Merdeka.com - ES (16), pelajar SMKN 2 Kota Tasikmalaya meninggal dunia pada Minggu (22/12), saat mengikuti kegiatan alam bebas yang digelar sekolahnya. Diduga, dia kelelahan saat mengikuti kegiatan kelompok pecinta alam Lampah Kacakna SMKN 2 Kota Tasikmalaya.
Kapolsek Pagerageung, Iptu Nandang R menceritakan, pada Sabtu (21/12) sekitar pukul 12.00, 41 orang rombongan peserta didik baru Pencinta Alam Lampah Kacakna melakukan long march dari pertigaan Nangewer, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya menuju kaki gunung Cakra Buana.
"Tiba di kaki gunung sekitar pukul 18.00, atau setelah jalanan kaki sekitar 6 jam," ujarnya, Senin (23/12).
Saat sampai di kaki Gunung Cakra Buana, seorang peserta kegiatan berinisial ES diduga kelelahan lalu jatuh sakit. Dia langsung dibawa ke rumah warga untuk mendapatkan perawatan. ES sempat diinapkan di rumah warga karena sakit. Namun kondisinya tidak kunjung membaik.
Minggu (22/12) pagi, kondisi ES semakin memburuk dan bahkan sempat tidak sadarkan diri. Pihak panitia penyelenggara pun langsung memanggil ambulans untuk membawa ES ke Puskesmas Pagerageung.
Setibanya di puskesmas, korban dirujuk ke Puskesmas Lambau Ciawi. Ketika tiba di Puskesmas Lambau Ciawi korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.
"Diduga korban meninggal dunia akibat dari kelelahan pada saat long march menuju kaki Gunung Cakra Buana," jelasnya.
ES saat itu juga langsung dibawa ke rumah duka di Kampung Sindang Hurip, Desa Jatihurip, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya. Senin (23/12), jenazah ES dikebumikan di pemakaman umum di dekat rumahnya.
Kepala SMKN 2 Tasikmalaya, Wawan mengaku tidak menyangka ada siswanya yang meninggal saat mengikuti kegiatan pecinta alam. Dia menyebut bahwa kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar operasional prosedur dan ditegaskan tidak ada aktivitas perpeloncoan di dalamnya.
"Saya pastikan tak ada perpeloncoan. Kita juga serahkan itu ke pihak berwajib, dan memang ketika saya cek tidak ada tanda-tanda kekerasan," ungkapnya.
Wawan menyebut bahwa kegiatan pecinta alam Lampah Kacakna digelar atas izin sekolah, dan bukan pertama kali dilakukan namun kegiatan rutin tahunan saat libur sekolah. Dia menjelaskan, tujuan kegiatan ini untuk membentuk sikap siswa agar menjadi jujur, bertanggung jawab, disiplin, kerja keras, kerja sama, toleransi, dan cinta alam.
"Diharapkan, setelah siswa mengikuti pendidikan mereka dapat menerapkan semua nilai-nilai itu. Kami izinkan untuk berkegiatan di luar sekolah asal atas sepengetahuan kami dan SOP jelas," jelasnya.
Advertisement
Wawan menjelaskan, setiap siswa yang hendak mengikuti kegiatan pecinta alam diwajibkan melampirkan surat keterangan sehat dari rumah sakit atau puskesmas. Apalagi peserta akan berjalan kaki sehingga dibutuhkan fisik yang cukup kuat.
"Tapi saat kejadian, belum sampai ke lokasi, di rumah penduduk dia kelelahan, jadi oleh tim diistirahatkan di rumah penduduk, dan seperti ini kejadiannya (meninggal). Itu di luar prediksi kami," ungkapnya.
Dengan adanya kejadian ini, dia berjanji akan lebih mengawasi kegiatan siswa yang digelar di luar sekolah. "Dan kami tentunya berharap kejadian serupa tak terjadi lagi di kemudian hari," ucapnya.
Kanang Gunawan (55), paman ES menyebut bahwa keluarga ES menerima dengan ikhlas kepergian saudaranya. Pihak keluarga, menurutnya menganggap kejadian tersebut sebagai musibah yang tidak diinginkan oleh seorang pun.
