Takmir Masjid Agung Surakarta Sebut Belum Ada Tanda-tanda Perayaan Sekaten
Merdeka.com - Tradisi Sekaten untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid Nabi) memang sudah dilakukan secara turun temurun dari abad 15, di dua keraton dinasti Mataram Islam, baik Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat maupun Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Namun kondisi pandemi Covid-19, membuat kegiatan tahunan tersebut kemungkinan besar tidak bisa di laksanakan.
Tahun 2020 ini, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bertepatan dengan tanggal 29 Oktober. Namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda persiapan perayaan Sekaten dengan hiburan rakyat pasar malam yang menyertainya.
Untuk mencari kejelasan terkait perayaan Sekaten tersebut, merdeka.com mencoba menghubungi salah satu kerabat keraton yang juga adik kandung raja Paku Buwono XIII, GPH (Gusti Pangeran Haryo)Dipokusumo, melalui sambungan telepon pribadi.
Namun tidak ada respon dari pria yang juga menjabat sebagai Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, itu.
Ketua Takmir Masjid Agung Kerston Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Muhtarom membenarkan jika hingga saat ini belum ada persiapan terkait pelaksanaan Sekaten.
"Sejauh ini dari pihak keraton belum memberi tahu pada kami terkait pelaksanaan acara adat Sekaten," ujar dia, Selasa (13/10).
Menurutnya, Masjid Agung Surakarta sebagai lokasi utama perayaan Sekaten, belum ada tanda-tanda sama sekali untuk mengadakan acara adat tersebut. Padahal jika merujuk pada tahun-tahun sebelumnya, lanjut dia, sebulan sebelum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sudah dilakukan persiapan.
"Kelihatannya tahun ini tidak ada Sekaten. Tapi keputusan akhir ada pada Sinuhun Paku Buwono XIII Pengamatan saya, sekaten belum dimungkinkan diadakan tahun ini karena situasi masih Covid-19," jelasnya.
Menurut dia, pada hari normal atau sebelum ada Covid-19, pada pekan kedua sebelum puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kawasan Masjid Agung sudah ramai dipadati para pedagang kinang, telur asin, pecut serta mainan. Sesuai jadwal harusnya pada tanggal 21-22 Oktober gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari mulai dibunyikan.
"Keraton Yogyakarta sudah resmi meniadakan sekaten, kemungkinan Keraton Surakarta juga ditiadakan. Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diadakan dengan doa bersama di Masjid Agung," pungkas Muhtarom.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sambut Puasa Ramadan, Ini Momen Khusyuk Salat Tarawih Pertama di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta
Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta menggelar salat tarawih perdana pada Minggu (10/3) malam.
Baca Selengkapnya5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai
Di Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.
Baca SelengkapnyaKala Gibran Ikut Tanggapi Marak Perang Sarung di Kalangan Remaja Saat Bulan Ramadan
Kala Gibran Ikut Tanggapi Maraknya Perang Sarung di Kalangan Remaja Saat Bulan Ramadan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Arus Balik Lebaran Malam Ini, Pemudik ke Jakarta Menyemut di Pantura hingga Arteri Karawang
Rata-rata titik kemacetan terjadi di titik menjelang dan setelah SPBU.
Baca SelengkapnyaIni Rincian "Malam Muda Mudi" pada Perayaan Tahun Baru 2024 di Jakarta
Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar "Malam Muda Mudi" untuk menyambut pergantian tahun dari 2023 ke 2024. Kali ini kegiatan itu dibagi dalam enam segmen.
Baca SelengkapnyaMeriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan
Meski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.
Baca SelengkapnyaWajib Catat, Ini 6 Lokasi Parkir Misa Natal di Gereja Katedral Jakarta
Gereja Katedral Jakarta Pusat menyiapkan enam titik lokasi parkir dalam bagi warga yang akan beribadah misa
Baca SelengkapnyaJadi yang Tertua di Sukoharjo, Ini Sejarah Masjid Agung Jatisobo
Masjid itu punya kemiripan dengan masjid agung Keraton Surakarta.
Baca SelengkapnyaRaja Surakarta PB XIII Pimpin Kirab 1.000 Tumpeng Sambut Lailatul Qadar
1.000 tumpeng dibawa ke Sriwedari untuk diserahkan Pemkot Solo. Usai didoakan para ulama keraton, tumpeng dibagikan ke masyarakat.
Baca Selengkapnya