Waspada Penipuan Bermodus Rekrutmen Pegawai Bank, Korban Diminta Uang Rp 1,7 Juta
Merdeka.com - Penipuan penerimaan lowongan kerja mengatasnamakan perusahaan BUMN dibongkar Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. Pelaku memeras pelamar dengan dalih uang transportasi untuk memuluskan keinginan bekerja di perusahaan BUMN yang diminati seperti Bank BNI dan Waskita Karya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, kasus ini terungkap setelah penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya menyelidiki laporan dari perwakilan Bank Negara Indonesia (BNI). Berdasarkan hasil pemeriksaan, nama baik BNI dirugikan atas perbuatan orang tak dikenal.
Orang itu memungut uang untuk bisa bekerja di Bank BNI. Belakangan diketahui, pelakunya adalah seorang pengangguran berinsial MTM, warga Sulawesi Selatan.
Yusri menyampaikan, MTM membuat situs lowongan pekerjaan dengan mencatut nama perusahaan BNI. Adapun, urlnya adalah https://recruitmentbni.snaphunt.com. Tampilan web dibuat sedemikian mirip dengan tampilan website resmi milik BNI yakni www.bni.co.id.
Yusri menyampaikan, website sengaja dibuat oleh MTM untuk menjaring pencari kerja. Pelaku akan mengarahkan calon korban untuk mengirimkan lamaran dan identias diri melalui link bit.ly/rekrutment-BNI.
Yusri menerangkan, tersangka akan mengirimkan surat balasan melalui alamat email recruitment.callbni@gmail.com apabila form telah diisi oleh pelamar.
"Pelaku menggunakan logo BNI biar seolah-olah lowongan pekerjaan diadakan oleh pihak BNI," ujar dia.
Yusri menerangkan, unsur penipuan adalah ketika semua administarasi telah dipenuhi oleh pelamar. Di sini pelaku akan meminta uang Rp 1,7 juta dengan dalih sebagai biaya transportasi.
"Biaya transportasi harus disiapkan bagi orang yang melamar kerja di BNI abal-abal buatan MTM," ujar dia.
Yusri menyebut, MTM telah diringkus pada Sabtu, 20 Maret 2021 di kediamannya daerah Sulawesi Selatan. Pengakuanya sudah menjalan bisnis rekument abal-abal sejak tahun 2020 silam. Selama itu, pelaku berhasil meraup keuntungan Rp 40 juta.
Berdasarkan penelusuran penyidik, ternyata bukan hanya Bank BNI yang dicatut oleh pelaku. Tapi ada beberapa perusahaan swasta dan BUMN.
"Kami dalami korban lain. Sementara yang baru laporan adalah pihak BNI," ujar dia.
Yusri menyampaikan, modus serupa juga dilakukan oleh seorang wanita berisinial TML (25). Hanya saja, perusahaan yang dicatut adalah Waskita Karya.
"Kasus manipulasi data Waskita Karya mirip dengan tersangka BNI. Dia juga menawarkan oramg melamar kerja," ucap dia.
Yusri menerangkan, tersangka saat ini sedang dalam pemantauan kepolisian. Penyidik tidak melakukan penahanan karena sedang hamil besar.
"Kita tidak lakukan penahanan. Statusnya masih dalam pantauan kita karena harus rawat jalan," ujar dia.
Reporter: Ady AnugrahadiSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat yang ingin menukarkan uang melalui pelayanan tersebut harus membawa indentitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).
Baca SelengkapnyaBerbekal keyakinan kuat meski dengan modal yang minim, Midah kemudian membaca peluang untuk memulai usaha kuliner ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada warga terdampak banjir di Kabupaten Demak.
Baca SelengkapnyaDemi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.
Baca SelengkapnyaSesaat setelah pensiun dini dari bank, orang tuanya sempat khawatir karena dia belum bekerja lagi dan bisnis yang dijalankan belum jelas nasibnya
Baca SelengkapnyaKedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.
Baca SelengkapnyaMantan anggota DPR-RI berhak mendapatkan uang pensiun saat periode jabatannya selesai.
Baca SelengkapnyaDia memastikan, seluruh penduduk Indonesia yang terdata sebagai penerima bantuan akan menerima beras dan uang hingga Juni 2024 nanti.
Baca Selengkapnya