"Keluarga seluruh sepakat ini sudah takdir. Sampai kapan pun memerjuangkan secara hukum tidak membuat almarhum hidup lagi. Kami selesaikan secara kekeluargaan. Dan kami yakin panitia juga tidak ada niatan membuat almarhum meninggal," katanya. [noe]
Baca juga:
Mayat Perempuan Bugil Diduga Korban Pembunuhan Ditemukan di Kebun Jagung Ngawi
Tim SAR Evakuasi Anggota Mapala Unsika dari Gua Lele Karawang, 3 Orang Meninggal
Jasad Pria Amerika Dalam Freezer Tersimpan Selama 10 Tahun di Rumah Istrinya
Guru SD Ditemukan Tewas Membusuk dalam Rumah Kontrakan di Medan
Mayat Pemuda Ditemukan di Kebun Tebu Deli Serdang, Ada Luka Tusuk Pada Tubuh
Pemkot Samarinda Vakumkan PAUD Hilangnya Balita Yusuf
Advertisement
Bayi Laki-Laki Ditemukan Bersama Sepucuk Surat dan Kalung Emas di Bekasi
Sekitar 5 Menit yang laluMahfud MD Minta Polisi Selidiki Sumber Denny soal Putusan MK Proporsional Tertutup
Sekitar 18 Menit yang laluTiga Pekerja di Kudus Tewas Tertimbun Longsor Saat Perbaiki Talud Setinggi 12 Meter
Sekitar 25 Menit yang laluKunjungi Banten, Ganjar Pranowo Sowan ke Abuya Muhtadi
Sekitar 41 Menit yang laluSBY soal PK Moeldoko: Jika Keadilan Tak Datang, Kita Berhak Perjuangkan
Sekitar 50 Menit yang laluAyah Siswa Tewas Jatuh dari Lantai Delapan Temukan Kejanggalan Pesan WA Anaknya
Sekitar 1 Jam yang laluSBY soal Proporsional Tertutup di Pemilu 2024: Bisa Menimbulkan 'Chaos' Politik
Sekitar 1 Jam yang laluDenny Indrayana Mengaku Dapat Info MK Bakal Putuskan Pemilu Proporsional Tertutup
Sekitar 1 Jam yang laluSurvei SMRC: Elektabilitas Ganjar Naik jadi 35,9 Persen, Anies Merosot ke 20,1 Persen
Sekitar 1 Jam yang laluHDCI Pastikan Penabrak Santri di Ciamis Bukan Motor Harley
Sekitar 1 Jam yang laluPuan soal Cawapres Ganjar: Sabar, Kami Sedang Melihat Mana yang Terbaik
Sekitar 2 Jam yang laluPAN Ungkap Awal Mula Wacana Airlangga-Zulhas di Pilpres 2024
Sekitar 2 Jam yang laluKSP Sebut Pembebasan Korban Perdagangan Orang Bentuk Penanganan dari Hulu ke Hilir
Sekitar 2 Jam yang laluGubernur Bali Minta Masyarakat Tak Fasilitasi Wisman Langgar Aturan
Sekitar 2 Jam yang laluTak Cuma Komandan Pasukan HUT RI Istana, Polisi Penjual Pecel Ayam juga Pasukan PBB
Sekitar 2 Hari yang laluTuruti Keinginan Anak, Bapak Ini Nekat Cegat Mobil Patroli Polisi di Pingir Jalan
Sekitar 2 Hari yang laluIni Jenderal Polisi Pendiri Brimob, Pernah Protes Pengangkatan Kapolri dan Diasingkan
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Perintah Mahfud! Kapolda Gerak Penahanan Wanita Korban KDRT Ditangguhkan
Sekitar 2 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 6 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 6 Hari yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 40 Menit yang laluVaksin Influenza pada Ibu Hamil Bisa Berikan Kekebalan Tubuh pada Janin
Sekitar 3 Hari yang laluLiga 1: Rekomendasi dari Luis Milla, Persib Resmi Merekrut Pemain Asal Spanyol
Sekitar 2 Jam yang laluErick Thohir Tidak Jadi Bentuk Operator Kompetisi Liga 2, Tetap Dikelola PT LIB
Sekitar 3 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami