Merdeka.com - Gubernur Jawa Barat dua periode Ahmad Heryawan buka suara soal pengunduran dirinya sebagai bakal calon anggota legislatif. Ia pun menjelaskan soal tugas khusus dari PKS yang diberikan padanya terkait Pilpres sampai isu kursi Wagub DKI Jakarta.

Pria yang akrab disapa Aher ini mengisahkan bahwa keikutsertaan di bursa Pileg 2019 adalah titah partai. Ia menurutinya dengan merampungkan berkas pendaftaran.

Namun, pada malam di tanggal 31 Juli, dia ditelepon oleh Wasekjen DPP PKS, Abdul Hakim untuk mengundurkan diri. Alasannya, ada penugasan khusus dari DPP untuknya.

Aher mengungkapkan, saat itu penugasan yang dimaksud besar kemungkinan berkaitan dengan Pilpres di mana ia menjadi salah satu kandidat Prabowo yang belum menentukan wakilnya.

Pasalnya, ada aturan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang melarang bakal Calon Legislatif (Bacaleg) masuk menjadi Bakal Calon Presiden (Bacapres) atau Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres).

"Bisa jadi dalam rangka itu (Aher ditunjuk jadi Calon Wakil Presiden menemani Prabowo). Saat itu kan masih ada kemungkinan kader PKS maju jadi Cawapres," katanya saat ditemui di rumah kontrakannya di Komplek Setra Duta, Kecamatan Hegarmanah, Kota Bandung, Senin (13/8).

Soal tugas tersebut momentumnya ia sebut sudah lewat. Pasalnya, Prabowo bersama partai koalisi sepakat memilih Sandiaga Uno sebagai Cawapres.

Sementara jika tugas yang dimaksud soal menduduki kursi Wagub DKI Jakarta, Ahmad Heryawan mengaku belum tahu menahu.

"Kalau dikaitkan dengan DKI Jakarta saya tidak tahu. Belum dapat informasinya. Saya juga tak mau berandai-andai," ujarnya.

Namun demikian, dia memastikan akan mengikuti instruksi apapun yang disampaikan pengurus partai seperti yang dijalaninya selama ini.

"Selama ini saya bekerja sesuai dari penugasan partai. Jadi caleg saya ikuti, diperintah jadi Cagub sudah dua kali, Alhamdulillah menang. Kalau diitung-itung udah 20 tahun saya mengikuti instruksi partai. Dari umur 33 tahun sampai 52 tahun," ucapnya sambil tertawa.

Saat ini, Aher sedang menikmati hari-hari tanpa jabatan publik yang mengikatnya. "Saya sekarang santai. Orang bilang akan ada force power syndrome, saya enggak ngerasain itu. Sedang menikmati hari-hari lah," ujarnya.