Peringati 21 Tahun Reformasi, Mahasiswa Soroti Pemilu dan Kebebasan Berpendapat
Merdeka.com - Ratusan mahasiswa berunjuk rasa memperingati 21 tahun reformasi Mei 1998 di depan Gedung DPRD Sumut, Selasa (21/5). Mereka menyoroti situasi terkini, termasuk Pemilu serentak dan kebebasan berpendapat.
Mahasiswa yang berunjuk rasa mengatasnamakan Satuan Aksi Mahasiswa Sumatera Utara (SAMSU). Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi di Sumut. Pengunjuk rasa menutup Jalan Imam Bonjol, tepat di depan Kantor DPRD Sumut. Lalu lintas terpaksa dialihkan.
Dalam aksinya, massa menyinggung amburadulnya Pemilu 2019 serta kematian ratusan petugas KPPS. Mereka meminta agar pemerintah mengevaluasi kondisi ini.
"Sejak 1998 tidak ada Pemilu yang separah ini. Pemilu serentak ini harus dievaluasi. Ini merupakan cacat demokrasi. Cacat dari sistem Pemilu yang ada," kata Muhammad Rasyid Waruwu, Wakil Presiden Mahasiswa USU.
Selain itu, pengunjuk rasa menilai reformasi telah gagal. Menurut mereka, mulai ada pembungkaman terhadap hak berpendapat.
"Kebebasan berbicara, berpendapat dan mengkritik itu harus dibuka kembali. Sekarang kita melihat saat ini pemerintah seolah menakut-nakuti masyarakat," ujar Mangaraja, Ketua PW KAMMI Sumut.
Dalam unjuk rasa itu, massa juga membakar tiruan keranda dan ban bekas. Aksi sempat memanas. Massa sempat merangsek ke depan gerbang DPRD. Mereka menggoyang-goyang pagar dan menuntut agar dapat melaksanakan salat ashar di dalam kompleks gedung DPRD Sumut.
Permintaan massa ditolak polisi yang berjaga di halaman Gedung DPRD Sumut. Mereka mengarahkan agar mahasiswa salat di Pengadilan Negeri Medan yang lokasinya tak jauh dari lokasi unjuk rasa. Mahasiswa bersikeras salat di kompleks DPRD Sumut. Mereka terus menggoyang pagar.
Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto langsung bernegosiasi dengan mahasiswa. Dia meminta aksi unjuk rasa dilaksanakan dengan damai. Massa akhirnya meminta agar pagar DPRD disegel. Permintaan itu dituruti. Mahasiswa menyegel gerbang DPRD dengan memasang rantai dan menggemboknya. Kunci gembok pun langsung dibuang massa sebelum mereka membubarkan diri.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sambut Isra Miraj, Wakil Ketua DPRD Turidi Susanto Ingatkan Silaturahmi Jangan Terputus Gara-Gara Pilpres
Warga juga diingatkan untuk selalu berbuat baik dalam bentuk apapun
Baca SelengkapnyaModus Pura-Pura Disuruh Menjemput dari Sekolah, Pria Berjaket Ojol Diduga Cabuli Siswa SD
Seorang bocah perempuan yang masih duduk di bangku SD diduga dicabuli pemuda di sebuah rumah kosong di Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang.
Baca Selengkapnya22 Desember 1948: Sjafruddin Prawiranegara Mendirikan Pemerintahan Darurat RI di Sumatra Barat
Berawal dari Agresi Militer Belanda Kedua pada 19 Desember 1948, PDRI pun didirikan di Sumbar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sosok Ramadhita Putra Purnomo, Pemuda Nganjuk yang Bisa Bikin Minyak Jelantah Kembali Bening Pakai Kulit Bawang Merah
Mahasiswa ITS ini punya kepedulian tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan
Baca SelengkapnyaSivitas Akademika Unipdu Jombang Serukan Pemilu Damai dan Tolak Politik Praktis
Mahasiswa juga menyuarakan agar ASN, TNI dan Polri tetap netral dan bekerja sesuai dengan porsinya.
Baca SelengkapnyaDulunya Tak Lulus Akpol, Pria Ini Berjuang 18 Tahun hingga Akhirnya Bisa Sekolah Perwira
Kesetiaan sang istri mendampingi pria ini tak luput dari sorotan warganet.
Baca SelengkapnyaMengenal Sosok Roestam Effendi, Sastrawan Sumatera yang Memperjuangkan Kemerdekaan Lewat Politik
Pria asal Minangkabau ini merupakan sastrawan yang beralih menjadi politikus dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaJarak ke TPS Jauh, Ratusan Warga di Daerah Sumut Ini Harus Nyoblos di Rohil di Riau
Langkah itu diambil agar warga tetap bisa menggunakan hak pilihnya.
Baca SelengkapnyaPerolehan Kursi DPRD PSI di Semarang Naik, Berpotensi Dapat 5
Ketua DPD PSI Semarang, Melly Pangestu mengatakan, terjadi peningkatan perolehan kursi di DPRD.
Baca Selengkapnya