Satu PDP di Bangka Selatan Meninggal Dunia
Merdeka.com - Satu pasien dalam pengawasan (PDP) asal Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Selatan yang sempat dirawat, meninggal dunia. Wakil Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid di Toboali, Jumat mengatakan bahwa benar ada salah satu PDP dari Bangka Selatan yang meninggal dunia.
"Iya benar ada satu orang PDP berusia 72 tahun meninggal dunia," ujarnya, seperti dilansir Antara, Jumat (27/3).
Kendati demikian, Riza menjelaskan satu orang tersebut, belum bisa dipastikan meninggal dunia disebabkan virus Covid-19 karena hasil sampel baru dikirim.
"Kami belum dapat membenarkan apakah pasien ini meninggal karena Covid-19 atau bukan karena hasil sampel belum keluar dari laboratorium di Jakarta," ujarnya.
Ia menjelaskan, untuk hasil sampel baru dapat diketahui kurang lebih memakan waktu sampai empat hingga lima hari.
"Mudah mudahan hasilnya negatif, untuk itu kami harap masyarakat tenang dan tetap menerapkan pola hidup sehat serta tidak terprovokasi oleh informasi yang tidak jelas sumbernya," katanya.
Ia menjelaskan, Pemkab Bangka Selatan terus berupaya memutus mata rantai penyebaran virus corona baru atau Covid-19 tersebut.
"Justru itu kami minta masyarakat memiliki kesadaran tinggi untuk tetap berada di rumah dan menghindari keramaian," katanya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Baskami Ginting lahir 14 Desember 1959 adalah seorang politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPada petugas, wanita itu mengaku punya masalah keluarga yang sudah terjadi sejak sekitar 14 tahun lalu dan dia mengemis untuk mencari nafkah.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan yang menyebabkan santri meninggal dunia kembali berulang. Kali ini dipicu uang Rp10.000 dan pihak pesantren terkesan menutupinya.
Baca SelengkapnyaHal ini memungkinkan para pemudik untuk tetap mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan tanpa harus beralih ke fasilitas kesehatan baru.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Cilawang, Bandung Barat dan Kampung Buyuh Topeng, Majalengka harus minum dari penampungan air hujan.
Baca Selengkapnya