Pesawat legendaris Ilyushin IL-14 akan dimuseumkan di Yogyakarta
Merdeka.com - Pesawat legendaris Ilyushin IL-14 Avia akan diboyong melalui jalur darat dengan menyusuri jalanan dari Lapangan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh Malang menuju Museum Perjuangan TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta.
Ilyushin IL-14 Avia sendiri merupakan pesawat legendaris yang masih tersisa dari 22 yang sudah tidak berwujud. Pesawat ini merupakan pengadaan periode 1958 sampai 1962-an dari Cekoslovakia.
Pesawat dengan bobot 12.600 Kg dan berat saat take off 18.000 Kg itu sudah dissasembling selama 4 bulan terakhir, tepatnya sejak Agustus. Pesawat akan diangkut dengan 1 truk low bed 12M dan 3 truk Trailler 7 M, 2 truk caraka 1 crane serta 1 kendaraan operasional.
"Kita bekerja marathon dan diperkirakan akan loding pesawat besok pagi dan malamnya (Sabtu) akan berangkat," kata Mayor Tek I Wayan Adi Dharmadi, ST. MT, Perwira Proyek (Payek) di sela persiapan loading Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Jumat (27/10).
Dharmadi mengungkapkan jalur yang akan dilalui dari Lanud Abdulrachman Saleh Malang-Blimbing-Pasuruan-Japanan-Mojokerto-Jombang-Nganjuk-Ngawi-Solo dan Jogja. Perjalanan diperkirakan akan ditempuh selama 2 hari, melewati 7 jembatan dengan ketinggian 5 meter. Selain itu juga akan melewati 3 persimpangan flyover tol setinggi 5,30 meter.
Mayor Tek Zulfikar, Kadishar Skatek 022 dalam keterangannya memohon maaf kepada masyarakat yang akan sedikit terganggu selama perjalanan. Kendaraan akan mulai berjalan pada malam hari, selain pertimbangan lalu lintas selama perjalanan.
"Kita minta maaf apabila selama perjalanan, nantinya para pengguna jalan sedikit terganggu, dengan perjalanan pergeseran pesawat legenda ini. Namun demikian kita sudah melakukan antisipasi dengan survei dan melakukan kegiatan di jam-jam yang tidak sibuk," jelasnya.
Ilyushin II-14 Avia memasuki akhir pengabdiannya berdasarkan pengarahan Kasau nomor 182/Pes/15/1975 tanggal 12 Juli 1975. Boyongnya Pesawat Ilyushin II-14 Avia ke Museum TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta, sesuai perintah Kasau Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, untuk menjadikan sumber sejarah bagi generasi muda.
Pesawat jenis serupa juga ada yang digunakan pesawat kepresidenan dengan nama Dolok Martimbang Indonesian Air Force One, yang sepat ditinjau presiden Soekarno di Jakarta. Pesawat ini nyaris terlupakan dan dipastikan akan melengkapi 16 yang akan menjadi penghuni baru di Museum TNI AU Dirgantara Mandala Yogjakarta.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Izin Acara Dicabut H-1, Anies Baswedan: Kita Tetap Semangat, Namanya Juga 'Desak Anies', Nyari Tempatnya Didesak
Sedianya akan digelar di Museum Diponegoro Sasana Wiratama, Jalan Hos Cokroaminoto Tegelrejo Yogyakarta
Baca SelengkapnyaSejarah 9 Januari 1941: Peluncuran Pertama Avro Lancaster, Pesawat Pengebom yang Legendaris
Dikembangkan dari Avro Manchester yang cacat, Lancaster kemudian menjadi senjata pilihan Komando Pengebom.
Baca Selengkapnya6 Pesawat Jet Tertua di Dunia dalam Sejarah yang Hingga Kini Masih Beroperasi
Meskipun bertahun-tahun berdinas, jet tempur tertua masih aktif, menunjukkan daya tahan dan relevansinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bandara Lolak Jadi Ikon Baru di Sulawesi Utara
Peresmian ini ditandai dengan pendaratan perdana pesawat tipe DHC-6 Twin Otter maskapai SAM Air sekitar pukul 15.52 WITA.
Baca SelengkapnyaMomen Jokowi dan Prabowo Meneropong Pesawat Tempur di Pangkalan TNI AU Iswahjudi Jatim
Selain meninjau kesiapan pesawat tempur, Presiden Jokowi juga menyaksikan penampilan atraksi udara.
Baca SelengkapnyaKapan Pesawat Terbang Masuk Bengkel? Ini Jawabannya
Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaSejarah Lanud Sulaiman Bandung, Diambil dari Nama Prajurit AURI yang Gugur saat Kecelakaan Pesawat
Nama Lanud Sulaiman diambil dari seorang prajurit AURI yang gugur karena kecelakaan pesawat di Kiaracondong.
Baca SelengkapnyaPenuh Rintangan Berat, Begini Detik-Detik Penyerbuan Tentara Belanda dari Salatiga ke Yogyakarta pada Agresi Militer II
Masyarakat setempat bersikap wajar dalam bereaksi terkait adanya konvoi itu.
Baca SelengkapnyaMengunjungi Museum Taman Tino Sidin, Galeri Pelukis Legendaris Indonesia yang Tak Lekang Oleh Zaman
Museum ini dibangun untuk mengenalkan sosok Pak Tino pada pemuda generasi sekarang.
Baca Selengkapnya