Penyandang Disabilitas di Boyolali Diberi Pelatihan Menjahit
Merdeka.com - Sejumlah penyandang disabilitas di Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mendapat pelatihan menjahit. Sanggar pelatihan jahit bagi kelompok difabel tersebut merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina.
"Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang beroperasi di Kabupaten Boyolali, salah satunya fuel Terminal Boyolali, kami turut menjalankan program CSR untuk menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat di sekitar, khususnya kepada kelompok rentan yaitu penyandang disabilitas," kata Executive General Manager Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah, Dwi Puja Ariestya, Rabu (10/8).
Berawal dari satu kelompok usaha batik Sriekandi Patra, lanjut dia, saat ini kelompok dan kegiatan usaha difabel telah berkembang dan mereplikasi ke dua kelompok baru. Di antaranya kegiatan produksi jahit oleh kelompok Kresna Patra dan kegiatan jasa antar tabung Bright Gas oleh Komunitas Difabel Ampel.
"Semula program kami hanya diikuti oleh 15 orang penyandang disabilitas, kini jumlahnya bertambah menjadi 130 orang yang tergabung ke dalam tiga kelompok usaha tersebut. Di luar kelompok tersebut, sedikitnya 350 penyandang disabilitas di Boyolali juga telah kami latih dan memiliki keterampilan menjahit, membatik, maupun antar tabung Bright Gas," tambahnya.
Ari menjelaskan, sebelumnya Pertamina juga telah mendirikan sanggar batik Sriekandi Patra yang berlokasi di Kecamatan Teras pada tahun 2019. Sanggar tersebut digunakan sebagai tempat pelatihan membatik bagi kelompok difabel.
"Kami berharap dengan adanya sanggar pelatihan jahit maupun pelatihan batik ini dapat membantu peningkatan kapasitas kelompok difabel sebagai upaya peningkatan taraf ekonomi melalui kegiatan usaha yang dijalankan," katanya.
Joko Wardono (31) salah satu peserta pelatihan mengaku senang bisa mengikuti pelatihan tersebut. Ia berharap bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari sebelumya.
"Sebelumnya saya kerja di bangunan. Gajinya, pekerjaannya sama dengan buruh yang normal fisiknya," katanya.
Joko mengaku mengikuti kursus menjahit dari dasar hingga lulus selama 18 hari. Kamis besok ia sudah selesai mengikuti kursus dan siap bekerja di perusahaan konveksi.
"Saya sudah bisa bikin baju seperti yang dipakai teman-teman itu. Besok saya sudah boleh kerja di pabrik konveksi," tutupnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pekerjakan Disabilitas, 15 Perusahaan Dapat Penghargaan dari Mensos Risma
Penghargaan ini diberikan atas peran perusahaan dalam memberikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.
Baca SelengkapnyaProgram 1.000 Manusia Bercerita, Pertamina Berbagi Aksi Nyata Jaga Kesehatan Mental Pekerja
Pertamina memiliki berbagai program untuk menjaga kesehatan mental.
Baca SelengkapnyaPulang Sosialisasi Pemilu, Kapolresta Pekanbaru Cegat Disabilitas
Hati Jeki luluh dan langsung memangggil anak buahnya untuk mengambilkan bingkisan dari mobilnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kapolsek Tenayan Raya Antar Disabilitas ke TPS untuk Nyoblos
Kapolsek Tenayan Raya mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk membantu semua warga masyarakat termasuk penyandang disabilitas.
Baca SelengkapnyaHadir di Atas Panggung Kampanye, Ketua Kelompok Disabilitas Ungkap Kesan Mendalam: Pak Ganjar Sangat Perhatikan Kami
Hadir di Atas Panggung Kampanye, Ketua Kelompok Disabilitas Ungkap Kesan Mendalam: Pak Ganjar Sangat Perhatikan Kami
Baca SelengkapnyaCerita Penyandang Disabilitas Jadi Ketua KPPS Pemilu 2024
Catur Pramono berkesempatan menjadi ketua KPPS dalam pelaksanaan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMudik Asyik, Pertamina Lepas 4.000 Pemudik ke 17 Kota
Program ini merupakan salah satu apresiasi Pertamina kepada masyarakat
Baca SelengkapnyaKapolresta Pekanbaru Bawa Ahli Bahasa saat Sosialisasi Pemilu ke Disabilitas
Jeki menyampaikan pesan-pesan Pemilu damai 2024 ke Zulkarnain dan istrinya Rosita.
Baca SelengkapnyaKabar Baik, Penyandang Disabilitas Kini Bisa Ikut Seleksi Bintara-SIPSS
Rekrutmen disabilitas bintara Polri untuk yang menamatkan pendidikan di tingkat SMU dan SMK.
Baca Selengkapnya