PPATK sebut saat ini teroris kumpulkan dana via medsos modus pasang iklan
Merdeka.com - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Ahmad Badaruddin menjelaskan saat ini pendanaan teroris mengalami perubahan. Salah satunya dengan media sosial yaitu cara penggalangan dana melalui Internet.
"Jadi pendanaan teroris itu mengalami perubahan. Kalau dulu mulai dari pengumpulan dana. Kalau dulu pengumpulan dananya self financing oleh mereka sendiri. Sekarang selain itu melalui media sosial. Nah karena dari media sosial istilahnya crowd funding. Jadi diambil dipasang iklan disamarkan," kata Kiagus di kantor PPATK, Jl Ir Haji Juanda, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
Lanjut Kiagus, sebelum teknologi maju dan butuh biaya lebih hasil pendanaan tersebut digunakan untuk menggaji para teroris, kebutuhan organisasi, dan biaya propaganda. Kini, dengan fasilitas media sosial yang minim biaya dan mudah di akses, para teroris dapat memanfaatkan dana lebih untuk pembelian senjata atau alat teror.
"Kalau dari dulu sebagian pendanaan dipergunakan untuk organisasi, gaji para teroris, propaganda. Sekarang biasanya lebih banyak untuk senjata. Karena mereka sekarang lebih banyak gunakan media sosial sehingga biaya propaganda lebih kecil. Itu salah satu yang kita temukan dan ini sudah kami ungkapkan," tutupnya.
PPATK pun merilis hasil survei indeks persepsi publik mengenai Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (TPPT) di Indonesia. Publik menilai tiga sumber utama dana TPPT didapat lewat dana dari luar negeri, dana hasil dari kejahatan, dan penyimpangan dana yang dikumpulkan melalui ormas.
Kemudian dari sisi pemahaman pelaku utama TPPT, publik menilai tiga profil utama TPPT adalah pengusaha/wiraswasta, pengurus/anggota ormas, dan pengurus/anggota Partai Politik. Sedangkan untuk pelaku terkait TPPT, publik menilai tiga profil pelaku terkait TPPT adalah rekan kerja/relasi, pengurus/anggota ormas, dan anggota keluarga/kerabat/saudara.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Transaksi Dana Kampanye Janggal PPATK Bukti Dana Partai Politik Tidak Transparan
Ternyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah
Baca SelengkapnyaBansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu
Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaDitjen Pajak Kirim Surat Cinta Via Email ke 25 Juta Wajib Pajak, Begini Isinya
Masyarakat diminta cermat bila menerima surat cinta terkait pembayaran pajak. Pasalnya, Ditjen Pajak tak ingin wajib pajak tertipu oleh modus penipuan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaBawaslu Ingatkan Partai Serius Laporkan Dana Kampanye, Ini Sanksinya
Data dari PPATK bisa dijadikan peringatan oleh seluruh peserta Pemilu.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Ungkap Peran Tangkapan Baru Teroris Jaringan Solo Raya dan Banten
Densus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPSI soal Temuan PPATK: Baiknya Dibuka ke Publik Secara Transparan
Dengan dibukanya data temuan itu harapannya tidak lagi ada tuduhan-tuduhan.
Baca SelengkapnyaCara Mudah Melawan Stres di Media Sosial
Penggunaan medsos tidak selalu memberikan dampak positif tapi juga negatif.
Baca SelengkapnyaGanjar Ungkap Pesan Orang Tua Sebelum Mencoblos ke TPS: Berserah dan Bersihkan Hati
Ganjar Pranowo mengaku optimis menang di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya