hasil akhir perhitungan resmi oleh KPU. Walau PDIP mendapat angka rendah di Pilgub Jatim, Hasto memuji figur Puti yang baru muncul dan berhasil merebut suara masyarakat Jatim. Dibanding Khofifah Indar Parawansa yang telah lama muncul di publik dan kalah dua kali di Pilgub Jatim.
"Sampai saat ini rekapitulasi kan belum selesai, jadi lebih baik kita menunggu dari proses rekapitulasi. Sebagai figur yang bawa nama Bung Karno beliau datang pada 10 Januari 2018 ke Jatim dengan apa yang dicapai, dengan apa yang dicapai dengan mereka yang telah berkonsentrasi lebih dari 17 tahun itu menunjukkan hasil yang luar biasa," tutur Hasto.
"Jadi mbak Puti kan sejak 10 Januari dibandingkan dengan mereka yang berkonsentrasi lebih dari 17 tahun. Ya ini hasilnya luar biasa," sambungnya.
Dia juga menepis anggapan jika Kyai di Jatim lebih mendukung Khofifah. Sebab, Partai berlambang banteng ini sudah konsisten sesuai arahan Megawati yang merespon permintaan Kyai untuk mencalonkan Gus Ipul. PDIP juga menguatkan nasionalisme, sukarnois dan Nahdatul Ulama dengan basis Nahdliyin.
"Jatim itu kan berbicara tentang narasi kebangsaan Indonesa raya, dimana ketika resolusi jihad pada 22 Oktober 1945 disitu kaum Nasionalis, Sukarnois, kemudian juga Nahdiylin semua bersatu bergandeng tangan tanpa membedakan semua berteriak merdeka atau mati, merdeka Allahu Akbar, dan narasi ini lah yang diangkat oleh PDIP ketika para Kyai datang ke Ibu Ketum, agar Gus Ipul bisa lahir dari kepemimpinan Nahdiyin bu Meha merespon permintaan para Kyai kami konsistensi," ujar Hasto.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah nama mencuat bakal ikut kontestasi Pilgub Jatim
Baca SelengkapnyaHasto menyampaikan, hal serupa juga telah disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Hari Ulang Tahun PDIP beberapa waktu yang lalu.
Baca SelengkapnyaHasto kemudian juga menyoroti beberapa problematika yang hulunya pada saat pencoblosan 14 Februari lalu pada sistem Sirekap KPU.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Partai Gerindra tengah fokus mengawal perhitungan suara pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaHasto Sengketa Pilpres di Momen Hari Kartini: Semoga MK Ketuk Palu Emas, Bukan Palu Godam
Baca SelengkapnyaMengingat karena pada 8-9 Februari sehubungan dengan hari libur dan cuti bersama.
Baca SelengkapnyaHasto juga menyebut pemberian suatu pangkat terkadang bertentangan dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan
Baca Selengkapnya