Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Golkar marah, PDIP sebut pakaikan jas merah biar Ahok tak arogan

Golkar marah, PDIP sebut pakaikan jas merah biar Ahok tak arogan Mega dampingi Ahok-Djarot daftar ke KPUD. ©2016 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Momen saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memakaikan jas merah kepada Basuki T Purnama (Ahok) ternyata membuat Partai Golkar meradang. Golkar menyebut PDIP egois, sebab Ahok adalah milik bersama.

Politisi PDIP Eva Kusuma Sundari mengatakan, pemakaian jaket itu berisi pesan untuk Ahok agar tidak melupakan sejarah bahwa PDIP yang telah memenangkannya di Pilgub 2012 lalu. Sekaligus, katanya, pesan juga agar Ahok tidak bersikap arogan.

"Bukan monopoli, pengenaan jas partai itu message untuk Ahok yang menguntungkan parpol-parpol. Ingat parpol (pengusung) ya, jangan terus berstatement historis, kacang lupa lanjaran (tiang penyangga). Ini upaya agar Ahok jadi pemimpin yang tidak arogan, mentang-mentang, lupa kesejarahan," kata Eva saat kepada merdeka.com, Jumat (23/9).

Selain berjasa memenangkan Ahok, Eva menyebut PDIP lah yang menyediakan portofolio program dan kebijakan bagi pasangan Jokowi-Ahok. Bahkan selepas Jokowi naik menjadi presiden, PDIP terus mengawal pemerintahan Ahok hingga akhir masa jabatannya.

"Mohon diingat semuanya, PDIP adalah pengusung sejak 2012 hingga berakhirnya jabatan kelak. Sebagaimana dinyatakan Ahok, dia meneruskan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan Jokowi yang portofolio nya disediakan PDIP," terangnya.

Lebih lanjut, Eva mengklaim, elektabilitas Ahok yang tinggi tak lepas dari peran PDIP. Sehingga, menurutnya, pemberian jaket itu adalah hal yang wajar dan 'fair'.

"Jika sekarang Ahok elektabilitas-nya tinggi ya ada kontribusi nyata PDIP selama 5 tahun, ini jadi proses yang historis. Jasmerah deh, ini yang fair apalagi kemudian kursi PDIP terbanyak, harus ada keadilan dalam memotret fakta," tegasnya.

Apalagi, kata Eva, PDIP adalah partai dengan kursi terbanyak di Jakarta. Oleh karena itu, dia meminta Golkar untuk melihat fakta tersebut dan tidak asal protes.

"Enggak usah emosi, saham kita terbesar ngitungnya mundur. Past and present values. Ini fair, bukan egois. PDIP dukung kan bukan baru belakangan 2 bulan ini?" pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memimpin langsung pendaftaran pasangan Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI 2017. Bahkan dalam pendaftaran di KPU DKI, Rabu (21/9) kemarin, Megawati memakaikan jas merah kepada Ahok, yang diketahui bukan kader PDIP.

Wasekjen Partai Golkar, Maman Abdurrahman protes momen Megawati memakaikan jas merah kepada Ahok. Menurut dia, Ahok bukan milik PDIP, tapi milik bersama.

"Ahok itu milik kita semua, milik rakyat Jakarta, milik semua Partai yang mengusung, tapi bukan milik satu partai saja seperti yang diinginkan oleh PDIP menjadi Partai Pengusung Utama di mana partai yang lain hanya pelengkap," kata Maman kepada wartawan, Kamis (22/9).

Maman bahkan menantang PDIP harusnya bisa usung kadernya sendiri di Pilgub DKI 2017, bukan Ahok. Apalagi, PDIP memiliki suara terbanyak di DKI Jakarta, bisa mengusung calon sendiri tanpa koalisi.

"Menurut saya kalau PDIP merasa perolehan kursinya paling tinggi dengan 28 kursi, kan bisa mengusung calon sendiri. Kalau memang PDIP merasa kuat kenapa tidak mengusung calon sendiri? Jangan ciderai semangat kebersamaan semua Partai pendukung yang sudah mendukung sejak awal," kata dia lagi.

Dia menilai PDIP terlalu egois karena ingin sepenuhnya menguasai Ahok. Hal ini terlihat dari aksi Megawati yang memakaikan jas merah kepada Ahok.

"Insiden pemaksaan kepada Ahok untuk memakai jaket merah kepada Ahok adalah sebuah bentuk tindakan egois dan arogan dengan mengesampingkan kepentingan yang lebih besar, yaitu kebersamaan dalam koalisi," terang dia.

"Sekali lagi Ahok itu milik publik Jakarta dan dukungan kepada Ahok adalah dukungan murni dan obyektif. Tidak perlu ada klaim-klaim dan monopoli sebagai pengusung utama. Posisi semua partai setara," pungkasnya.

(mdk/rnd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Golkar Tidak Keberatan Jika Ada Partai Baru Bergabung dengan Koalisi Prabowo

Golkar Tidak Keberatan Jika Ada Partai Baru Bergabung dengan Koalisi Prabowo

Kendati demikian, Golkar mengaku tak mengetahui siapa partai politik yang akan bergabung dengan KIM.

Baca Selengkapnya
Ahok: Saya Petugas Partai, Karena Kader yang Dilatih

Ahok: Saya Petugas Partai, Karena Kader yang Dilatih

PDIP disebutnya sebagai partai yang konsisten dalam memperjuangkan Ideologi Pancasila.

Baca Selengkapnya
Ahok Ungkap Jokowi Pernah Memintanya Mundur dari Pencalonan Gubernur DKI

Ahok Ungkap Jokowi Pernah Memintanya Mundur dari Pencalonan Gubernur DKI

Ahok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Reaksi Ganjar Usai Maruarar Sirait Mengundurkan Diri dari PDIP

Reaksi Ganjar Usai Maruarar Sirait Mengundurkan Diri dari PDIP

Maruarar memutuskan keluar dari PDIP untuk mengikuti arah politik Jokowi.

Baca Selengkapnya
Ahok Sempat Ditawari Masuk PSI Usai Bebas Penjara: Saya Tolak

Ahok Sempat Ditawari Masuk PSI Usai Bebas Penjara: Saya Tolak

Ada asumsi Ahok turut berkontribusi atas pendirian PSI.

Baca Selengkapnya
Ahok Beberkan Alasan Turun Gunung Dukung Ganjar-Mahfud

Ahok Beberkan Alasan Turun Gunung Dukung Ganjar-Mahfud

Eks Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membeberkan alasannya mendukung pasangan calon nomor urut 03 Ganjar Pranowo- Mahfud Md.

Baca Selengkapnya
Jokowi Jawab soal Isu akan Gabung Golkar

Jokowi Jawab soal Isu akan Gabung Golkar

Golkar menyambut baik jika benar Jokowi ingin bergabung dengan partai berlambang pohon beringin itu.

Baca Selengkapnya
TPN Ganjar-Mahfud Bela Ahok soal Jokowi-Gibran Tak Bisa Kerja: Itu Namanya Demokrasi

TPN Ganjar-Mahfud Bela Ahok soal Jokowi-Gibran Tak Bisa Kerja: Itu Namanya Demokrasi

Menurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.

Baca Selengkapnya
Cuma PKS yang Tak Ikut Jokowi

Cuma PKS yang Tak Ikut Jokowi

Selain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.

Baca Selengkapnya