Sidang Perdana Tewasnya Junior ATKP Makassar, Terdakwa Cium Tangan Dosen
Merdeka.com - Siswa Senior Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Muhammad Rusdi (21) menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Makassar, Senin (24/6), atas kasus tewasnya juniornya Aldama Putra Pongkala (19). Dia didakwa pasal berlapis.
Sebelum sidang dimulai, Rusdi sempat menyalami dan mencium tangan seorang perempuan. Ternyata perempuan itu adalah Nining Idyaningsih, Wadir III bidang Ketarunaan ATKP Makassar. Dia ikut berjalan di antara awak media saat terdakwa Muhammad Rusdi digiring masuk ke ruang sidang Bagir Manan. Sebelum memasuki pintu ruangan, Muhammad Rusdi langsung meraih tangan Nining dan menciumnya. Selanjutnya dia masuk ke ruang sidang dan duduk di kursi pesakitan.
"Sedih juga dengan kejadian ini. Tidak menyangka sampai harus begini," tutur Nining.
Kedatangannya ke pengadilan sebagai perwakilan ATKP Makassar. Rencananya, jika tidak ada kendala, dia akan kembali hadir di sidang berikutnya pada 1 Juli dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi.
"Ya datang ke sini arahan pimpinan untuk memberikan dukungan moril ke terdakwa (Muhammad Rusdi)," tutur Nining.
Disinggung soal status terdakwa di ATKP Makassar, pihaknya masih menunggu keputusan sidang dewan kehormatan. SK pemecatan akan dikeluarkan setelah keluarnya vonis di PN Makassar.
Ditanya soal pengawasan taruna pasca kejadian itu agar tidak terulang, Nining mengatakan, pihak ATKP Makassar telah menambah personel pengawasan dan memperketat penjagaan.
"Jika sebelumnya pengawasan 1 x 24 jam oleh 6 orang dari 3 personel TNI AURI dan 3 orang ASN dari ATKP Makassar, saat ini menjadi 1 x 12 jam dengan demikian dalam sehari ada dua sift masing oleh 6 orang pengawas," kata Nining.
Pola pendidikan juga terpantau. Diterapkan pembauran agar tidak ada lagi sekat antara senior dan junior. Misalnya ke kantin bisa bersama senior-junior. Upaya lain yang dilakukan untuk mengakrabkan lintas angkatan taruna di ATKP antara lain menggelar kegiatan tudang sipuling, malam keakraban dengan nonton bersama di mini teater kampus.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang
Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaLama Tak Terlihat, Eks Menhan Jenderal Ryamizard Ryacudu 'Turun Gunung' Dukung Anies-Muhaimin
Siapa yang tak kenal Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu. Sosoknya sudah tak asing lagi di masyarakat.
Baca Selengkapnya1 Tahun Bebas Berkeliaran, Serda Adan Pembunuh Casis Bintara Asal Nias Kini Ditahan Lantamal II Padang
Mirisnya, kondisi Iwan diketahui keluarga usai satu tahun wafat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hadiri Istigasah Kemenangan di Tangerang, Cak Imin Janji Ubah Undang-Undang yang Tidak Adil
Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menghadiri istigasah kemenangan di lapangan Taman Kirana Surya II, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Jumat (2/2).
Baca SelengkapnyaAksi Aipda Ralon Bantu Nenek 93 Tahun Mencoblos di TPS, Sampai Digendong
Hatinya tergerak saat melihat seorang nenek lansia yang tidak sanggup berdiri hingga berjalan.
Baca SelengkapnyaKenang Masa Muda, Jenderal Polisi Anak Eks Kapolri Dulu Tak Yakin Sang Istri Mau Menerimanya 'Aku Beruntung'
Mengenang masa muda, dia mengungkap cerita saat mendekati sang istri.
Baca SelengkapnyaAksi Jenderal Bintang Dua Nyemplung Banjir-banjiran Atur Lalu Lintas
Iqbal juga sesekali menyapa dan berbincang dengan para sopir yang sudah letih di padatnya kemacetan jalan.
Baca SelengkapnyaPDIP Balas Sentil Dudung: Beliau jadi Kasad Lebih Banyak Urus Anaknya yang Tak Lolos Akmil
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto balas menyentil Jenderal Dudung yang menanggapi ucapan Megawati Soekarnoputri soal netralitas TNI.
Baca SelengkapnyaMelelehnya Es di Pegunungan Ungkap Temuan Ribuan Artefak Berburu Berusia 6.000 Tahun, Ada Mata Panah dan Tongkat
Melelehnya Es di Pegunungan Ungkap Temuan Ribuan Artefak Berburu Berusia 6.000 Tahun, Ada Mata Panah dan Tongkat
Baca Selengkapnya