Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Wakil Ketua Komisi VI DPR Nilai Kenaikan Harga Kedelai Bersifat Temporer

Wakil Ketua Komisi VI DPR Nilai Kenaikan Harga Kedelai Bersifat Temporer Aria Bima. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima menyebut kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe hanya bersifat temporer. Kendati demikian, Aria menyebut Komisi VI segera mengundang Kementerian Perdagangan, importir serta perajin tahu dan tempe untuk bisa dimitigasi ujung permasalahannya.

"Kami Komisi VI DPR RI segera mungkin akan mengusulkan rapat dengan Kementerian Perdagangan dan atase perdagangan di negara-negara eksportir kedelai untuk mencari dan menyelesaikan masalah dan kenaikan harga yang sifatnya temporer ini," ujar Aria Bima kepada wartawan di sela Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, di Klaten, Jawa Tengah, Kamis (29/9) petang.

Bima mengatakan kenaikan harga kedelai saat ini sangat membebani perajin tahu tempe dan konsumen. Tak hanya itu, kenaikan harga kedelai juga dipastikan akan mendongkrak inflasi jika tidak segera diselesaikan.

"Menurut saya, dibutuhkan kesadaran pemerintah bahwa kedelai itu komoditas bahan pokok yang sangat dibutuhkan. Terutama untuk nutrisi bagi kelas menengah ke bawah yang sangat tidak mungkin mengkonsumsi jika harganya begitu tinggi," katanya

Politikus PDIP asal Dapil VI Jateng itu mengemukakan, untuk mengurangi ketergantungan terhadap kedelai impor, pemerintah juga harus melakukan inovasi untuk mengembangkan dan memproduksi kedelai dengam varietas sesuai yang dibutuhkan perajin tahu tempe.

"Kebutuhan kedelai untuk produksi tahu tempe memang berbeda. Makanya varietas yang dikembangkan harus juga disesuaikan dengan kondisi alam kita," jelasnya.

Dia memaklumi jika saat ini produksi kedelai lokal belum bisa berkembang cepat untuk memenuhi kebutuhan nasional. Namun dia juga mengingatkan pemerintah akan pentingnya swasembada kedelai.

"Saya kira ketahanan pangan yang menyandarkan pada impor terutama kedelai, ini rentan terhadap berbagai persoalan. Terutama kejadian yang sering terjadi seperti barang langka, harga yang liar sehingga tidak bisa dikendalikan produsen kedelai," tandasnya.

Kenaikan harga seperti yang dialami kedelai, dinilainya sangat mungkin terjadi di komoditas lain. Hal ini terjadi karena normalisasi transportasi logistik dunia yang belum usai. Sehingga sangat mengganggu distribusi berbagai komoditas impor dan ekspor.

Selain itu juga dipicu oleh pondasi dolar yang tidak menentu. Masalah tersebut menjadi bertumpuk yang menyebabkan harga kedelai tinggi.

"Sistem logistik dunia ini masih menuju normal dengan perdagangan Amerika dan China. Kementerian Perdagangan dan setekholder lainnya seperti Kementerian Perhubungan harus bisa menormalkan masalah ini," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, harga kedelai impor di pasar tradisional Kota Solo merangkak naik sejak dua pekan lalu, pasca-kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Sebelumnya harga kedelai berkisar Rp10.000 per kilogram (kg), saat ini melambung hingga Rp13.000.

Untuk menyiasati agar tetap bertahan, para perajin pun harus memutar otak. Salah satunya dengan memperkecil ukuran tahu dan tempe. Sehingga tidak perlu menaikkan harga yang bisa memberatkan konsumen.

Kenaikan harga cukup signifikan tersebut membuat perajin tahu dan tempe di Kota Bengawan resah. Mereka terancam tak bisa berproduksi jika harga bahan baku tahu tempe tersebut tidak segera turun.

"Sudah dua minggu ini harganya naik terus. Sebelum BBM naik itu sekitar Rp10.000, sekarang ini sudah 13.000 per kilogram," ujar Wagiyem perajin tahu asal Krajan, Solo, Kamis (29/9).

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni
Pemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni

Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.

Baca Selengkapnya
Harga Beras Makin Mahal Akibat HET Dinaikkan, Begini Penjelasan Pemerintah
Harga Beras Makin Mahal Akibat HET Dinaikkan, Begini Penjelasan Pemerintah

Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kg.

Baca Selengkapnya
Harga Beras Mulai Turun, Tapi di 8 Provinsi Ini Masih Tinggi
Harga Beras Mulai Turun, Tapi di 8 Provinsi Ini Masih Tinggi

Pemicu masih mahalnya harga beras disebabkan oleh pola konsumsi beras dan masa tanam hingga panen.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Siap-Siap, Harga Minuman Manis Kemasan Bakal Naik Akibat Kebijakan Pemerintah Ini
Siap-Siap, Harga Minuman Manis Kemasan Bakal Naik Akibat Kebijakan Pemerintah Ini

Triyono khawatir kenaikan harga minuman manis dalam kemasan nantinya akan membebani daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya
Beras Masih Mahal, Pemerintah Diminta Segera Stabilisasi Harga Pangan
Beras Masih Mahal, Pemerintah Diminta Segera Stabilisasi Harga Pangan

Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg.

Baca Selengkapnya
Dirut Bulog Jelaskan Duduk Perkara Beras SPHP Memuat Stiker Capres Tertentu
Dirut Bulog Jelaskan Duduk Perkara Beras SPHP Memuat Stiker Capres Tertentu

Bayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.

Baca Selengkapnya
Mendag Akhirnya Buka Suara soal Penyebab Mahalnya Harga Beras di Awal Ramadan
Mendag Akhirnya Buka Suara soal Penyebab Mahalnya Harga Beras di Awal Ramadan

Sejak 10 Maret 2024, Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kilogram (kg).

Baca Selengkapnya
Jokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan
Jokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan

Dia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.

Baca Selengkapnya