Viral Perawat di Gowa Diduga Permainkan Korban Lakalantas, Ini Fakta Sebenarnya
Diduga, adalah keselahanpahaman terkait beredarnya video itu.
Diduga, adalah keselahanpahaman terkait beredarnya video itu.
Sebuah video diduga korban kecelakaan lalu lintas mendapatkan perlakuan tidak baik dari tenaga kesehatan di Puskesmas Kampili Gowa beredar dan viral di media sosial (medsos).
Terlihat dalam video tersebut perawat mempermainkan korban lakalantas yang dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Kepala Puskesmas Kampili, Imran membenarkan video tersebut terjadi di tempat yang dipimpinnya. Ia menyebut kejadian dalam video tersebut pada pukul 18.40 Wita, Minggu (5/11).
@merdeka.com
Setelah tiba di Puskesmas Kampili, warga yang menolong korban pulang. Korban tetap mendapatkan penanganan medis.
"Seusai dengan SOP (standar operasional prosedur), maka pasien tersebut diberikan penanganan medis sesuai SOP. Petugas lainnya mempersiapkan mobil untuk rujukan," bebernya.
Saat akan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syekh Yusuf Gowa, perawat yang menangani kebingunan mencari keluarga korban. Saat itulah, perawat mencari kontak keluarga korban untuk meminta datang.
"Salah satu perawat berinisiatif mencari nomor kontak keluarga korban lewat handphone. Tetapi handphone korban dalam kondisi terkunci password," tuturnya.
Saat itulah, perawat yang menangani korban membuat video untuk menyampaikan kepada keluarganya bahwa korban dalam perawatan pasca lakalantas. Di saat bersamaan, perawat lainnya memberikan alkohol untuk merangsang agar korban terbangun.
"Mereka (perawat) ini merangsang pasien dengan alkohol dan kapas dihidung pasien. Dia (perawat) berinisiatif mungkin bagus direkam baru dikirim ke kontak yang ada agar pihak keluarganya mengetahui keberadaan korban di puskesmas yang sedang pinsang," sebutnya.
Usai diberikan alkohol, korban akhirnya siuman dan reflek menendang perawat. Tak berselang lama, keluarga korban akhirnya datang dan langsung dirujuk ke RSUD Syekh Yusuf Gowa. .
"Tak lama setelah itu, keluarga pasien pun tiba. Dan pasiennya langsung dirujuk ke RSUD Syekh Yusuf dan Bhayangkara Makassar.
"Di RS Bhayangkara dirawat kurang lebih 18 jam baru sadar tapi masih belum pulih. Pada saat itulah mungkin handphone (milik pasien) baru dibuka oleh keluarganya dan kelihatanlah rekaman itu dan diviralkan," tuturnya.
Sekadar diketahui, dalam video breredar video berdurasi 54 detik. Terlihat sejumlah perawat saat memberikan penanganan medis terlihat mempermainkan pasien hingga kegirangan bahkan terkesan mengejek.
"Bangun dek, bangun dek, kamu mabut ya," ucap salah seorang perawat sembari tertawa di dalam video tersebut. "Hei, kamu sudah minum ya, hei, sudah minum ya," kata salah satu perawat. "Bangun ki dek, bangun ki," kata perawat lainnya.
Tampak dalam video tersebut, di hidung remaja tersebut terpasang selang oksigen untuk membantunya bernafas. Terlihat juga remaja laki-laki tersebut tampak tidak berdaya tanpa bergerak sedikitpun.
"Bangun ki dek, bangun ki dek," kata salah seorang perawat sembari memberikan sesuatu di dekat hidung pasien.
"Hei jangan goyang," kata perawat lainnya sembari tertawa.
Ansori tak mengetahui secara pasti penyebab Ngantiani tidur di gubuk.
Baca SelengkapnyaMirisnya, sosok tersebut bahkan diinjak hingga dipukul.
Baca SelengkapnyaViral unggahan di media sosial yang mengabarkan bahwa seorang pemuda di Pati, Jawa Tengah menjadi korban begal
Baca SelengkapnyaTak banyak yang tahu, ternyata sepeda berukuran raksasa itu ada kaitannya dengan Indonesia.
Baca SelengkapnyaKasi Humas Polres Bogor, Iptu Desi Triana membenarkan peristiwa tersebut terjadi di Sukaraja. Korban diminta melaporkan kejadian itu ke polisi.
Baca SelengkapnyaAksi pengunjung bawa masuk peliharaan kambing ke dalam mal ini mencuri perhatian pengunjung lainnya.
Baca SelengkapnyaViral video seseorang melakukan penganiayaan terhadap EGM Bandara Sultan Thaha Jambi.
Baca SelengkapnyaBeredar video seorang emak-emak menyawer sejumlah uang pecahan Rp50 ribu kepada seorang Qari.
Baca SelengkapnyaKorban dipukul dan ditendang berkali-kali oleh temannya hingga tersungkur.
Baca Selengkapnya