Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Wakil Ketua DPR RI Fraksi Golkar Azis Syamsuddin sebagai tersangka pemberian hibah atau janji dalam penanganan perkara DAK di Lampung Tengah. Azis adalah pihak yang mengenalkan penyidik KPK asal Polri Stepanus Robin Pattuju kepada Wali Kota Tanjung Balai M Syahrial.
Mengutip berbagai sumber, Azis merupakan anggota DPR RI empat periode. Sejak tahun 2004, pria kelahiran Surakarta, 31 Juli 1970 ini selalu terpilih menjadi anggota dewan.
Azis yang lulusan program doktoral Universitas Padjajaran ini selalu menempati Komisi III DPR RI yang membidangi hukum. Puncaknya, di DPR RI periode 2019-2024, Wakil Ketua Umum Golkar ini didapuk sebagai Wakil Ketua DPR RI Bidang Politik dan Keamanan.
Sebelum ke politik, Azis merupakan pengacara yang tergabung dalam kantor Pengacara Gani Djemat & Partner dari 1994 hingga 2004. Kemudian, Azis mendirikan kantor pengacara Syam dan Syam Law Office Jakarta.
Azis juga pernah menjadi konsultan PT AIA Insurance pada tahun 1992-1993 dan tahun 1994-1995 ia bekerja seabgai Office Development Program VII PT Panin Bank.
Keaktifan Azis di sejumlah organisasi juga tercatat dengan sejumlah jabatan. Ia pernah menjadi Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia tahun 2008-2011. Juga pernah menjadi Ketua PPK Kosgoro di tahun 1957.
Di Golkar, Azis pernah menjadi Ketua DPP Bidang Hukum dan Advokasi Bappilu Partai Golkar. Hingga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum di era kepemimpinan Airlangga Hartarto saat ini.
Dalam catatan merdeka.com, ada sejumlah kasus korupsi yang ditangani KPK dan menyeret nama Azis. Salah satunya saat KPK menangani kasus korupsi pembangunan Kawasan Pusat Kegiatan Pengembangan dan Pembinaan Terpadu Sumber Daya Manusia Kejaksaan, Kelurahan Ceger, Jakarta Timur pada 2012. Saat itu, Azis duduk sebagai anggota Komisi III DPR RI periode 2009- 2014.
Dia diduga membantu eks Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin meloloskan usulan proyek Kejagung sebesar Rp560 miliar di Komisi III DPR RI.
Selang satu tahun di 2013, Azis diduga menerima fee sebesar USD 50 ribu terkait kasus korupsi pengadaan simulator SIM. Uang tersebut disebut-sebut pemberian hadiah dari Ajun Kombes Teddy Rusnawan atas perintah Kakorlantas Polri saat itu, Irjen Djoko Susilo
Empat tahun kemudian, nama Aziz kembali santer setelah Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR yang kala itu diketuai Aboe Bakar Al Habsyi, menerima laporan yang menyebut nama Aziz atas dugaan permintaan fee sebesar 8 persen kepada eks Bupati Lampung Tengah, Mustafa terkait proyek DAK Lampung Tengah 2017.
Tiga tahun berselang, tepat ketika menjabat sebagai Wakil Ketua DPR pada periode 2019-2020, lagi-lagi nama Azis muncul dalam perkara suap penghapusan red notice buronan Djoko Tjandra dengan terpidana mantan Kadivhubinter Polri, Irjen Napoleon Bonaparte. Azis disebut penah berdiskusi dengan Napoleon terkait kasus tersebut.
Kala itu, Napoleon mengatakan dirinya meminta arahan Azis untuk menerima atau menolak permintaan Tommy Sumardi mengecek status red notice Djoko Tjandra. Hal itu disampaikan Napoleon saat bersaksi dalam sidang suap penghapusan red notice Djoko Tjandra dengan terdakwa Tommy Sumardi.
Terbaru, nama Azis muncul di kasus yang menjerat Wali Kota Tanjungbalai periode 2016-2021, M Syahrial. Pada bulan Oktober 2020, Azis Syamsuddin sebagai tuan rumah mempertemukan sekaligus mengenalkan M Syahrial dengan AKP Robin. M Syahrial lantas meminta bantuan AKP Robin agar penyelidikan kasus jual-beli jabatan yang tengah diusut KPK tidak dilanjutkan ke tahap penyidikan. AKP Robin menyepakatinya dengan imbalan Rp 1,7 miliar, tetapi realisasinya baru diberikan Rp 1.695.000.000.
Pada pertengahan April 2021, ternyata perkara jual-beli jabatan di Tanjungbalai itu sudah dilanjutkan ke penyidikan.
Selanjutnya, pada Agustus 2020, Azis Syamsuddin mengontak AKP Robin untuk membantunya mengurus perkara di KPK. Perkara itu disebut merupakan penyelidikan yang diduga melibatkan Azis Syamsuddin dan Aliza Gunado.
Aliza Gunado diketahui sebagai mantan Ketua PP Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG). Lagi-lagi AKP Robin bersama dengan Maskur Husain berduet untuk mengurus penyelidikan terkait perkara di Lampung Tengah itu.
