Wakil Ketua DPR bela Setya Novanto soal karpet merah
Merdeka.com - Keberadaan karpet merah yang terletak di depan lobi Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen di menuai kritikan dari para anggota DPR. Kritikan muncul lantaran karpet merah tersebut hanya dapat diperuntukkan Ketua DPR Setya Novanto dan tamu kehormatan.
Namun Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan justru membela Setya Novanto. "Itu bukan hanya dilewati Pak Setya kok. Anggota DPR yang lain juga boleh lewat dan kalian dari media juga boleh," kata Taufik di Komplek Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (2/8).
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) menjelaskan bahwa karpet itu digunakan untuk menghormati tamu penting DPR sehingga sampai sekarang karpet tersebut tetap digelar agar tak menyulitkan apabila ada kehadiran orang penting.
"Semisal sekarang bisa digunakan untuk Direktur Operasional Dana IMF, Christine Legarde. Ini digunakan agar tidak memakan waktu dan tak ada niatan lain dari pimpinan DPR," ujarnya.
Menghadapi banyak komentar yang menyudutkan Setya Novanto, ia mengharapkan semua pihak tak berpikir macam-macam.
"Menurut saya, karpet itu jangan diinterpretasikan macam-macam seperti red carpet yang seolah sakral dan tergantung siapa yang lewat. Keberadaannya semata-mata untuk menghormati," pungkasnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto dikenal dengan sikapnya yang menolak menginjak karpet merah saat berada di acara tertentu.
Baca SelengkapnyaPrabowo menekankan bahwa tidak pernah menutupi apa pun dari rakyat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Biasanya rapat Komisi I DPR dengan Menteri Pertahanan memang bersifat tertutup karena menyangkut rahasia dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaBawa Data Kinerja Pertahanan Turun, Ganjar Kritik Prabowo: Kalau Staf Bapak Mau Membantu, Silakan Naik ke Atas
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menekankan pentingnya Undang-Undang Perampasan Aset. Namun, belum ada kejelasan mengenai kelanjutan pembahasan RUU ini di DPR.
Baca SelengkapnyaButet dinilai menghina Presiden Jokowi saat membacakan pantun di kampanye Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaPotret lawas Presiden SBY saat hadir di Hari Pramuka beberapa tahun lalu sempat mencuri perhatian, terlebih ada sosok Presiden Jokowi yang menerima penghargaan.
Baca SelengkapnyaWacana hak angket untuk mengusut kecurangan Pemilu 2024 masih bergulir.
Baca Selengkapnya