Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Eva Sundari Minta Bawaslu Buktikan Tabloid Pembawa Pesan Dibuat Caleg PDIP

Eva Sundari Minta Bawaslu Buktikan Tabloid Pembawa Pesan Dibuat Caleg PDIP Tabloid Pesan. ©2019 Merdeka.com/Yunita Amalia

Merdeka.com - Sekretaris Bidang Pelatihan dan Pendidikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Eva Kusuma Sundari menantang Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk membuktikan bahwa pembuat Tabloid Pembawa Pesan adalah Caleg PDIP. Hal itu, kata dia, penting untuk tidak menimbulkan spekulasi di masyarakat.

"Wah itu harus dibuktikan, kenapa enggak disebut sekalian? Supaya enggak ada teori-teori toh tabloidnya halal dan thoyiban? Tapi kok hebat banget ya enggak nggarap dapil galang suara? Kok nggarap isu?" kata Eva di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/1).

Menurut Eva, tabloid itu juga tidak melanggar koridor atau aturan kampanye. Sebab, tidak konten yang merugikan juga dari tabloid tersebut.

"Tidak ada content merugikan kualitas demokrasi (pecah belah, fitnah, makar, kekerasan dan lain-lain)," ungkapnya.

Dia juga membandingkan Tabloid Pembawa Pesan dengan Buletin Kaffah yang diperbolehkan ada di masjid. Padahal, kata Eva, isi Tabloid Kaffah itu justru mengajak membenci pemerintah atau mempropagandakan khilafah.

"Jadi aturan apa yang dipakai untuk membolehkan dan melarang tabloid beredar di masjid-masjid? Harusnya patokannya ya satu hukum yang sama karena NKRI," ucapnya.

tabloid pesan

Tabloid Pembawa Pesan ©2019 Merdeka.com/Yunita Amalia

Dihubungi terpisah, Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno belum bisa memastikan apakah pelaku pembuatan tabloid itu adalah Caleg PDIP. Namun, lanjut dia, jika isinya berupa fakta maka oknum telah membuat politik yang mencerahkan.

"Belum tahu siapa yang buat. Baca isinya, jangan siapa yang buat. Jika isinya mencerahkan, membuat orang bertambah cerdas, berarti pembuatnya sudah mengusung politik pencerahan," kata Hendrawan saat dihubungi merdeka.com, Rabu (30/1).

Hendrawan menilai, jika tabloid itu berisi cerita bahwa Presiden Jokowi tetap bekerja meski diterpa hinaan dan fitnah itu bukan hanya harus ditulis dalam tabloid. Tetapi harus dilakukan melalui edukasi, sosialisasi, temu kader.

"Kewajiban semua kader untuk meluruskan hal-hal yang tidak sesuai dengan fakta, karena politik yang kami usung adalah politik pencerahan," ucapnya.

Dia juga menilai, saat ini masyarakat tidak begitu tertarik membaca tabloid. Kata Anggota Komisi XI DPR ini, masyarakat lebih suka baca tulisan singkat salah satunya melalui poster, spanduk atau flayers.

"Kami tidak tahu siapa yang masih suka buat tabloid. Sekarang orang tidak suka baca tabloid, dan lebih suka baca yang singkat-singkat seperti poster, spanduk, flyers," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, tabloid Pembawa Pesan yang diterbitkan di masyarakat. Namun bedanya, tabloid Pembawa Pesan ini berisi konten positif untuk CapresJokowi -Ma'ruf di Pilpres 2019 .

Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta mendapatkan laporan beredarnya tabloid itu. Tabloid itu ditemukan di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Anggota Bawaslu DKI Jakarta, Muhammad Jufri mengatakan, sebaran tabloid itu berhasil dilakukan caleg PDIP dan hanya di daerah pemilihan caleg tersebut.

"Itu tabloid dari salah satu caleg, katanya informasinya caleg PDIP. Kemudian didistribusikan melalui kurir dengan membawa ke rumah-rumah," kata Jufri, Rabu (30/1).

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
PDIP Tanggapi Sindiran Prabowo 'Ndasmu Etik' ke Anies: Tak Ada Gunanya Debat jika Tanpa Etika!
PDIP Tanggapi Sindiran Prabowo 'Ndasmu Etik' ke Anies: Tak Ada Gunanya Debat jika Tanpa Etika!

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan ‘Ndasmu etik’ yang dilontarkan Prabowo Subianto usai debat capres dalam Rakornas Gerindra.

Baca Selengkapnya
UU Pemilu Digugat Lagi, Batas Usia Capres Maksimal 65 Tahun & Maju Pilpres Dibatasi 2 Kali
UU Pemilu Digugat Lagi, Batas Usia Capres Maksimal 65 Tahun & Maju Pilpres Dibatasi 2 Kali

Aturan mengenai batas usia Capres-Cawapres digugat ke MK pda Senin (21/7).

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Aiman Bakal Diperiksa Terkait Penyebaran Berita Bohong Pada 26 Januari 2024
Aiman Bakal Diperiksa Terkait Penyebaran Berita Bohong Pada 26 Januari 2024

Aiman bakal diperiksa terkait penyeberan berita bohong netralitas Polri di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
Sekjen PDIP Sindir Kapolri: Suara-Suara Rakyat Harapkan Polri Netral Tak Dukung Paslon Tertentu
Sekjen PDIP Sindir Kapolri: Suara-Suara Rakyat Harapkan Polri Netral Tak Dukung Paslon Tertentu

Sekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.

Baca Selengkapnya
Sedang Bangun Tempat Parkir, Pekerja Temukan Patung Wanita Cantik Romawi Berusia 1.800 Tahun
Sedang Bangun Tempat Parkir, Pekerja Temukan Patung Wanita Cantik Romawi Berusia 1.800 Tahun

Patung ini diduga dulunya merupakan hasil curian atau sengaja dibuang seseorang.

Baca Selengkapnya
Paksa Tahanan Wanita untuk Layani Nafsu, Polisi di Sulsel Dipidanakan LBH Makassar
Paksa Tahanan Wanita untuk Layani Nafsu, Polisi di Sulsel Dipidanakan LBH Makassar

Pelecehan seksual yang diduga dilakukan Briptu S terhadap tahanan wanita di Rutan Polda Sulsel bergulir ke ranah pidana setelah korban membuat laporan polisi.

Baca Selengkapnya
Wanita ini Bisa Temui Presiden Jokowi Langsung Tanpa Disetop Paspampres
Wanita ini Bisa Temui Presiden Jokowi Langsung Tanpa Disetop Paspampres

Ini sosok wanita yang bisa menemui Presiden Jokowi tanpa dicegah Paspampres. Tenyata punya jabatan penting di Istana.

Baca Selengkapnya