Sebelum tewas, bayi 9 bulan terlihat sering diperlakukan kasar ayah
Merdeka.com - Doni (23), salah satu dari dua tersangka pembunuh sadis bayi 9 bulan di Samarinda, Kalimantan Timur, dikenal baik di hadapan rekan kerjanya. Kendati demikian, rekan kerja Doni, memang sering mendengar tangisan korban semasa hidupnya.
Merdeka.com, menelusuri tempat tinggal Doni dan istri sirinya, Gayatri (25), di kawasan Jalan Yos Sudarso RT 01, Kelurahan Pelabuhan, sekitar pukul 13.30 Wita siang tadi. Kesehariannya, Doni bekerja sebagai pengisi dan pengantar air galon isi ulang.
Rumah yang ditempatinya, terbilang cukup sempit. Lebih tepatnya, Doni dan istrinya, menempati mes pekerja air galon isi ulang, yang hanya berukuran sekitar 5 meter x 4 meter, yang juga memiliki dapur dan kamar mandi. Di dalam kamar mes, juga terlihat perabot rumah tangga Gayatri.
Sementara depan mes, dikelilingi bangunan bertingkat juga permukiman warga lainnya. Doni dan istrinya, baru-baru saja menempati kamar mes itu. Sebelumnya, keduanya mengontrak rumah di kawasan Kelurahan Selili.
"Dia (Doni) ini baru-baru saja, sekitar 2-3 bulan tinggal di mes ini. Awal tinggal di sini, kami dibuat kaget dengan mata kiri anaknya yang membiru karena lebam. Tetapi dia bilang itu karena jatuh dari motor," kata Erwan (26), rekan kerja Doni, saat ditemui merdeka.com, Sabtu (3/2).
Kesehariannya, Gayatri dan bayinya, lebih sering tinggal di dalam kamar mes. Sementara, 3 anak kandung Gayatri hasil pernikahannya dengan pria sebelum Doni, tinggal bersama neneknya di Jalan Otto Iskandardinata.
Teman-teman kerja Doni sendiri, tidak banyak ikut campur dengan kehidupan mereka. Tidak jarang, fisik bayi itu terlihat lebam di banyak bagian anggota tubuh.
"Kami berpikir kalau banyak tanya, tidak enak karena itu urusan rumah tangga dia (Doni)," ujar Erwan.
"Yang jelas, anak bayi itu kalau lagi digendong dengan Doni, pasti nangis terus. Seperti ketakutan. Tetapi kalau lagi main sama kita, ketawa-ketawa saja," ungkap Erwan.
Saat bercanda pun, lanjut Erwan, candaannya Doni bersama bayinya, kerap kelewatan dan membahayakan sang bayi. "Anak itu sering diangkat-angkat, seperti diterbang-terbangkan bolak balik ke atas. Puncaknya ya hari Kamis (1/2) sore itu, dia balik anaknya kaki di atas, kepala di bawah. Kasar," jelas Erwan.
"Kita lihat itu ada bekas biru-biru, juga ada bekas luka di kakinya bayi itu, ada juga seperti luka bekas gigit. Ya itu dia itu cuma bilang itu karena alergi. Kita kan tidak bisa tanya jauh, karena khawatir dibilang kita ganggu rumah tangga orang," jelas Erwan.
Namun demikian, takdir berkata lain. Bayi laki-laki itu akhirnya meregang nyawa, dengan luka di badan dan punggung, bagian kepala, dan juga luka kroak di lengannya. Dua terduga pelaku, Doni dan Gayatri, kini meringkuk di sel tahanan. "Kami tidak menyangka dia itu tega dengan anaknya," tutur Erwan.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah kondisi kesehatan pada bayi sebenarnya normal terjadi tanpa harus menimbulkan kekhawatiran orangtua.
Baca SelengkapnyaSaksi melihat ada darah di depan teras musala. Ketika ditelusuri, saksi melihat bayi yang masih dalam kondisi hidup.
Baca SelengkapnyaKecerdasan bayi bisa mulai dibentuk semenjak masih janin oleh ibu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kolik adalah kondisi ketika bayi yang sehat menangis dan disertai dengan rewel yang cukup intens dan berkepanjangan tanpa alasan yang jelas.
Baca SelengkapnyaPemberian ASI merupakan hal penting pada bayi. Dalam pemberiannya, dokter anak menyebut cukup dilakukan selama 15-30 menit.
Baca SelengkapnyaBayi yang baru lahir cenderung tidur dalam waktu yang cukup lama.
Baca SelengkapnyaTangisan yang dikeluarkan oleh bayi memiliki berbagai tanda yang berbeda. Kenali enam penyebab tangisan dari bayi yang biasanya ditunjukkan.
Baca SelengkapnyaMembiasakan bayi tidur sendiri bisa dilakukan mulai usia 3 bulan dengan berbagai cara.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mengetahui sejumlah kondisi ketika anak sudah diberi ASI secara cukup.
Baca Selengkapnya