Merdeka.com - Polisi tidak melanjutkan penyelidikan kasus tewasnya putra ulama KH Arrazy Hasyim atau Buya Arrazy, akibat tertembak senjata api (senpi) ke ranah hukum. Praktisi hukum Wiwied Tuhu Prasetyanto menyebut, seharusnya polisi tetap mencari ada atau tidaknya pidana dalam kasus tersebut.
"Karena (kasus) ini bukan delik aduan, polisi harusnya tetap mencari ada pidananya atau tidak, ini arahnya pada restoratif justice atau ada tidaknya unsur membenarkan atau pemaafnya," kata Wiwied saat dihubungi merdeka.com, Kamis (23/6).
Alumnus Hukum Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang ini menambahkan, seharusnya polisi mengkaji adanya unsur ada atau tidaknya kesengajaan, atau adanya unsur kealpaan atau kelalaian dalam kasus tersebut.
"Jangankan (ada unsur) sengaja, alpa atau lalai saja bisa diproses hukum. Contoh kecelakaan (lalu lintas) saja kalau menyebabkan meninggalnya orang, diproses (hukum) kok," tambahnya.
Soal alasan keluarga korban yang memaafkan, dalam konteks hukum hal itu akan dapat menjadi pertimbangan hukum di pengadilan.
Dia menegaskan, dalam penghentian suatu perkara hukum, polisi bisa saja melakukan hal itu. Namun penghentian suatu perkara tindak pidana, harus memiliki penjelasan dasar hukum.
"Kalau keluarga memaafkan, itu akan menjadi pertimbangan hukum saja. Yang penting, dalam penghentian perkara hukum ada penjelasan, dasar hukum apa yang bisa menjelaskan perkara itu berhenti," tegasnya.
Ia menyebut, kasus ini bukan delik aduan alias pidana murni. Sehingga tanpa adanya aduan dari pihak korban, polisi harusnya tetap melanjutkan perkara tersebut ke ranah hukum.
"Ini bukan delik aduan, sehingga tanpa aduan pun polisi harusnya tetap melanjutkan (kasus ini)," katanya.
Ia melanjutkan, dengan adanya kasus ini dia berharap polisi dapat menggambarkan sebuah proses hukum yang berkeadilan. Tidak terlihat adanya disparitas (pembeda), apabila yang berbuat alpa atau lalai adalah aparat berbeda dengan masyarakat biasa.
"Yang penting tidak ada disparitas dalam sistem hukum kita. Jangan sampai publik melihat, yang berbuat alpa (lalai) adalah aparat akan berbeda perlakuannya dengan masyarakat biasa. Yang penting semua sama di muka hukum," tandasnya.
Diketahui, polisi menghentikan kasus tewasnya putra ulama Buya Arrazy, akibat tertembak senjata api, Rabu (22/6) kemarin. Polisi beralasan, sudah adanya surat pernyataan dari keluarga bahwa mereka telah menerima kejadian tersebut sebagai musibah.
Hal tersebut disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Tuban AKP M Gananta, Kamis (23/6). Ia menyatakan, pihak keluarga telah mengikhlaskan kejadian tersebut dan menyatakan tidak akan menuntut dikemudian hari.
"Pihak keluarga sudah mengikhlaskan dan menyatakan tidak menuntut di kemudian hari," ungkapnya.
Menurutnya, pihak keluarga menyatakan kejadian tersebut adalah kecelakaan dan tidak akan melanjutkan perkara ke wilayah hukum Polres Tuban.
Sebelumnya, putra Buya Arrazy yang meninggal itu berinisial HSWA berusia 3 tahun. Ia meninggal dunia di dalam rumah dengan luka tembak di bagian dagu.
Kejadian tersebut bermula ketika Buya Arrazy sedang berada di rumah mertuanya di Desa Palang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Saat di Tuban, pendiri Ribath Nouraniyah Hasyimiyah itu dikawal sejumlah polisi.
Tidak lama berselang, anggota pengawal Buya Arrazy berinisial M menunaikan salat Zuhur. Kemudian menaruh senjatanya di dalam tas.
"Saudara M sedang salat. Kemudian dia menaruh senjatanya di tempat yang aman," kata Kapolres Tuban AKBP Darman, Rabu (22/6).