AKP Robin dan Azis Syamsuddin pun sepakat dengan imbalan Rp2 miliar. Namun realisasinya imbalan itu berkembang, yakni total AKP Robin dan Maskur Husain menerima Rp 3.099.887.000 dan USD 36.000 dalam beberapa tahap. Uang itu lantas dibagi AKP Robin dan Maskur Husain.
Nama Azis juga muncul ketika jaksa membacakan dakwaan Robin. Disebutkan Azis telah membantu mengenalkan Robin dan pengacara Maskur kepada Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari pada Oktober 2020. Rita kala itu sudah ditahan di Lapas Klas II Tangerang ditemui Robin dan Maskur. Kepada Rita, mereka menjanjikan memuluskan pengembalian aset yang disita KPK dan pengajuan Peninjauan Kembali (KPK) yang bersangkutan.
Dengan jasa itu, Robin meminta imbalan Rp10 miliar kepada Rita. Jumlah itu belum termasuk imbalan jika pengembalian aset berhasil, dengan tambahan sebanyak 50 persen dari total nilai aset.
"Di mana hal tersebut bisa karena ada terdakwa yang sebagai penyidik KPK bisa menekan para hakim PK, dan akhirnya Rita Widyasari setuju memberikan kuasa kepada Maskur Husain," ucap jaksa. [lia]
Baca juga:
Ekspresi Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Saat Ditahan Terkait Suap Penyidik KPK
Badan Hukum & HAM Golkar Minta Azis Mundur dari Pimpinan DPR Pascatersangka
Azis Syamsuddin Tersangka, Golkar Akan Sampaikan Sikap Resmi Siang Ini
Ketum Airlangga Soal Azis Syamsuddin: Golkar Sedang Mengkaji
Alasan KPK Tetap Jemput Paksa Meski Azis Berdalih Sedang Isoman
Deretan Kasus Korupsi Seret Nama Azis Syamsuddin Hingga Akhirnya jadi Tersangka
PAN Tunjuk Yandri Susanto jadi Wakil Ketua MPR Pengganti Zulkifli Hasan
Sekitar 43 Menit yang laluDemokrat Akui Koalisi dengan NasDem dan PKS Menguat Usai SBY Bertemu JK
Sekitar 17 Jam yang laluPDIP Dikabarkan akan Berkunjung, NasDem: Kami Anggap Punya Niat yang Sama
Sekitar 18 Jam yang laluPKB Sindir Duet Pemersatu Bangsa Tak Berprestasi, NasDem: Senyum Kami Masih Banyak
Sekitar 20 Jam yang laluPAN Yogyakarta Usulkan Haedar Nashir dan Sultan HB X jadi Capres 2024
Sekitar 21 Jam yang laluSekjen Gerindra Sindir Pemimpin Lupa dengan Orang yang Membesarkan
Sekitar 22 Jam yang laluHarapan DPR pada Misi Perdamaian Presiden Jokowi ke Ukraina-Rusia
Sekitar 1 Hari yang laluPKS: Menjalin Silaturahim Memperkokoh Persatuan Bangsa
Sekitar 1 Hari yang laluAnies Baswedan Dinilai Jadi Magnet Bagi Demokrat dan PKS Sambangi NasDem
Sekitar 1 Hari yang laluDuet Pemersatu Bangsa Ganjar-Anies, PKB: Dua-duanya Tak Miliki Prestasi
Sekitar 1 Hari yang laluPR Besar PPP Bukan Soal Capres atau Koalisi, Tapi Lolos ke Senayan
Sekitar 1 Hari yang laluKIB Tutup Pintu Bagi Cak Imin Jadi Capres, Ini Respons PKB
Sekitar 1 Hari yang laluKPU Catat 16 Partai Politik Sudah Miliki Akun SIPOL
Sekitar 2 Hari yang laluKIB Tolak Usung Prabowo dan Ganjar, Prioritaskan Kader Partai Koalisi
Sekitar 2 Hari yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluSosok John Wempi Wetipo, Kader PDIP Miliki Rp65 M Dipuji Megawati Karena Disiplin
Sekitar 1 Minggu yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 6 Hari yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 1 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluMomen Akrab Jokowi Dirangkul Joe Biden di KTT G7
Sekitar 1 Jam yang laluKe Luar Negeri, Jokowi Tugaskan Ma'ruf Amin Jadi Plt Presiden
Sekitar 2 Jam yang laluJokowi & PM Inggris Boris Johnson Sepakat Perkuat Kerja Sama Bidang EBT dan Pangan
Sekitar 2 Jam yang laluRonaldinho Hadiahi Jersey Brasil Nomor 10 ke Pejabat Anak Buah Jokowi
Sekitar 2 Jam yang laluAlasan Pemerintah Tak Batasi Aktivitas Masyarakat Meski Covid-19 Naik Lagi
Sekitar 1 Menit yang laluMoeldoko: Pandemi Belum Berakhir, Ojo Kesusu Lepas Masker
Sekitar 58 Menit yang laluKasus Covid-19 Naik Lagi, Pakistan Kembali Wajibkan Masker Saat Penerbangan Domestik
Sekitar 1 Jam yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 3 Minggu yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 1 Bulan yang laluSerangan Rudal Hantam Mal di Ukraina, 16 Orang Tewas
Sekitar 52 Menit yang laluDampak Perang, Masyarakat di Negara Berkembang Terancam Kelaparan
Sekitar 54 Menit yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami