Pesan Terakhir Syarif, Minta Istri Baca Shalawat Sebelum Sriwijaya Air Lepas Landas
Merdeka.com - Terlihat dari kejauhan Syarif Rafiq pria berusia 49 tahun terlihat berjalan menyusuri lokasi posko operasi pencarian dan evakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ 182, di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Syarif nampak berjalan dengan penuh harapan mendapatkan informasi atas kejelasan kondisi istrinya Panca Widya Nursanti (47) yang menjadi korban jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak, pada Sabtu (9/1).
Sudah dua hari Syarif habiskan waktu bersama sepupunya di Jakarta, usai berangkat langsung dari Pontianak hanya untuk menunggu kabar kejelasan istrinya.
Satu per satu Syarif terlihat melihat tumpukan serpihan dan kantong-kantong temuan yang berhasil di dapati Tim SAR dengan alas terpal berwarna putih, tanpa ada sepatah kata pun yang terucap.
Tampak matanya berlinang air mata dan sedikit kemerahan sudah cukup menggambarkan perasaan yang sedang dialami Syarif, ketika ditemui wartawan.
"Mencari kejelasan korban aja sih. Lalu mengunjungi posko Kemensos, Basarnas (mencari informasi)," kata Syarif saat ditemui, Kamis (14/1).
Sembari melihat hasil-hasil temuan dari Tim Sar gabungan dari hasil operasi pencarian dan evakuasi selama enam hari. Menurutnya sudah menggambarkan kerja yang sangat baik dilakukan petugas. Dia pun telah menyerahkan semua kondisi istrinya kepada Tuhan.
"Iya cukup baik ya, terima kasih sekali karena apapun yang terjadi sudah tuhan yang ngatur ya," tuturnya.
Dia hanya berharap kabar kejelasan istrinya segera berhasil ditemukan dan teridentifikasi, karena seluruh informasi yang dibutuhkan pihak Tim Disaster Victim Identification (DVI) pun telah diserahkanya.
"Ya sudah di informasikan ke pada pihak terkait, untuk kondisi istri saya data sudah masuk semua tinggal tunggu informasi lebih lanjut. Intinya data yang diminta DVI sudah lengkap semua ya. Kita juga itu belum tahu (hasilnya), kita tunggu saja nanti," tuturnya.
Tak luput, Syarif menceritakan momen pertemuannya secara langsung dengan sang istri ketika 22 Desember 2020 saat mengantarkan langsung ke bandara ketika istrinya pulang kampung sendirian.
"Iya semuanya ada di sana (anak-anak), jadi ada anak yang bungsu tidak mau ikut (istrinya pas ke Jakarta), jadi cuman sendirian (istrinya ke Jakarta). Dia bilang pulang ke kampung itu, jadi ini rencana Allah," ujarnya.
Sedangkan, momen terakhir dirinya berkomunikasi dengan istri melalui video call ketika telah memasuki pesawat Sriwijaya yang kala itu ingin berangkat dari Jakarta menuju Pontianak. Tanpa ada perasaan aneh, ia hanya menyuruh istrinya perbanyak shalawat, lantaran kondisi cuaca yang kala itu kurang bagus.
"Jam 14.05 sempat hubungin kalau di Jakarta cuacanya kurang bagus. Jadi saya suruh banyak-banyak baca shalawat saja. 14.05 nelepon itu komunikasi terakhir sebelum berangkat. Pas dalam pesawat juga nelepon via WA video call," ucapnya.
Tak lama Syarif bersama sepupunya berada di JICT II Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Usai bertemu dengan pihak Basarnas dan sejumlah pihak, dirinya pun lekas kembali menunggu kabar istrinya di RS Polri, Kramat Jati.
Baru 6 Korban yang Teridentifikasi
Sebelumnya, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri kembali mengidentifikasi dua jenazah baru korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
"Dan teridentifikasi dua korban pada sore hari ini. Yaitu pertama atas nama Indah Halimah Putri lalu yang kedua atas nama Agus Minarni," kata Karopenmas Divhumas, Brigjen Rusdi Hartono saat jumpa pers.
Rusdi mengatakan, kedua korban berhasil diidentifikasi setelah Tim DVI Polri mencocokkan sidik jari korban dengan yang berada di E-KTP.
"Ini dapat teridentifikasi melalui sidik jari," sebutnya.
Kabid Topol Pusinafis Bareskrim Polri Kombes Sriyanto merinci, kedua korban berhasil diidentifikasi dengan hasil identik dari 12 titik yang berada di sidik jari korban ketika disesuaikan yang ada di e-KTP.
"Pertama nomor 0026 dari sidik jari jempol kiri dari jenazah korban, kita cari sidik jari kita bandingkan dengan sidik jari di e-KTP ternyata sesuai identik 12 titik menurut kami ini sudah tidak bisa terbantahkan. Atas nama Indah Halimah Putri," jelasnya.
Kemudian, ia menyebutkan terkait identitas pelengkap korban atas nama Indah Halimah Puteri tempat lahir, Sungai Pinang, 01-10-1994, Perempuan, Islam, alamat Dusun 4 RT 7. Desa kelurahan sungai Pinang 2 Kecamatan Sungai Pinang Provinsi Sumatera Selatan.
Kemudian, kedua korban yang berhasil diidentifikasi yakni, Agus Minarni melalui sidik jari jempol kanan, setalah bandingkan dengan sidik jari di E-KTP jempol kanan, terdapat 12 titik identik.
Tempat lahir Mempawah, tanggal lahir 01-08-1973, jenis kelamin perempuan, Agama Islam, alamat Dusun Sikadamai RT 5/2, Kecamatan Mempawah Hilir, provinsi Kalimantan Barat.
Dengan bertambahnya dua jenazah baru yang berhasil diidentifikasi, total sudah ada enam jenazah korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 yang terungkap. Sebelumnya teridentifikasi Asy Habul Yamin, Co-Pilot Fadly Satrianto, Khasanah, dan Okky Bisma.Sedangkan yang baru Indah Halimah Putri dan Agus Minarni.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Detik-Detik Pesawat Polri Ditembak KKB saat Mendarat di Intan Jaya, Berujung Baku Tembak
Baca SelengkapnyaDitetapkan sebagai Tersangka Pengeroyokan Teman hingga Tewas, 17 Santi di Blitar Tidak Ditahan
Baca SelengkapnyaWarga Cisuru, Cilegon, Banten kerap mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Calon penumpang yang telah memiliki tiket, bisa melakukan pembatalan tiket di loket stasiun. Nantinya akan dikembalikan 100 persen di luar bea pesan.
Baca SelengkapnyaSaat penutup kepala terbuka, jemaah seketika istighfar.
Baca SelengkapnyaSama-sama perwira TNI AU, sang suami diketahui berpangkat kapten. Sementara sang istri mengabdi di satuan dengan pangkat Letnan Satu atau Lettu.
Baca SelengkapnyaSelain Danau Toba, Sumatera Utara punya daya tarik wisata lainnya yang tak kalah eksotis dan indah tepatnya berada di Kota Siantar.
Baca SelengkapnyaSaat peristiwa tersebut, tidak ada satu orang pun yang membantu korban dari amukan pelaku.
Baca SelengkapnyaAlasan penumpang pesawat dilarang tidur saat pesawat lepas landas dan mendarat yaitu barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.
Baca Selengkapnya