Sriwijaya Air Jatuh, KNKT Sudah Terima GPWS, Radio Altimeter dan Peluncur Darurat
Merdeka.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah menerima beberapa barang yang diduga milik Sriwijaya Air yang jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1).
Tim KNKT yang berada di posko SAR JICT juga sudah menerima beberapa komponen pesawat dari Basarnas. Beberapa komponen tersebut bahkan sudah diidentifikasi.
"Ada GPWS, radio altimeter, kemudian ada juga alat peluncur darurat. Nah ini akan kita identifikasi dari sebelah mana karena di pesawat itu ada empat," kata Ketua Sub Komite IK Penerbangan KNKT, Capt. Nurcahyo Utomo saat konferensi pers, Minggu sore (10/1).
Bagian-bagian pesawat yang sudah bisa diidentifikasi itu umumnya dari bagian ekor sebelah bawah. Namun, KNKT masih belum bisa memastikan apakah ekor yang sudah diserahkan ke KNKT itu ekor bagian kanan atau kiri.
KNKT juga sudah mengirim dua orang untuk melakukan pengumpulan data di Airnav Indonesia. Data yang dikumpulkan termasuk pembicaraan pilot dengan pengatur lalu lintas udara yang bertugas mengendalikan penerbangan saat pesawat mengalami kecelakaan.
"Sudah kirim dua orang untuk pengumpulan data dan sudah mengumpulkan rekaman, beserta transkrip pembicaraan antara pilot dengan pengaturan lalu lintas udara," ujarnya.
Selain itu, KNKT juga sudah mewawancarai petugas pengatur lalu lintas udara. Kabar baik lainnya dari investigasi KNKT, yakni KNKT sudah menghasilkan data mentah pergerakan radar pesawat, namun KNKT masih akan mengkaji data mentah tersebut.
"Tim juga sudah menghasilkan data mentah pergerakan radar pesawat," lanjutnya.
KNKT mengirimkan tiga investigator untuk bergabung bersama tim pencarian dalam melakukan proses pencarian black box maupun pencarian korban dan serpihan pesawat.
Ketiga investigator itu berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok menggunakan kapal Baruna Jaya IV tadi dan pada sore hari ini, ketiga investigator itu sudah dipindahkan ke KRI Rigel di lokasi pencarian Kawasan Pulau Lancang.
"KNKT sudah mengirim tiga investigator ke lokasi, tadi sore mereka sudah pindah ke KRI Rigel," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat pilot dan kopilot Batik Air tertidur, pesawat melaju di luar jalur penerbangan dan tak merespons pusat pengendali wilayah (Area Control Centre/ACC).
Baca SelengkapnyaPesawat Smart Air dengan nomor penerbangan PK-SNN mengalami kecelakaan sehingga jatuh di kawasan Bukit Narif Krayan Tengah
Baca SelengkapnyaAlasan penumpang pesawat dilarang tidur saat pesawat lepas landas dan mendarat yaitu barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pihak AirNav menyebut bahaya balon udara raksasa liar dari penerbangan antara menutupi pandangan pilot.
Baca SelengkapnyaDalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaKeduanya mengoperasikan pesawat Airbus A320 dengan nomor penerbangan ID6723 dari Kendari ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaBasarnas Tarakan saat ini melakukan koordinasi dengan Airnav, Bandara, MAF, Polri dan instansi terkait lainnya.
Baca SelengkapnyaInformasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca SelengkapnyaUpaya tim gabungan menyusuri lokasi yang diperkirakan sebagai titik jatuh pesawat kargo Smart Air yang hilang kontak belum membuahkan hasil.
Baca Selengkapnya