Tolak Sertifikasi Dai oleh Kemenag, Sekjen MUI Ancam Mundur
Merdeka.com - Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas mengancam akan mundur dari MUI jika majelis itu menerima program sertifikasi dai yang digagas Kementerian Agama (Kemenag).
"Bila hal ini terus dilaksanakan dan teman-teman saya di MUI menerimanya maka begitu program tersebut diterima oleh MUI maka ketika itu juga saya Anwar Abbas tanpa kompromi menyatakan diri mundur sebagai Sekjen MUI," tegasnya melalui keterangan tulis yang diterima Liputan6.com, Sabtu (5/9).
Anwar Abbas merasa gerah dengan cara pandang menteri agama saat ini yang dinilainya selalu meminggirkan Islam.
"Melihat sikap dan cara pandang menteri agama yang selalu bicara tentang radikalisme yang ujung-ujungnya selalu mendiskreditkan dan menyudutkan umat Islam dan para dainya," kata dia.
Abbas pun secara tegas mengungkapkan dirinya menolak program sertifikasi dai tersebut.
"Maka saya Anwar Abbas secara pribadi yang juga kebetulan adalah Sekjen MUI dengan ini menolak dengan tegas dan keras program dai dan penceramah bersertifikat yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Agama yang akan melibatkan MU," tegasnya.
Terakhir ia menyatakan bahwa pernyataannya itu sebagai pertanggungjawaban dirinya di hadapan Allah dan umat Islam.
"Demikian pernyataan sikap saya ini saya sampaikan sebagai pertanggungjawaban saya kepada Allah SWT dan kepada umat Islam di Indonesia untuk diketahui," pungkasnya.
Dai Bersertifikat
Setelah sempat meredup, Kemenag dikabarkan akan kembali menggulirkan program dai bersertifikasi. Pada 2019 silam, Wakil Presiden Ma'ruf Amin bahkan mendukung langkah ini. Dalam suatu kesempatan ia mengatakan, program sertifikasi para dai perlu dilakukan. Menurutnya, para penceramah harus berkompetensi dan berintegritas.
Ma'ruf juga mengapresiasi pihak Komisi Dakwah yang telah melaksanakan program dakwah bersertifikat dalam rangka standarisasi para dai.
"Kenapa perlu distandarkan? Karena untuk dai ini diperlukan paling tidak dua hal. Pertama kompetensi, kedua integritas," ungkap Ma'ruf saat menghadiri pembukaan Rapat koordinasi dakwah nasional, komisi dakwah dan pengembangan masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019).
Ma'ruf khawatir, jika para penceramah tidak menguasai materi dakwah, maka para jemaah atau pendengar akan mendapatkan ilmu yang salah.
"Jangan sampai dai tidak menguasai materi yang didakwakan. Apalagi salah," ungkap Ma'ruf.
Selain itu, para penceramah juga harus memahami isi dan makna dari ayat Alquran yang disampaikan.
"Karena itu, menjadi dai itu harus benar-benar disertifikat, standarisasi, minimal yang boleh berdakwah seperti apa. Supaya tidak berbalik. Maksudnya mengajak orang, tapi kemudian justru menimbulkan salah. Membuat orang menjadi ingkar karena dia tidak memiliki kompetensi, tidak menguasai hal-hal," tutur Ma'ruf.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk pembangunan Jawa Timur bagian selatan, Anies akan melanjutkan program pemerintah saat ini.
Baca SelengkapnyaSudirman Said, mengatakan timnas AMIN tengah bekerja menyiapkan hal teknis untuk mengajukan perkara dugaan kecurangan Pemilu ke MK.
Baca SelengkapnyaSehingga, mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun menyebut, ada empat patokan dalam mengambil suatu keputusan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Program ini sebagai bentuk menjaga pondasi pendidikan berkualitas untuk kemajuan bangsa.
Baca SelengkapnyaMuhadjir mengklaim bantuan pangan itu merupakan program lama yakni 2023, bukan program dadakan awal 2024 atau jelang Pilpres.
Baca SelengkapnyaSelain itu, Anies berjanji memberikan penghargaan bagi dosen dan peneliti yang berbasis pada kinerja.
Baca SelengkapnyaMisalnya ada puluhan ribu guru honorer belum diangkat jadi guru P3K. Juga ada 1,6 guru belum tersertifikasi.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak kedua di dunia dengan 86,7% populasi beragama muslim.
Baca SelengkapnyaAnies berharap dengan dukungan ulama ini, jangkauannya akan semakin meluas.
Baca Selengkapnya