Tulis Resimen Pelopor Duduki Markas RPKAD Tahun 1968, Penulis Buku Minta Maaf
Merdeka.com - Sebuah buku berjudul Resimen Pelopor Pasukan Elite yang Terlupakan, karya Anton Agus Setyawan dan Andi Muh Darlis yang terbit tahun 2011 lalu, menimbulkan perdebatan. Di salah satu bagian, yakni Bab 9, diceritakan tentang Resimen Pelopor, pasukan elite di tubuh Polri.
Buku yang dicetak 2.500 eksemplar tersebut mendapatkan kritikan dari sejumlah pihak karena abai terhadap sejarah yang sesungguhnya. Cerita tentang pasukan Resimen Pelopor tersebut juga tak disertai dokumen pendukung yang menguatkan peristiwa yang terjadi.
Khawatir buku tersebut menimbulkan keresahan, salah satu penulis Anton Agus Setyawan menyampaikan permintaan maaf kepada para pembaca dan masyarakat. Permintaan maaf dikarenakan dokumen yang diserahkan dalam buku tersebut kurang valid.
Akibatnya, salah satu pembahasan dalam buku 255 halaman tersebut sempat dijadikan bahan perdebatan dan dijadikan referensi beberapa media online.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, penulis melakukan revisi dengan menghilangkan bagian yang menimbulkan pro dan kontra tersebut. Yakni dalam bab 9 buku terbitan pertama tahun 2011. Selama diterbitkan, buku tersebut sudah beredar sekitar 1.000 eksemplar. Namun saat ini sudah ditarik kembali.
"Saya meminta maaf kalau ada yang terganggu dengan informasi ini. Ini adalah kelalaian penulis. Buku ini sudah kita revisi dengan menghilangkan Bab 9 agar tidak menimbulkan polemik," ujar Anton, Kamis (27/12) .
Menurut dia permintaan maaf juga ditujukan khusus TNI dan Polri. Lebih lanjut dia mengatakan, dalam Bab 9, ia menyinggung tentang pasukan Resimen Pelopor yang bentrok dengan RPKAD (sekarang Kopassus). Hingga akhirnya Resimen Pelopor menduduki kantor RPKAD di Cijantung pada 1968.
"Informasi tersebut menjadi tidak valid karena sumber hal tersebut hanyalah wawancara saja. Saya tidak punya sumber lainnya termasuk literatur dan lain-lain terkait hal tersebut," jelasnya lagi.
Untuk itu pihaknya memutuskan untuk menghapus cerita tersebut di edisi revisi yang dicetak pada 2013. Menurutnya buku ini bukan membahas tentang pertarungan kedua kesatuan tersebut. Tetapi lebih kepada membahas transisi struktur militer Indonesia menjelang akhir orde lama ke orde baru.
"Saya tidak ada maksud lain, selain memberikan informasi terkait sejarah untuk keperluan penelitian dan lain-lain," pungkas dia.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cak Imin Tegaskan Bansos Atas Nama Pejabat itu Kebohongan dan Pembodohan
Cak Imin Tegaskan Bansos Atas Nama Pejabat itu Kebohongan dan Pembodohan
Baca SelengkapnyaPDIP Siap Bawa Bukti Kecurangan Pilpres ke MK
PDIP tidak fokus pada selisih perolehan suara paslon nomor 03 Ganjar-Mahfud dengan paslon pemenang.
Baca SelengkapnyaDieksekusi, 78 Pegawai KPK Serentak Minta Maaf Terlibat Pungli di Rutan
Permintaan maaf tersebut dibacakan langsung oleh para pegawai yang dijatuhi sanksi berat oleh Dewan Pengawas (Dewas) KPK.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Spesial! Sesepuh Prajurit Cakra Kostrad Dihadirkan Kasad TNI Maruli, Masih Gagah Semua Jenderal
Dua jenderal sesepuh Cakra Kostrad diundang Kasad Maruli. Siapa sosoknya?
Baca SelengkapnyaGanjar soal Ratusan Kader PDIP Mundur: Hilang Satu Tumbuh Seribu
Langkah ratusan kader PDIP tersebut menyusul Maruarar Sirait yang telah pamit lebih awal.
Baca SelengkapnyaPemudik Diminta Tak Bawa Kendaraan Melebihi Kecepatan Maksimal, Ada Patroli Panduan Siap Mengawasi
Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri meminta pemudik tidak membawa kendaraan di atas kecepatan yang telah ditetapkan.
Baca SelengkapnyaPangkostrad Langsung Bereaksi Anak Buahnya Tertembak di Papua: Kamu Sudah Teruji!
Pangkostrad Langsung Bereaksi Anak Buahnya Tertembak di Papua: Kamu Sudah Teruji!
Baca SelengkapnyaIni Titik Rawan Macet di Jalur Mudik Lebaran 2024
Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri membeberkan titik rawan macet di jalur mudik Lebaran 2024.
Baca SelengkapnyaMomen Menegangkan Komandan Kopaska Turun Tangan saat Dua Prajurit 'Berantem', Tiba-Tiba Ada Ledakan Berujung Haru
Belum lama ini, dua prajurit Komando Pasukan Katak alias Kopaska terlibat adu fisik.
Baca Selengkapnya