Beredar Flyer Vaksinasi Berbayar, Ini Penjelasan SpeedLab
Merdeka.com - Beredar flyer digital milik SpeedLab tentang vaksinasi Covid-19 dengan tarif tertentu. Hal ini membuat heboh, karena biaya vaksinasi Covid-19 seluruhnya ditanggung oleh pemerintah.
Namun, Direktur Operasional Speedlab, Husniaty Rusdi mengklarifikasi hal tersebut. Dia mengatakan, flyer yang beredar di masyarakat dibuat saat aturan vaksinasi Mandiri. Diketahui, aturan tersebut sudah dibatalkan pemerintah.
"Flyer tersebut dibuat pada saat aturan tentang Vaksinasi mandiri berbayar akan diterapkan oleh Pemerintah. Namun pada saat pemerintah membatalkan Vaksinasi mandiri berbayar, kami juga telah membatalkan layanan tersebut," kata Husniaty dalam suratnya kepada pimpinan Bio Farma dan Kimia Farma, dikutip merdeka.com, Rabu (25/8).
Dia menegaskan, Speedlab Indonesia tidak pernah merilis resmi flyer tersebut di media sosial ataupun di media-media lainnya. SpeedLab Indonesia akan mengikuti aturan Pemrintah yang berlaku untuk Program Vaksinasi Covid- 19 baik itu yang sifatnya program dari pemerintah maupun gotong royong.
"Tentang Flyer Vaksinasi digital dari SpeedLab Indonesia yang sempat beredar, kami memohon maaf atas hal tersebut," jelas dia.
Laporkan Jika Ada Vaksin Berbayar
Pemerintah menegaskan bahwa program vaksinasi untuk masyarakat Indonesia diberikan secara gratis dan tidak dipungut biaya. Masyarakat diminta untuk segera melaporkan jika masyarakat diminta untuk mengeluarkan uang dalam program vaksinasi.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menegaskan bahwa Gerakan Vaksinasi yang dilakukan sejak 13 Januari 2021, masyarakat sama sekali tidak dipungut biaya.
Menkominfo menekankan, jika ada oknum yang meminta bayaran, masyarakat bisa segera melaporkan ke nomor telepon 021-1500567 atau melalui email pengaduan.itjen@kemkes.go.id.
Menkominfo memastikan, pemerintah bersama aparat penegak hukum akan menindak tegas tanpa pandang bulu jika ada oknum yang meminta bayaran. Johnny mengajak semua pihak mengawasi pelaksanaan vaksinasi.
"Masyarakat juga diharapkan untuk tidak pilih-pilih vaksin karena semua vaksin sudah terbukti aman dan mampu mengurangi risiko sakit berat," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Selasa (24/8).
Menkominfo Johnny menyampaikan hingga saat ini, setidaknya sudah 90 juta lebih dosis vaksin yang disuntikkan di seluruh Indonesia. Hal ini membuat Indonesia menjadi negara dengan jumlah penyuntikan vaksinasi terbanyak ke-9 di dunia. Selain itu, program vaksinasi di Indonesia sudah menjangkau lebih dari 27 persen sasaran vaksinasi. Ini menjadikan Indonesia menduduki peringkat ke-6 di dunia.
"Pemerintah akan terus mendorong percepatan vaksinasi hingga mencapai 100 juta dosis vaksin yang disuntikan pada akhir bulan ini," tegas Menkominfo.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan modus penipuan terjadi seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan keinginan masyarakat di bulan puasa.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaBadan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaAlasannya, ketersediaan beras premium khususnya kemasan kecil sangat terbatas.
Baca Selengkapnya