Raker KONI Kaltim di Samarinda Berubah Jadi Adu Jotos
Merdeka.com - Rapat kerja provinsi (Rakerprov) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalimantan Timur di Hotel Aston Samarinda berubah jadi arena adu jotos, Sabtu (29/1). Salah seorang pengurus KONI, Sugeng Muhdar, terlihat dibawa keluar ruangan dengan pengawalan polisi.
Rakerprov sejak pukul 08.00 WITA itu dibuka Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor. Salah satu agendanya adalah penetapan syarat bursa calon Ketua KONI Kaltim.
Situasi memanas. Sugeng Muhdar yang sedang berbicara di panggung menyuarakan pendapatnya didatangi sejumlah pengurus KONI lainnya. Adu jotos tidak terelakkan. Sugeng terdesak hingga akhirnya dia dikawal keluar ruangan.
"Insiden kecil saja itu. Karena pernyataannya menyinggung semua di dalam ruangan," kata Penjabat Humas KONI Kaltim Zulkarnain dikonfirmasi merdeka.com, Sabtu (29/1) malam.
Menurut Zulkarnain, Sugeng menyebut semua orang melakukan rekayasa. Meski demikian, Sugeng akhirnya diamankan rekan pengurus lainnya di dalam ruangan. Zulkarnain sendiri sempat kesulitan menghalau emosi rekannya pengurus KONI.
"Kalau tidak, dia (Sugeng Muhdar) jadi bulan-bulanan. Karena dia dengan lantangnya bilang semua dibuat rekayasa," ujar Zulkarnain.
Zulkarnain menerangkan, perbedaan pendapat adalah hal biasa. "Cuma karena cara dia menyampaikannya itu sepertinya salah, akhirnya menyinggung perasaan orang lain. Akhirnya ada yang tidak terkendali," sebut Zulkarnain.
"Tapi kita pun akan melaporkan dia karena ucapannya dia itu. Itu kan (pernyataan Sugeng Muhdar) sudah ada di YouTube, di mana-mana itu," tambah Zulkarnain.
Zulkarnain juga ikut heran dengan tudingan rekayasa. "Yang mau dilaporkannya adalah Ketua SC (Steering Committee) Pak Andi Harun yang juga Wali Kota Samarinda dan juga Pak Zuhdi Yahya sebagai Ketua KONI Kaltim saat ini," terang Zulkarnain lagi.
"Tidak apa-apa. Kalau melaporkan, kita akan laporkan dia (Sugeng Muhdar) juga. Kegiatan (Rakerprov) ini bukan sembarang kegiatan. Jadi, kalau beda pendapat, sampaikan dengan cara elegan. Karena beda pendapat itu biasa. Dia sudah disurun turun. Akhirnya ada yang tidak terkendali," jelas Zulkarnain.
Dalam Rakerprov, di antaranya membahas penetapan syarat maju bursa Ketua KONI Kaltim. Syaratnya dukungan 30 persen KONI Kabupaten/Kota, 30 persen lagi cabang olahraga dan badan fungsional.
"Itu memang tidak diatur dalam AD/ART, tapi boleh diatur dalam Tata Tertib atau Tatib. Nah, itu yang disebut kita merekayasa. Siapa yang merekayasa?" ungkap Zulkarnain.
Meski demikian, Raker menyepakati dukungan 30 persen itu. Dalam Raker juga disampaikan Laporan Pertanggungjawaban, program kerja dan persiapan Pekan Olahraga Provinsi.
"Syarat maju bursa ketua, memang menjadi satu pembahasan yang agak krusial karena menyangkut kepemimpinan KONI Kaltim empat tahun ke depan. Jadi selesai ini, tiga pekan ke depan masuk agenda pemilihan," jelas Zulkarnain lagi.
Ditemui wartawan usai kejadian itu, Sugeng Muhdar menyatakan sebelumnya dia menyampaikan bantahan dan keberatan terkait hasil Komisi I Raker yang langsung ditetapkan peserta Raker.
"Kedua, ada persyaratan ketua yang tidak sesuai AD/ART dan ini sama saja merekayasa. Diada-adakan. Saya tidak terima, saya akan tuntut secara hukum Ketua KONI, Ketua SC/OC. Akan saya tuntut di meja hukum. Termasuk yang menyekik dan menendang saya," demikian Sugeng.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Sariningsih, namun akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaMat Drajat atau lebih dikenal dengan nama Kang Komar lantaran perannya di sinetron Preman Pensiun yang sukses itu tak kuasa menitikan air matanya
Baca SelengkapnyaBanyak warga juga menggunakan masker penutup hidung untuk menghindari paparan debu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menanggapi hal ini, sosok anggota DPR RI memberi atensi.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Munir.
Baca SelengkapnyaBelum lama ini, dua prajurit Komando Pasukan Katak alias Kopaska terlibat adu fisik.
Baca SelengkapnyaNama Ahmad Sahroni diketahui menjadi salah satu digadang-gadang sebagai calon gubernur untuk Pilgub DKI Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaDi tengah-tengah aktivitasnya, Kapolda DIY tiba-tiba diberhentikan sosok perwira berpangkat Iptu.
Baca SelengkapnyaPemain sinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' itu bahkan tidak melontarkan sepatah dua patah kata terhadap awak media yang mengerubunginya
Baca Selengkapnya