Setelah SBY, giliran Ratu Atut curhat sering diserang media
Merdeka.com - Mencurahkan hati karena sering dikritik media belakangan menjadi kebiasaan para pejabat. Pemberitaan dinilai berat sebelah dan cenderung memojokkan. Padahal, itu adalah bentuk kritik untuk mengontrol kekuasaan.
Akhir-akhir ini nama Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah kerap kali mengisi pemberitaan pasca-sang adik, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan diringkus Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Wawan diduga terlibat upaya penyuapan terhadap Ketua MK nonaktif Akil Mochtar.
Lembaga antikorupsi sendiri sudah memanggil Atut untuk menjadi saksi sang adik. Tak sampai di situ, KPK juga tengah menelusuri proyek alat kesehatan di Tangerang Selatan yang disinyalir sarat penyimpangan.
Terus menerus menghiasi media cetak dan elektronik tampaknya membuat Atut gerah. Atut sempat menghilang, berbagai agenda gubernur diwakilkan oleh Wagub Rano Karno. Namun kemarin politikus Golkar itu kembali menunjukkan batang hidungnya dalam acara pameran UMKM di Cilegon.
Atut sempat berpidato. Salah satu poinnya adalah Atut curhat dan protes bahwa media telah menyebarluaskan pemberitaan yang merugikan dirinya secara sepihak. Istri dari anggota DPR Hikmat Tomet itu meminta agar pemberitaan disampaikan secara obyektif.
"Saya telah diberitakan menghilang, padahal saya bekerja. Saya bekerja tidak harus di forum terbuka. Untuk diketahui oleh teman-teman media yang saya cintai dan saya banggakan, yang saya mohon berikan pemberitaan terhadap masyarakat yang akurat," pinta Atut.
Atut mengaku sangat menghargai kebebasan pers. "Saya menghargai kebebasan media pers, saya menghormati, tetapi saya juga memiliki hak asasi manusia untuk diberitakan secara proporsional, untuk diberitakan secara benar," kata Atut.
Ketika ditanya kemana saja sejak pencekalan KPK, Atut menjawab dengan ketus. "Loh kok nanya? Ibu bekerja dong! Tadi dijelaskan pada saat sambutan, apa belum jelas? Tidak terdengar kah? Terima kasih teman wartawan, Dirgahayu Koperasi ke-66," kata Atut sambil bergegas menaiki mobil.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam berbagai kesempatan juga sering curhat di hadapan publik soal media. Dirinya mengaku sering menjadi korban media yang memberitakan tidak benar tentang dirinya.
Presiden juga pernah mengeluh pernyataannya sering dipelintir oleh media. Sebagai kepala negara, dan juga sebagai petinggi Partai Demokrat dirinya merasa dirugikan. Meski mengaku sering menjadi korban media, Presiden SBY sampai saat ini belum pernah melaporkan media ke Dewan Pers atau ke polisi.
"Saya salah satu korban pers, tetapi sekaligus saya berterimakasih kepada pers," kata Presiden Yudhoyono beberapa waktu lalu dalam acara silaturahmi dengan Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 2013-2015 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
SBY juga mengkritik media yang kerap memberitakan buruk kinerja pemerintah. Sementara prestasi-prestasi pemerintah di berbagai bidang minim diberitakan. Menurut SBY, pemberitaan-pemberitaan buruk tentang Indonesia dapat merusak citra Indonesia di mata internasional. Akibatnya, investasi bisa terhambat.
"Kalau ada yang good news jangan disembunyikan, jangan malu-malu untuk diberitakan. Mengapa sekali-kali tidak diangkat yang baik-baik supaya negara tetangga kita melihat Indonesia utuh. Ada yang mengatakan good news is no news, ada yang mengatakan justru bad news itu good news. Saya kurang setuju, menurut saya bad news is bad news, good news is good news," jelas SBY.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah tak hadir dalam sidang lanjutan gugatan atas abainya negara dalam pembentukan RUU Masyarakat Adat
Baca SelengkapnyaJokowi juga memuji sejumlah peralatan media yang diklaim tercanggih yang terpasang di dalamnya.
Baca SelengkapnyaSosoknya pernah jadi sorotan media usai melakukan baiat NU pada Ustaz Hanan Attaki
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku tidak dibebani cita-cita atau harapan untuk menjadi presiden seperti sang ayah.
Baca SelengkapnyaJokowi direncanakan mengecek bahan pokok di Pasar Gelugur Rantauprapat, serta meninjau persediaan beras.
Baca SelengkapnyaSuhartoyo meminta semua pihak untuk hadir dan mendengrkan kesaksian dari empat menteri terkait.
Baca SelengkapnyaMereka adalah kelompok rentan yang sering dimanfaatkan untuk mendulang suara. Ragam perjuangan mereka lakukan guna mendapatkan hak-haknya.
Baca SelengkapnyaIni adalah akhir dari sebuah kehidupan yang penuh dengan rasa malu, kehormatan, dan kehinaan.
Baca SelengkapnyaJokowi mendapat informasi, pasien harian rata-rata berjumlah 600 pasien. Sehingga menurutnya wajar jika terjadi antrean.
Baca Selengkapnya