Potret Kemiskinan di Subang, Satu Keluarga Tinggal di Gubuk Reyot yang Gelap Gulita
Merdeka.com - Satu keluarga di Dusun Kedungwungu Barat, Desa Pinangsari, Kecamatan Ciasem, Subang yang terdiri dari suami, istri dan tiga orang anak tinggal di rumah yang nyaris ambruk. Kondisi rumah di RT04/RW07 ini tidak layak huni. Ditambah tak ada penerangan listrik.
Dinding bambu sudah lapuk dimakan usia. Bahkan kini sebagian atap bangunan di sisi sebelah kanan roboh. Satu bagian dindingnya jebol.
"Rumah layaknya gubuk ini, sejak dibangun 30 tahun lalu, tak pernah tersentuh perbaikan," kata Rakim, Senin (26/8) di rumahnya.
Dia menceritakan, saat hujan deras, atap tiba-tiba roboh. Untungnya anak dan istri tidur di ruang tengah. Sehingga saat kejadian tidak menimpa penghuni rumah.
Pria kelahiran 1950 yang menikahi Raswinah hingga dikaruniai anak tiga ini menuturkan, kondisi rumahnya itu sudah lama rusak karena dimakan usia dan faktor cuaca. Keterbatasan biaya membuatnya tidak lagi mampu memperbaiki rumahnya meski hampir roboh.
"Jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk biaya sekolah dan jajan anak saja kelimpungan," kata Rakim dengan nada pilu.
Rakim menunjukkan langit-langit di kamar tidur yang jebol dan hanya ditutupi plastik bekas. Supaya air hujan tidak langsung turun ke tempat tidur anak-anak.
"Sedihnya kalau hujan turun lantai tanah becek akibat langit-langit banyak yang bocor," katanya.
Sekarang, seluruh atap bangunannya sudah patah. Atapnya miring akibat kayu penahan sudah rapuh dan lapuk dimakan usia.
"Atap langit -langit sementara atasnya ditutupi terpal agar kalau hujan airnya tidak terlalu banyak masuk," ucapnya.
Dengan kondisi rumahnya ini, mereka was-was jika melakukan aktivitas di dalam rumah. Terlebih pada malam hari. Tidak ada penerangan listrik di rumahnya. Suasana gelap gulita.
"Saya khawatir sama anak-anak," ucapnya.
Rakim mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat terkait kondisi rumahnya yang tidak layak huni itu apalagi dimasukkan ke dalam program pemberian bantuan rumah tidak layak huni (rutilahu).
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Simak potret rumah masa kecil Fikoh LIDa sebelum terbakar!
Baca SelengkapnyaSatu orang meninggal atas nama Amsiah usia 70 tahun, delapan orang luka ringan,
Baca SelengkapnyaAtta merasa sangat beruntung karena dikelilingi oleh orang-orang terdekatnya yang selalu mendampinginya dalam suka maupun duka.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Inilah pemandangan rumah Isye Sumarni ketika dilihat dari depan. Yang menarik, rumah ini dikelilingi oleh kebun yang hijau dan asri.
Baca SelengkapnyaAkses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.
Baca SelengkapnyaIa disambut penuh air mata bahagia oleh anggota keluarganya. Rasa rindu kian pecah begitu saja melihat dia datang dan pulang.
Baca SelengkapnyaTerlihat beberapa barang pribadi dan perabotan rumah tergenang air yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca SelengkapnyaDeretan rumah panggung khas pedesaan Sunda yang tertata rapi dengan nuansa cat bermacam-macam warna membuat takjub orang yang melihatnya.
Baca Selengkapnya