Ketika ditinggal salat, senjata anggota itu dibuat mainan oleh kakaknya korban yang berusia 5 tahun. Hingga akhirnya, senjata api itu meletus mengenai putra kedua dari Buya Arrazy hingga meninggal dunia.
Baca juga:
Kasus Tertembaknya Anak Buya Arrazy Tak Dilanjutkan ke Ranah Hukum
Anak Buya Arrazy Tewas Tertembak, Polri Bakal Tindak Tegas Anggota Pemilik Pistol
Anak Dai Kondang Buya Arrazy Usia 3 Tahun Tewas Tertembak oleh Kakak
Melawan Petugas, Tersangka Pencuri Motor di Kabupaten Bekasi Tewas Ditembak
Eksekutor Diupah Rp10 Juta, Ini Motif Penembakan 2 Warga Aceh Besar
Istana Berupaya Secepatnya Cari Pengganti Tjahjo di MenPAN-RB
Sekitar 29 Menit yang laluKisah Gubernur Khofifah: 2013 Daftar Haji Bareng Suami, 2022 Berangkat cuma sama Anak
Sekitar 1 Jam yang laluPengiriman 42 Calon PMI Ilegal ke Malaysia via Batam Digagalkan Polisi
Sekitar 1 Jam yang laluGedung Sekolah Roboh, Satu Orang Tewas
Sekitar 2 Jam yang laluMPR Harap Tiga DOB Papua Tutup Celah Gerakan Separatis Janjikan Kesejahteraan
Sekitar 2 Jam yang laluKetika Sandiaga Kagum UMKM di DIY Sisihkan Keuntungan Bantu Anak Yatim & Dhuafa
Sekitar 2 Jam yang laluPKS: Terobosan Jokowi Mendamaikan Rusia-Ukraina Harus Diikuti Negara Lain
Sekitar 2 Jam yang laluPeriksa Eks Dirut Pertamina dan PLN, KPK Tanya Soal Jual Beli LNG
Sekitar 2 Jam yang laluKemenag Ajak Jemaah Beri Saran Terkait Layanan Haji Secara Daring, Ini Caranya
Sekitar 2 Jam yang laluHolywings Digugat Organisasi Pemuda Rp35,5 T, Uang akan Dipakai Bangun Rumah Ibadah
Sekitar 2 Jam yang laluKawanan Jambret Tabrak Truk karena Panik Dikejar Korban, Satu Pelaku Tewas
Sekitar 3 Jam yang laluMelihat Momen Jokowi, Prabowo dan Mohamed bin Zayed Salat Jumat Bersama di UEA
Sekitar 3 Jam yang laluPKB-Gerindra Bersatu, PKS Ungkap Nasib Koalisi Semut Merah
Sekitar 3 Jam yang laluMengenang Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo, Sosok Kakek yang Hangat dan Dekat dengan Cucu
Sekitar 1 Hari yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 1 Minggu yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 1 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluIndonesia dan UAE Sepakati IUAE-CEPA, Ini Isinya
Sekitar 19 Jam yang laluJokowi Bertemu Presiden MBZ di Istana Al Shatie
Sekitar 21 Jam yang laluAlasan Jokowi Tak Pernah Pakai Rompi Antipeluru saat Kunjungi Negara Perang
Sekitar 1 Hari yang laluMomen Hangat Pertemuan Jokowi dan Putin di Istana Kremlin
Sekitar 1 Hari yang laluPeneliti Jurnal Lancet: Covid-19 Kemungkinan Berasal dari Laboratorium AS
Sekitar 10 Jam yang laluWNA Jadi Salah Satu Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Bali
Sekitar 20 Jam yang laluUpdate Kasus Covid-19 Hari Ini 1 Juli 2022
Sekitar 1 Hari yang laluMenghapus Subsidi BBM yang Tinggal Janji
Sekitar 2 Hari yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 4 Minggu yang laluPKS: Terobosan Jokowi Mendamaikan Rusia-Ukraina Harus Diikuti Negara Lain
Sekitar 2 Jam yang laluVIDEO: Blak-blakan Putin Ditemui Jokowi di Rusia, Ungkap Masalah Krisis Sesungguhnya
Sekitar 1 Hari yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami