Untuk Siapa Jokowi Bangun Ibu Kota Nusantara?

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mantap untuk membangun Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Tetapi banyak pihak menilai pembangunan itu dilakukan dengan terburu-buru dan dibangun secara paksa.
Lantas untuk siapa Jokowi membangun paksa IKN?
Staf Khusus Presiden, Billy Mambrasar mengungkapkan alasan Jokowi ingin membangun IKN adalah untuk seluruh masyarakat. Khususnya kata dia untuk masyarakat yang tinggal jauh dari titik Nusantara.
"Untuk kita semua, yah, terlebih khusus kita semua yang selama ini tinggal di titik-titik terjauh Nusantara, yang sulit merasakan hadirnya Negara ini, dapat merasakan hangatnya proses pembangunan dari sentra pemerintahan yang letaknya 'lebih dekat' dengan kita," katanya dalam pesan singkat, Selasa (15/3).
Dia mengungkapkan bukti IKN untuk masyarakat yaitu Jokowi memikirkan terkait pendidikan seluruh anak-anak di Indonesia. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu, kata Billy berharap dengan adanya IKN, tercipta pusat pendidikan berkelas dunia.

Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan para staf khusus presiden pada Maret 2020. Billy menjelaskan dalam pertemuan itu diminta Jokowi untuk memberikan masukan terkait desain agar Ibukota Negara yang baru ini dapat menjadi pusat pendidikan dan inovasi Indonesia.
"Mas Billy, saya ikuti cerita perjuangan mas Billy, dan anak-anak Papua lainnya, yang mengejar pendidikan harus jauh-jauh mengejar hingga ke Jawa. Saya mengharapkan, dengan adanya Pembangunan Pusat Pendidikan berkelas dunia di Ibukota yang baru ini, yang jaraknya di tengah-tengah," ungkapnya mengutip pernyataan Jokowi.
"Dapat mengurangi jarak tempuh dari anak-anak bangsa di provinsi yang jauh, untuk dapat datang dan belajar. Selain itu, harapannya adalah dapat mendorong pemerataan pendidikan, baik ke timur, maupun ke barat, ke utara dan ke selatan," lanjutnya.
Alasan Jokowi Bangun IKN
Tidak hanya itu, dia juga menjelaskan ada beberapa alasan Jokowi mendorong pembangunan IKN. Mulai dari mengurangi citra Indonesia yang Jawa Sentris.
"Dengan memindahkan letak Ibukota Negara yang selama ini berada di pulau Jawa. Akibatnya sejumlah besar kota paling maju di Indonesia berada di pulau yang sama dengan Ibu Kota Negara yang berada di Jakarta di pulau Jawa," bebernya.
Harapannya dengan berpindahnya IKN maka akses koordinasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah lebih meluas. Mencakup seluruh Indonesia tidak hanya berpusat di pulau Jawa.
"Maka dari itu Ibu Kota Negara disebut kelak Nusantara," ungkapnya.
Lebih lanjut, kata Billy alasan Jokowi membangun IKN yaitu untuk mengurangi perjalanan dinas luar kota. Dia mengakui sering kali kepala daerah melakukan perjalanan dinas ke Jakarta sehingga menempuh jarak yang cukup jauh.
"Jaraknya dari provinsi-provinsi terluar cukup jauh, sehingga berakibat membengkaknya anggaran dinas luar kota. Alasan terakhir dan terutama yaitu pemerataan pembangunan yang inklusif di Indonesia dan memotong rantai pasok dan logistik untuk meningkatkan ekonomi dan perdagangan untuk semua," terangnya.
Bukan untuk Ciptakan Warisan Pribadi
Billy mengungkapkan pembangunan IKN bukan dalam rangka menciptakan warisan pribadi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu dikatakan Billy setelah sempat berdiskusi bersama Jokowi pada Maret tahun lalu.
"Dari diskusi saya dengan Pak Jokowi ini, dalam rapat tersebut, saya belajar bahwa sebenarnya, yang dipikirkan oleh Pak Jokowi dari memindahkan Ibu kota Negara ini, bukanlah untuk menciptakan legacy Pribadi beliau, seperti dituduhkan berbagai pihak," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, pembangunan IKN juga bukan untuk pencitraan atau narsisisme seperti penilaian publik. Bukan pula kata Billy untuk melemahkan dan menyerang pemerintah daerah tertentu dalam rangka melanggengkan kekuasaan, atau juga bukan sebuah ambisi pribadi semata tanpa arah dan liar.
"Yang dipikirkan Pak Jokowi hanya satu: Sebuah titik pusat pemerintahan, yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat, yang dapat mendorong pemerataan pembangunan untuk semua," ungkapnya.
Billy menilai Jokowi hanya ingin Indonesia tidak menjadi jawa sentris. Seluruh warga Indonesia bisa menikmati kehadiran negara.
"Pak Jokowi, yang adalah Orang asli Jawa, tidak menginginkan Indonesia menjadi terlalu Jawa sentris. Pak Jokowi ingin agar semua warga negara, termasuk saya dan saudara-saudara saya dari Indonesia Timur, bisa lebih merasakan kehadiran negara, karena letak geografis Ibukota Negara kami, digeser lebih dekat ke Provinsi kami," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya