Hasto Kritik Jokowi, dari Karir Keluarga hingga Pembagian Bansos
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto melontarkan kritik keras kepada Presiden Jokowi.
sekjen pdip![Hasto Kritik Jokowi, dari Karir Keluarga hingga Pembagian Bansos](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/4/16/1713273884089-lzaw8.jpeg)
![Hasto Kritik Jokowi, dari Karir Keluarga hingga Pembagian Bansos](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/16/1713273844535-opqvt.jpeg)
Hasto Kritik Jokowi, dari Karir Keluarga hingga Pembagian Bansos
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto melontarkan kritik keras kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menilai Jokowi lebih asyik memikirkan keluarganya.
"PDI Perjuangan sangat mengkhawatirkan dampak persoalan geopolitik global, namun pada saat bersamaan sangat menyesalkan terhadap Presiden Jokowi yang lebih asyik memikirkan keluarganya mau jadi apa," kata Hasto dalam keterangannya, Selasa (16/4).
- VIDEO: Hasto Tak Berkutik Kena Skak Irma NasDem Kritik Tajam Sikap PDIP ke Jokowi
- Respons Jokowi Disebut Ingin Rebut Kursi Ketum PDIP: Katanya Golkar, Masa Semuanya
- Relawan Jokowi Kritik Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Soal Pertemuan Megawati dan Jokowi
- VIDEO: PDIP Keras! Usai Rudal Iran Serang Israel, Jokowi Lebih Asyik Mikirin Keluarga
- 6 Jenis Beras di Indonesia, Lengkap Beserta Penjelasannya
- VIDEO: Kabar Terbaru Kasus Ibu Cabuli Anak, Polisi Beberkan Kejutan Fakta
Hasto menilai, ketegangan antara Iran dengan Israel dikhawatirkan memperburuk perekonomian Indonesia. Apalagi, Perang Rusia-Ukraina dianggapnya telah menciptakan krisis energi dan pangan.
"Bukannya melakukan mitigasi, Presiden Jokowi ketika menghadapi Idul Fitri lebih asyik membagi sembako di depan Istana Negara sepertinya secara sengaja 'menantang' berbagai dalil bansos yang sedang diperdebatkan di MK (Mahkamah Konstitusi)," sambungnya.
![Hasto Kritik Jokowi, dari Karir Keluarga hingga Pembagian Bansos](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/16/1713273859326-20185g.jpeg)
Dia mengungkapkan, dengan berbagai persoalan tersebut, Indonesia dianggap lebih menghadapi persoalan kepemimpinan nasional yang serius.
"Abuse of power menciptakan ketidakpastian hukum. Supremasi hukum terancam, dan nepotisme menghilangkan meritokrasi. Ketika law enforcement tidak dilakukan, maka munculah KKN masif sebagaimana korupsi pertambangan yang terjadi akhri-akhir ini," ucapnya.