Pencarian Korban Erupsi Semeru Dihentikan, Penanganan Fokus ke Fase Pemulihan
Merdeka.com - Pelaksana Tugas Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan penanganan bencana awan panas dan guguran Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kini berfokus kepada fase awal pemulihan. Abdul mengatakan, hal tersebut karena fase pencarian korban resmi dihentikan serta jumlah pengungsi yang semakin bertambah akibat aktivitas Gunung Semeru.
"Jadi proses ini mulai bergeser dari fokus pencarian korban ke fase awal pemulihan," ujar Abdul dalam konferensi pers secara daring diikuti dari Jakarta, Jumat (17/12).
Abdul mengatakan, sejak hari kesepuluh pencarian korban dan penetapan Status Tanggap Darurat Kabupaten Lumajang mulai 4-17 Desember 2021, maka tidak ditemukan lagi jasad korban. Dengan demikian mulai 13 Desember 2021 ditetapkan tidak ada lagi kegiatan pencarian jasad korban hilang. Namun, hingga 16 Desember 2021 jumlah pengungsi bertambah yang sudah mencapai 10.571 jiwa.
"Ini yang menjadi fokus perhatian saat ini dan ke depan bahwa kita harapkan masyarakat terdampak tidak terlalu lama di tempat pengungsian," ujar Abdul.
Abdul mengatakan, upaya pencarian jasad korban hilang untuk saat ini akan berjalan seiring dengan proses transisi menuju awal tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, seperti pemulihan alur sungai.
Kemudian seiring peningkatan status dari level waspada menjadi level siaga terhitung pada 16 Desember 2021 diimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak. Selanjutnya tidak berada pada radius 5 km dari puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Operasi Pencarian Korban Dihentikan
Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) bencana awan panas guguran Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, ditutup pada Kamis (16/12) pukul 18.00 WIB.
"Setelah melaksanakan evaluasi bersama seluruh potensi SAR yang terlibat dalam pencarian serta pihak keluarga korban yang belum ditemukan, akhirnya kami sepakat untuk menghentikan atau menutup operasi SAR yang sudah berlangsung selama 13 hari," kata Kepala Kantor SAR Surabaya selaku koordinator misi pencarian dan penyelamatan (SMC), Hari Adi Purnomo di Kabupaten Lumajang, Jumat (17/12).
Sesuai standar operasional prosedur (SOP), lanjut dia, operasi SAR yang standarnya berlangsung selama tujuh hari dan telah diperpanjang dua kali, masing-masing tiga hari. Sehingga total operasi SAR telah berlangsung selama 13 hari dalam melakukan pencarian korban awan panas guguran Gunung Semeru.
"Aspek efektivitas juga menjadi pertimbangan kami karena korban hidup dalam kondisi seperti itu sangat kecil kemungkinannya dan selanjutnya akan dilaksanakan pemantauan oleh tim SAR," ujarnya.
Hari mengungkapkan, pihaknya akan membuka operasi SAR lagi jika ada informasi valid ada korban atau tanda-tanda ditemukan korban bencana Gunung Semeru atau jika letusan terjadi lagi dan kembali menelan korban jiwa, maka operasi SAR otomatis akan digelar kembali.
Tim SAR Temukan 48 Jenazah
Perkembangan operasi SAR hari terakhir pada Kamis (16/12), tim SAR menemukan dua bagian tubuh, masing-masing pada pukul 08.15 dan 08.30 WIB di sektor pencarian Dusun Curah Kobokan, kemudian kedua bagian tubuh manusia tersebut telah dievakuasi ke RSUD Haryoto untuk keperluan identifikasi.
"Tidak hanya itu, operasi SAR hari terakhir juga sempat dihentikan sekitar pukul 10.00 WIB karena terjadi letusan yang membahayakan tim SAR gabungan dari 126 potensi SAR dengan jumlah kurang lebih 350 personel," ungkapnya seperti dilansir dari Antara.
Sementara Kasi Operasi Kantor SAR Surabaya I Wayan Suyatna mengatakan seluruh SAR dari Surabaya sudah ditarik ke markas komando, namun masih ada beberapa potensi SAR yang berada di Kabupaten Lumajang.
"Untuk para relawan SAR yang masih ada di lokasi bencana awan panas guguran Gunung Semeru diserahkan sepenuhnya kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang," katanya.
Dia menjelaskan dalam operasi SAR yang telah dilakukan Selama 13 hari telah ditemukan 48 jenazah di lokasi kejadian secara utuh dan tujuh bagian tubuh yang dikirim ke RSUD dr Haryoto Lumajang untuk dilakukan identifikasi oleh Tim DVI Polri.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jasad korban ditemukan terbungkus selimut oleh seorang pesepeda pada Minggu (25/2) lalu.
Baca SelengkapnyaPencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.
Baca SelengkapnyaData Terbaru Arus Mudik Lebaran 2024: Dalam Lima Hari 322 Kecelakaan, 63 Orang Meninggal
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaEA diduga memakai modus iming-iming memberikan ponsel kepada korban untuk dimainkan apabila menuruti perintahnya.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini baru terjadi Jumat (3/5/2024) sekitar pukul 07.30 WIB di Dusun Sindangjaya, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis.
Baca SelengkapnyaNamun kata Gidion, pada saat dilakukan penyelamatan sementara, pelaku tidak melakukannya dengan benar.
Baca SelengkapnyaAksi terorisme memberi dampak buruk, maka setiap 21 Agustus ditetapkan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme
Baca SelengkapnyaBesaran dana santunan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No.15 Tahun 2017.
Baca Selengkapnya