Pemprov Bali akui malu pernikahan sejenis bisa digelar berulang kali
Merdeka.com - Upaya penegakan hukum menindak lelaku pernikahan sejenis di sebuah hotel di Ubud, Gianyar, Bali, rupanya belum membikin jera pasangan, penyelenggara, maupun penyedia tempat. Meski satu orang sudah ditetapkan tersangka, acara serupa masih saja digelar di Pulau Dewata.
"Jelas ini sangat memalukan. Seakan Bali menghalalkan dalam menyediakan tempat bagi kaum sejenis dalam melangsungkan pernikahan. Secara tegas kami nyatakan, Bali menolak pernikahan sejenis," kata Plt. Karo Humas Pemprov Bali, I Ketut Teneng, di Denpasar, Bali, Kamis (31/12).
Acara itu sangat disayangkan oleh pemerintah Provinsi Bali, hingga kembali terulang. Terlebih jika ditelisik dari waktu diunggahnya foto pernikahan sejenis baru-baru ini di Facebook, itu terjadi pada 20 Desember 2015.
Teneng mengatakan, perkawinan sejenis tidak dikenal dalam adat istiadat dan agama mana pun, khususnya Hindu Bali. "Perkawinan sejenis itu tidak sesuai. Mari sama-sama diingatkan," ujar Teneng di Kantor Gubernur Bali.
Menurut Teneng, apapun dalihnya, perkawinan sejenis tak dapat dibenarkan. "Jangan karena pariwisata, tatanan budaya Bali rusak," ucap Teneng.
Teneng melanjutkan, Pemprov Bali memberikan perhatian khusus atas pernikahan sejenis. Apalagi, Pulau Bali dianggap tujuan favorit menggelar pernikahan sejenis.
"Kami akan telusuri dan beri perhatian khusus," tutup Teneng.
Secara terpisah, tokoh muda spiritual Pererepan Sari Bali, Jero Jayalantaka, mengaku sangat kecewa terhadap semua pelaku terlibat dalam pelaksanaan pernikahan sejenis itu. Dia meminta organisasi Parisada Hindu Dharma Indonesia bergerak dan memberikan pemahaman kepada para pemangku, supaya hal ini tidak terulang.
"Jika tahu itu terlarang, kenapa tetap melaksanakan? Apapun namanya, jangan alasan terjebak dalam acara tersebut untuk kemudian tetap membiarkan itu terjadi. Ini penting, terlebih bagi pemimpin agama semestinya tahu itu," kata Jayalantaka.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, perumpamaan ini seolah pas dengan kemalangan yang dihadapi pasangan pengantin di Demak.
Baca SelengkapnyaPungutan ini akan digunakan untuk pelestarian budaya dan atasi masalah sampah.
Baca SelengkapnyaTradisi pernikahan unik di daerah Pariaman ini memiliki budaya yang berbeda dari wilayah lainnya terutama di Sumatra Barat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pria ini tampak mengalami perubahan drastis setelah ia menikah dengan pujaan hatinya.
Baca SelengkapnyaAlasan Pemprov Bali memberlakukan pungutan bagi wisman senilai Rp150.000, lantaran Pemprovnya merasa tidak mendapatkan pemasukan.
Baca SelengkapnyaMomen resepsi sang putra dengan pujaan hati berparas cantik tersebut nampak begitu meriah nan mewah.
Baca SelengkapnyaLama menjalani hubungan, membuat pria ini mendapat reaksi tak terduga dari keluarga mantan saat menghadiri pernikahan sang cewek tercintanya dengan pria lain.
Baca SelengkapnyaTak sekedar dipakai di kepala, siger sebagai hiasan pengantin perempuan punya banyak makna.
Baca SelengkapnyaSalah satu hal yang biasanya paling menonjol tampak setelah pernikahan adalah perut yang kian membuncit.
Baca Selengkapnya