Satgas Akui Penurunan Kasus Positif Covid-19 Dibarengi Berkurangnya Testing
![Satgas Akui Penurunan Kasus Positif Covid-19 Dibarengi Berkurangnya Testing](https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2021/08/26/1345583/540x270/satgas-akui-penurunan-kasus-positif-covid-19-dibarengi-berkurangnya-testing.jpeg)
Merdeka.com - Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan, kasus positif Covid-19 dalam sepekan terakhir menurun. Data 22 Agustus 2021, kasus positif Covid-19 mingguan berada di angka 125.102.
Melihat angka tersebut, dia mengungkapkan, terjadi penurunan sebanyak 63.221 kasus dari data pekan sebelumnya mencapai 188.323 orang.
"Penurunan di minggu ini menandakan penurunan yang terjadi selama lima minggu berturut-turut. Ini adalah kabar baik yang perlu terus dipertahankan dan semakin diperbaiki lagi ke depannya," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan dalam YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (26/8).
Saat kasus positif menurun, testing Covid-19 ikut merosot. Pada 18 Juli 2021, testing Covid-19 mencapai 1.146.793 orang. Sementara dalam sepekan terakhir testing Covid-19 hanya mencapai 688.906 orang.
"Namun, jumlah di minggu ini masih lebih tinggi tiga kali lipat dibandingkan jumlah orang yang diperiksa sebelum terjadi lonjakan kasus. Pada sebelum lonjakan kasus tepatnya pada 16 Mei 2021, jumlah orang yang diperiksa mingguan hanya sebesar 203.510 orang," jelas Wiku.
Selain kasus positif dan testing, positivity rate mingguan di Indonesia juga menurun. Pada periode 16 sampai 22 Agustus 2021, positivity rate hanya sebesar 18,15 persen.
Padahal, Wiku menerangkan, pada puncak pandemi Covid-19 gelombang kedua yakni pada Juli lalu, positivity rate mingguan mencapai 30,54 persen.
"Meskipun sudah turun, angka (positivity rate) ini masih lebih tinggi sebelum lonjakan kasus kedua yaitu pada kisaran Juni yang hanya 9,44 persen," tutupnya.
Sebelumnya, Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo mengatakan penurunan kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia saat ini disebabkan dua hal. Pertama, karena testing Covid-19 melorot.
"Testing kita melorot kan, seakan-akan (kasus Covid-19) turun tajam," katanya saat dihubungi merdeka.com, Selasa (24/8).
Penyebab kedua, laju penularan Covid-19 melambat. Windhu mengatakan, melambatnya penularan Covid-19 bisa dilihat dari positivity rate yang berada di angka 19,3 persen. Pada 12 Agustus 2021, positivity rate nasional sebesar 19,4 persen.
"Memang penularan kita turun karena kenyataannya positivity rate turun, tapi turunnya lambat. Kasus yang dilaporkan saat ini seakan-akan turunnya tajam. Padahalnya turunnya karena testing yang rendah, itu yang harus diperhatikan," jelasnya.
Menurut Windhu, sebetulnya saat ini Indonesia masih berada pada puncak gunung es Covid-19. Namun diakuinya, terjadi tren penurunan penularan Covid-19.
"Masih puncak dari gunung es, tapi trennya memang sudah membaik. Menurunnya itu tidak tajam, namun data sekarang seakan-akan tajam. Kita lihatnya dari kasus yang dilaporkan positif, kalau itu tajam, padahal tidak setajam itu," tandasnya.
Data Kementerian Kesehatan 26 Agustus 2021, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 nasional menembus 4.043.736 orang. Ada penambahan 16.899 kasus Covid-19 dari data Rabu (25/8) yang tercatat masih 4.026.837 orang.
Dari total 4.043.736 orang positif Covid-19, 130.182 di antaranya meninggal dunia, 3.669.966 sudah sembuh dan 243.588 masih dirawat.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
![Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/12/15/1702608268272-em7fcj.jpeg)
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnya![Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/12/14/1702548330277-poacl.jpeg)
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnya![Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/12/26/1703565087857-fgiva.jpeg)
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
![Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/3/1/1709286552209-9f1dg.jpeg)
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnya![Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/5/28/1716871674441-sbktl.jpeg)
Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca Selengkapnya![Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/12/27/1703659115273-6f1m4.jpeg)
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnya![Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/5/29/1716949305072-w186x.jpeg)
Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca Selengkapnya![61 Kasus Positif Covid-19 Ditemukan di DIY](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/12/20/1703074582949-ffgbk.jpeg)
Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di DIY. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY saat ini sudah tercatat 61 kasus positif Covid di provinsi itu.
Baca Selengkapnya![Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/5/3/1714736499990-4odtc.jpeg)
Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca Selengkapnya